Tahun Ini, 218.989 Sekolah Terapkan Pendidikan Karakter

Jum'at, 08 Maret 2019 - 06:23 WIB
Tahun Ini, 218.989 Sekolah Terapkan Pendidikan Karakter
Tahun Ini, 218.989 Sekolah Terapkan Pendidikan Karakter
A A A
TANGSEL - Tahun ini Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ditargetkan untuk diterapkan di 218.989 sekolah. Pada tahun ini, jumlahnya meningkat pesat dari awal program ini dimulai pada 2016 yang hanya dilaksanakan di 542 sekolah. Melonjak menjadi 64.213 sekolah di 2017, sementara pada 2018 jumlahnya 188.646 sekolah.

Pendidikan karakter anak rangka sangat penting dalam menyiapkan anak didik di generasi yang akan datang. Terlebih untuk mewujudkan generasi emas di era globalisasi. “Pendidikan karakter itu tidak hanya sopan santun, tetapi karakter pekerja keras, jujur, mandiri, disiplin, berani ambil risiko, dan juga nasionalisme tinggi,” kata Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi saat diskusi pendidikan di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, kemarin.

Didik menyampaikan, untuk melihat hasil dari PPK memang tidak bisa dalam waktu cepat karena termasuk ke dalam investasi pendidikan yang memerlukan proses jangka panjang. “Apa yang kita lakukan (PPK) 15–20 tahun lagi bisa dilihat, karena tidak seperti bangunan yang langsung kelihatan gedungnya,” ujarnya.

Namun, saat ini tanda-tanda PPK berhasil dijalankan sudah bisa terlihat, misalnya tingkat kedisiplinan siswa makin bagus. Hal ini bisa dilihat dari Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang meningkatkan integritas anak-anak dibandingkan beberapa tahun lalu.

Dia menyampaikan, dulu di mana UN masih berbasis kertas masih memungkinkan siswa untuk mencontek ataupun guru membantu menjawab soal. Namun, kini dengan UTBK integritas siswa meningkat dan siswa pun senang mengerjakan soal berbasis komputer itu.

“Mereka bukan kecewa, tapi senang (dengan UTBK). Ini menunjukkan karakter anak disiplin dan berintegritas,” katanya. Pada jenjang TK dan SD, penanaman karakter termasuk yang fokus dilakukan. Didik menjelaskan, anak-anak harus dibiasakan dengan nilai-nilai yang baik sehingga nanti akan jadi karakter dan karakter akan berubah menjadi budaya.

Dia menyampaikan, mengapa pendidikan karakter itu tujuan akhirnya adalah budaya sebab nanti anak-anak pun bisa memiliki budaya antre, disiplin, kerja keras, jujur, mandiri yang akan menjadi bagian karakter anak di masa depan. “Makanya jangan sampai anak-anak kita dieksploitasi di TK (taman kanak-kanak) untuk calistung, tapi penanaman karakter malah lupa,” jelasnya.

Sementara itu, konser musik The Magic of Music Aku Anak Indonesia digelar sebagai proses pembinaan karakter anak melalui lagu-lagu Indonesia. Konser ini menampilkan lagu-lagu anak dan lagu nasional yang populer di tahun ’80-an dan tahun sebelumnya. Superintendent Sekolah Global Sevilla Michael Thia selaku penyelenggara acara mengatakan, anak-anak saat ini banyak terekspos dengan lagu-lagu Barat dan lagu dewasa lainnya.

Padahal, lagu-lagu tersebut tidak layak secara psikologis pada anak. “Kami ingin memperkenalkan lagu-lagu anak, lagu nasional, dan lagu daerah serta menumbuhkan rasa nasionalisme pada siswa kami. Meski kami adalah sekolah dengan kurikulum internasional, kami tetap mengajarkan siswa kami dengan nasionalisme melalui konser musik ini,” katanya di Usmar Ismail Hall kemarin.

Kali ini merupakan kali ketiga dilaksanakan dengan pesan kuat yang mau disampaikan adalah menumbuhkan kecintaan anak kepada Indonesia, memperkenalkan budaya dan memperkenalkan lagu-lagu legendaris Indonesia kepada anak-anak.

Dia menyampaikan, meski sekolahnya berkurikulum internasional, mereka tetap memperkenalkan musik tradisional yang diperdengarkan juga melalui alat musik gamelan dan angklung. “Tujuannya adalah agar anak tidak lupa akan budayanya. Musik tradisional ini diperkenalkan juga agar anak tidak kehilangan jati diri,” jelasnya
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8090 seconds (0.1#10.140)