Guru Didorong Bersertifikat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Mendikbud berharap agar semua guru memiliki sertifikat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Kemampuan berbahasa Indonesia pada guru ini penting agar siswa bisa memahami struktur bahasa Indonesia dengan baik. Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, seharusnya semua guru mempunyai sertifikat UKBI.
Sebab dengan UKBI maka guru bisa dilatih kemahirannya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat mentransfer ilmu pengetahuan. Mendikbud menerangkan, setidaknya para guru ini bisa meraih peringkat Madya dari hasil pengujian UKBI tersebut.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, kemahiran guru berbahasa Indonesia dan ditandai dengan dipegangnya sertifikat itu penting agar jangan sampai ketidakmampuan guru berbahasa Indonesia berdampak ke anak didiknya.
"Memang guru-guru harus betul-betul menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar," katanya di Peningkatan Mutu Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Kepala Sekolah dan Guru Seprovinsi DKI Jakarta.
Muhadjir menjelaskan, sosialisasi dan juga tes UKBI yang dilakukan kepada 200 guru di DKI Jakarta kemarin bisa dipertimbangkan untuk dilakukan juga di daerah lain. Hal ini penting agar semakin banyak guru yang bersertifikat UKBI. Mendikbud menerangkan, tes UKBI ini penting juga dilakukan di daerah yang memiliki bahasa lokal yang secara konstruksinya berbeda dengan bahasa Indonesia.
Guru besar Universitas Negeri Malang ini menjelaskan, kemampuan guru akan bahasa Indonesia ini penting sebab saat ini anak banyak terpapar bahasa-bahasa yang buruk dari televisi. Sehingga struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar pun, katanya, tidak dipakai oleh siswa sebab mereka lebih suka menggunakan bahasa televisi tersebut.
Sementara Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbd Dadang Sunendar melaporkan, sejak 2016 pengujian UKBI telah dilakukan kepada 19.229 guru di Indnesia. "Sebagian besar memperoleh hasil dengan predikat Madya. Tingkatan Madya ini sudah sesuai dengan capaian yang kita harapkan," jelas Dadang dalam sambutannya.
Dadang menerangkan, pihaknya kemarin mengundang 200 guru dan kepala sekolah untuk sosialisasi tentang pentingnya penguasaan bahasa Indonesia sebagai pengantar utama pendidikan. Dia menjelaskan, guru juga akan dipaparkan mengenai pentingnya UKBI bagi pengembangan karir mereka sebagai tenaga pendidik.
Dadang juga sepakat jika guru yang memiliki sertifikat UKBI harus terus diperluas. Diketahui, jumlah guru saat ini sekitar 3 juta sementara UKBI baru diuji ke 19.229 guru saja. Oleh karena itu kerjasama dengan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan serta Ditjen Pendidikan Dasar Menengah serta pemerintah harus ditingkatkan. "Agar kemahiran berbahasa para guru tetap terjaga dengan baik. Sehingga mampu menyampaikan materi pelajaran dengan sempurna kepada anak didik," jelasnya.
Dadang menuturkan, pengembangan UKBI sebagai alat uji diiringi dengan fungsinya untuk mengukur kemahiran penutur bahasa Indonesia, baik penutur yang merupakan warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan, UKBI mengukur keterampilan aktif reseptif peserta uji dalam kegiatan mendengarkan dan mengukur keterampilan aktif produktif peserta uji dalam kegiatan berbicara.
Dia menjelaskan, dalam penggunaan bahasa Indonesia tulis, UKBI mengukur keterampilan aktif reseptif peserta uji dalam kegiatan membaca dan mengukur keterampilan aktif produktif peserta uji dalam kegiatan menulis. Oleh karena itu, materi UKBI meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.
Selain itu, UKBI juga berisi materi tentang kaidah bahasa. Sementara Kepala Seksi Pendidik Dinas Pendidikan DKI Jakarta Amin Faturahman menjelaskan, Pemprov DKI memiliki pusat pelatihan guru yang diantara fungsinya selain untuk mengasah kompetensi juga untuk mengembangkan kemahiran berbahasa para guru di Jakarta. Dia menjelaskan, pelatihan ini dilakukan bergiliran dengan metode pelatihan disesuaikan dengan hasil uji kompetensi sehingga sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru.
