Kurikulum SMK Disesuaikan dengan Tuntutan MEA

Kamis, 29 Oktober 2015 - 03:00 WIB
Kurikulum SMK Disesuaikan...
Kurikulum SMK Disesuaikan dengan Tuntutan MEA
A A A
BATAM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyesuaikan kurikulum dijenjang SMK dengan tuntutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), salah satunya bahasa asing.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin Amin mengatakan, di SMK kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing tidak lagi menjadi alat kualifikasi akademik tetapi untuk penyesuaian kemampuan di abad 21.

Kemampuan itu diintegrasikan kementerian dengan kritis berpikir, kreatif dan kolaboratif.

"Di revisi kurikulum 2013 kami sudah menambah kemampuan bahasa asing pada kurikulum SMK. Ini untuk menunjukkan siswa SMK lebih bisa bertahan dari SMA," katanya di sela-sela lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa asing di Batam.

Dijelaskan, di revisi kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris tidak lagi hanya dua jam. Namun dua jam di kelas satu, tiga jam di kelas dua dan empat jam dikelas tiga.

"Metode pelajarannya, harus aktif dan menyenangkan sehingga kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing menjadi budaya. Sekolah juga harus mengagendakan satu hari khusus berbahasa Inggris," sebutnya.

Dia menerangkan, untuk lomba debatnya sendiri sengaja diselenggarakan di Batam sebab kota ini adalah pintu gerbang industri besar.

"Batam adalah pusat pertumbuhan ekonomi skala besar sehingga kemampuan berkomunikasi bahasa asing bagi siswa SMK harus ditingkatkan," terangnya.

Lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa asing ini diikuti 500 siswa SMK dari 34 provinsi. Selain debat dengan bahasa Inggris dipertandingkan juga debat berbahasa Jerman, Korea, Jepang, Perancis dan Mandarin.

Lomba ini telah menjadi agenda tetap untuk mengukur kemampuan berkomunikasi dalam membentuk insan cerdas dan berdedikasi tinggi.

Kadis Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Yatim Mustafa menambahkan, minat masyarakat untuk masuk SMK memang meningkat ditandai dengan bertambahnya unit sekolah dari 30 menjadi 90 unit sekolah dalam rentang waktu 10 tahun.

"Sekarang di satu kabupaten ada SMK. Ini tidak terlepas dari mudahnya lulusan SMK mendapat pekerjaan atau berwirausaha mandiri," pungkasnya.
(nag)
Berita Terkait
Implementasi Kurikulum...
Implementasi Kurikulum Merdeka Dinilai akan Tingkatkan Skor PISA Indonesia
Dukung Kurikulum Merdeka,...
Dukung Kurikulum Merdeka, Sekolah dan Sektor Swasta Jalin Kolaborasi
Kemendikbudristek Tegaskan...
Kemendikbudristek Tegaskan Implementasi Kurikulum Merdeka tetap Berjalan Sesuai Rencana
Luruskan Miskonsepsi...
Luruskan Miskonsepsi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Jelaskan Lima Poin Penting
Tata Cara Pendaftaran...
Tata Cara Pendaftaran Kurikulum Merdeka, Dibuka hingga 28 April 2024
Guru, Ini 4 Cara Mudah...
Guru, Ini 4 Cara Mudah Pelajari Kurikulum Merdeka di Platform Merdeka Mengajar
Berita Terkini
Dosen MNC University...
Dosen MNC University Dorong BUMDES Perkuat Kolaborasi untuk Promosi Digital
1 jam yang lalu
Tingkatkan Jumlah Mahasiswa...
Tingkatkan Jumlah Mahasiswa Penerima, Mendikti Dorong Pemda Inisiasi KIP Kuliah Daerah
4 jam yang lalu
Mendikti Saintek akan...
Mendikti Saintek akan Luncurkan Program Ini di Hardiknas 2025, Kampus Siap-siap!
4 jam yang lalu
MNC Sekuritas dan MNC...
MNC Sekuritas dan MNC University Resmikan Kerja Sama Edukasi, Sinergi Kembangkan Pasar Modal
7 jam yang lalu
Nekad atau Nekat, Mana...
Nekad atau Nekat, Mana Penulisan yang Benar?
9 jam yang lalu
LPDP Buka Beasiswa S2...
LPDP Buka Beasiswa S2 Double Degree ke Jepang, Cocok untuk yang Suka IT
9 jam yang lalu
Infografis
10 Kota dengan Konsumsi...
10 Kota dengan Konsumsi Gorengan Tertinggi di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved