ITS Bangun Galangan Kapal Kayu, Industri Maritim Bisa Maju

Selasa, 17 April 2018 - 02:38 WIB
ITS Bangun Galangan Kapal Kayu, Industri Maritim Bisa Maju
ITS Bangun Galangan Kapal Kayu, Industri Maritim Bisa Maju
A A A
SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap mendirikan galangan kapal kayu sebagai pusat studi pendidikan. Pendirian galangan kapal kayu terwujud setelah ITS melakukan kerja sama dengan salah satu pusat studi budaya maritim Spanyol, Albaola Itsas Kultur Faktoria.

Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Prof Daniel M Rosyid menuturkan, pihaknya menargetkan galangan ini akan selesai dibangun pada tahun 2020, sehingga optimalisasi di sektor kelautan bisa diwujudkan.

"Sebagai negara maritim yang memiliki luas lautan lebih besar dari daratannya, Indonesia sangat perlu untuk mendirikan pusat produksi kapalnya sendiri," ujar Daniel, Senin (16/4/2018).

Ia melanjutkan, ITS sempat berkunjung ke Albaola Itsas Kultur Faktoria di Spanyol pada 2011. Bahkan, pada November 2017 sudah dilakukan penandatanganan kerja sama di antara keduanya. Kini, ITS berencana melanjutkan kerja sama yang pernah dijalin tersebut dengan mengirim lima mahasiswanya untuk magang di tempat pembuatan kapal kayu ini.

Daniel menjelaskan, Albaola merupakan tempat yang tepat untuk belajar mengenai budaya maritim. UNESCO juga telah memberikan kepercayaan kepada Albaola untuk membangun replika penuh dari San Juan, sebuah kapal kayu pemburu ikan paus yang dibangun di daerah Basques pada 1560-an. Kapal tersebut pernah digunakan untuk berlayar melintasi Atlantik hingga Newfoundland, Kanada, sampai akhirnya tenggelam di perairan Red Bay, Labrador.

Dari kepercayaan UNESCO ini, katanya, Albaola kemudian dinobatkan sebagai pusat pengembangan budaya maritim kelas dunia yang mendidik pemudanya dengan berbagai keterampilan kemaritiman, seperti boat building, rowing, dan sailing.

"Dengan mengirim mahasiswa ITS ke sana, kami berharap bisa mengetahui model bisnis seperti apa yang mereka kembangkan untuk kemudian diterapkan di Indonesia," ujarnya.

Guru Besar Teknik Kelautan ini mengatakan, dengan adanya galangan kapal milik ITS, industri pembuatan kapal kayu di Indonesia tentu diharapkan membaik. "Perahu kayu nelayan yang selama ini hanya dikerjakan oleh pengrajin, nantinya akan mendapat sentuhan engineer."

Ia juga mengatakan, adanya perahu kayu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa sektor pariwisata pantai di Indonesia. "Di Raja Ampat contohnya, adanya kapal kayu dapat menjadi ciri khas tersendiri," lanjutnya.

Nantinya, menurut Daniel, kapal kayu ini akan diinovasikan sedemikian rupa agar bisa menarik minat turis. "Diberi layar misalnya," ucap Daniel.

Dengan beberapa keuntungan tersebut, tentu galangan kapal kayu akan menjadi ladang perekonomian baru bagi masyarakat nantinya.

Daniel juga berharap, galangan kapal ITS tersebut nantinya dapat juga menjadi museum, atau tempat berkunjung sekaligus belajar mengenai proses pembuatan kapal kayu, khususnya bagi warga Surabaya.

Ia mengungkapkan, tahun 2020 yang ia pasang, bukanlah tanpa perhitungan. "Research sudah dilaksanakan, tinggal menunggu dana terkumpul dari beberapa sponsor."

Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, ITS berkomitmen terus berinovasi dalam banyak hal. Salah satunya ke sektor maritim yang menjadi kekayaan alam di Indonesia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8179 seconds (0.1#10.140)