Sebab dengan UKBI maka guru bisa dilatih kemahirannya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat mentransfer ilmu pengetahuan. Mendikbud menerangkan, setidaknya para guru ini bisa meraih peringkat Madya dari hasil pengujian UKBI tersebut.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, kemahiran guru berbahasa Indonesia dan ditandai dengan dipegangnya sertifikat itu penting agar jangan sampai ketidakmampuan guru berbahasa Indonesia berdampak ke anak didiknya.
"Memang guru-guru harus betul-betul menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar," katanya di Peningkatan Mutu Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Kepala Sekolah dan Guru Seprovinsi DKI Jakarta.
Muhadjir menjelaskan, sosialisasi dan juga tes UKBI yang dilakukan kepada 200 guru di DKI Jakarta kemarin bisa dipertimbangkan untuk dilakukan juga di daerah lain. Hal ini penting agar semakin banyak guru yang bersertifikat UKBI. Mendikbud menerangkan, tes UKBI ini penting juga dilakukan di daerah yang memiliki bahasa lokal yang secara konstruksinya berbeda dengan bahasa Indonesia.
Guru besar Universitas Negeri Malang ini menjelaskan, kemampuan guru akan bahasa Indonesia ini penting sebab saat ini anak banyak terpapar bahasa-bahasa yang buruk dari televisi. Sehingga struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar pun, katanya, tidak dipakai oleh siswa sebab mereka lebih suka menggunakan bahasa televisi tersebut.
Sementara Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbd Dadang Sunendar melaporkan, sejak 2016 pengujian UKBI telah dilakukan kepada 19.229 guru di Indnesia. "Sebagian besar memperoleh hasil dengan predikat Madya. Tingkatan Madya ini sudah sesuai dengan capaian yang kita harapkan," jelas Dadang dalam sambutannya.
Dadang menerangkan, pihaknya kemarin mengundang 200 guru dan kepala sekolah untuk sosialisasi tentang pentingnya penguasaan bahasa Indonesia sebagai pengantar utama pendidikan. Dia menjelaskan, guru juga akan dipaparkan mengenai pentingnya UKBI bagi pengembangan karir mereka sebagai tenaga pendidik.
Dadang juga sepakat jika guru yang memiliki sertifikat UKBI harus terus diperluas. Diketahui, jumlah guru saat ini sekitar 3 juta sementara UKBI baru diuji ke 19.229 guru saja. Oleh karena itu kerjasama dengan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan serta Ditjen Pendidikan Dasar Menengah serta pemerintah harus ditingkatkan. "Agar kemahiran berbahasa para guru tetap terjaga dengan baik. Sehingga mampu menyampaikan materi pelajaran dengan sempurna kepada anak didik," jelasnya.
Dadang menuturkan, pengembangan UKBI sebagai alat uji diiringi dengan fungsinya untuk mengukur kemahiran penutur bahasa Indonesia, baik penutur yang merupakan warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan, UKBI mengukur keterampilan aktif reseptif peserta uji dalam kegiatan mendengarkan dan mengukur keterampilan aktif produktif peserta uji dalam kegiatan berbicara.
Dia menjelaskan, dalam penggunaan bahasa Indonesia tulis, UKBI mengukur keterampilan aktif reseptif peserta uji dalam kegiatan membaca dan mengukur keterampilan aktif produktif peserta uji dalam kegiatan menulis. Oleh karena itu, materi UKBI meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.
Selain itu, UKBI juga berisi materi tentang kaidah bahasa. Sementara Kepala Seksi Pendidik Dinas Pendidikan DKI Jakarta Amin Faturahman menjelaskan, Pemprov DKI memiliki pusat pelatihan guru yang diantara fungsinya selain untuk mengasah kompetensi juga untuk mengembangkan kemahiran berbahasa para guru di Jakarta. Dia menjelaskan, pelatihan ini dilakukan bergiliran dengan metode pelatihan disesuaikan dengan hasil uji kompetensi sehingga sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru.
(don)