RI Masuk 10 Besar Terbaik Dunia
A
A
A
JAKARTA - Tim Olimpiade Matematika Indonesia tingkat SMA berhasil mempersembahkan enam medali pada Olimpiade Matematika Internasional di Rumania. Raihan prestasi ini berhasil membawa Indonesia ke peringkat 10 besar terbaik dunia dari 106 negara yang mengikuti International Mathematics Olympiad (IMO) ke-56 ini.
Hasil ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17) di ajang kompetisi Matematika pelajar tingkat dunia yang diselenggarakan pada 4-14 Juli lalu.
Menurut data dari situs resmi IMO, sepanjang 30 tahun keikutsertaan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 2 medali emas, 22 perak, 44 perunggu, dan 30 Honorable Mention.
Posisi 10 besar dunia yang diraih duta-duta pelajar kebanggaan Indonesia ini merupakan capaian prestasi terbaik yang pernah diraih Indonesia di ajang IMO. "Ini adalah emas kedua, setelah sebelumny pada tahun 2013 saat IMO ke-54 di Kolombia, Indonesia mendapatkan emas pertama dan masuk di peringkat 19 dunia," Kepala Sub Direktorat Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Suharlan.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya dari SMAK Petra 1 Surabaya dengan total skor 31. Tidak hanya emas, Indonesia juga panen perak yang dipersembahkan oleh Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Alfian, Kinantan, dan Farras masing-masing meraih skor 29, Valentino 28, dan Otto raih total skor 25.
“Ini adalah prestasi tertinggi yang pernah kita raih. Terimakasih kepada tim yang telah berjuang untuk mengharumkan bangsa Indonesia di ajang matematika tingkat dunia. Olimpiade ini merupakan salah satu event yang sangat prestisius dan bergengsi,” kata Suharlan.
Peraih medali emas Gian Cordana Sanjaya mengaku lawan yang dihadapi cukup tangguh. Namun, sejak keberangkatan dia yakin bakal meraih emas, setelah tahun lalu dalam IMO yang digelar di Brazil berhasil menyumbangkan medali perak.
Tiga kali Gian mewakili Indonesia di IMO dan selalu meraih medali. Pada 2016 Gian memperoleh perunggu, 2017 meraih perak dan tahun ini Gian berhasil membawa pulang medali emas. “Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris, termasuk yang kuat," ujar Gian.
Koordinator tim IMO Indonesia Aleams Barra mengungkapkan, siswa diminta untuk mengerjakan enam soal. Tiga soal harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Karena itu untuk dapat menjawah soal, peserta dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas tinggi. Sebab soal yang diberikan adalah soal-soal orisinil yang belum pernah dikerjakan siswa sebelumnya.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud Purwadi Sutanto saat pembekalan mengatakan bahwa prestasi yang diraih tim IMO menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Enam siswa yang mewakili Indonesia ini mampu bersaing dengan para siswa dari banyak negara. (Neneng Zubaidah)
Hasil ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17) di ajang kompetisi Matematika pelajar tingkat dunia yang diselenggarakan pada 4-14 Juli lalu.
Menurut data dari situs resmi IMO, sepanjang 30 tahun keikutsertaan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 2 medali emas, 22 perak, 44 perunggu, dan 30 Honorable Mention.
Posisi 10 besar dunia yang diraih duta-duta pelajar kebanggaan Indonesia ini merupakan capaian prestasi terbaik yang pernah diraih Indonesia di ajang IMO. "Ini adalah emas kedua, setelah sebelumny pada tahun 2013 saat IMO ke-54 di Kolombia, Indonesia mendapatkan emas pertama dan masuk di peringkat 19 dunia," Kepala Sub Direktorat Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Suharlan.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya dari SMAK Petra 1 Surabaya dengan total skor 31. Tidak hanya emas, Indonesia juga panen perak yang dipersembahkan oleh Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Alfian, Kinantan, dan Farras masing-masing meraih skor 29, Valentino 28, dan Otto raih total skor 25.
“Ini adalah prestasi tertinggi yang pernah kita raih. Terimakasih kepada tim yang telah berjuang untuk mengharumkan bangsa Indonesia di ajang matematika tingkat dunia. Olimpiade ini merupakan salah satu event yang sangat prestisius dan bergengsi,” kata Suharlan.
Peraih medali emas Gian Cordana Sanjaya mengaku lawan yang dihadapi cukup tangguh. Namun, sejak keberangkatan dia yakin bakal meraih emas, setelah tahun lalu dalam IMO yang digelar di Brazil berhasil menyumbangkan medali perak.
Tiga kali Gian mewakili Indonesia di IMO dan selalu meraih medali. Pada 2016 Gian memperoleh perunggu, 2017 meraih perak dan tahun ini Gian berhasil membawa pulang medali emas. “Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris, termasuk yang kuat," ujar Gian.
Koordinator tim IMO Indonesia Aleams Barra mengungkapkan, siswa diminta untuk mengerjakan enam soal. Tiga soal harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Karena itu untuk dapat menjawah soal, peserta dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas tinggi. Sebab soal yang diberikan adalah soal-soal orisinil yang belum pernah dikerjakan siswa sebelumnya.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud Purwadi Sutanto saat pembekalan mengatakan bahwa prestasi yang diraih tim IMO menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Enam siswa yang mewakili Indonesia ini mampu bersaing dengan para siswa dari banyak negara. (Neneng Zubaidah)
(nfl)