Siswa SMK 15 Medali di Ajang World Skill Competition
A
A
A
JAKARTA - Siswa SMK berhasil menorehkan prestasi membanggakan di ajang World Skill Competition (WSC) di Kazan, Rusia. Dengan perolehan 15 medali menempatkan Indonesia di peringkat 15 dari 62 negara.
Plt Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Didik Suhardi sangat bangga akan prestasi yang diraih para siswa SMK itu karena WSC ini adalah level tertinggi kompetisi keterampilan anak muda seluruh dunia. "Selamat kepada tim World Skill Indonesia 2019 yang berlangsung di Kazan. Ini tentu prestasi terbaik yang kita raih tahun ini," katanya saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta.
Didik mengatakan, prestasi yang diraih para siswa SMK itu pasti melalui kerja keras dan disiplin. Oleh karena itu prestasi siswa SMK di ajang WSC tersebut tentu dapat memicu semangat dan motivasi bagi para siswa SMK untuk lebih berprestasi di kancah internasional lainnya. Didik berharap pada gelaran WSC yang akan datang perolehan medali dapat ditingkatkan.
Khususnya raihan medali emas. "Kita harapkan prestasi kita di tahun depan dengan persiapan yang jauh lebih baik lagi, sehingga secara kumulatif perolehan medali kita akan jauh lebih banyak lagi," harap Sesjen. Mantan direktur pembinaan SMP Kemendikbud ini berharap persiapan dan pelatihan bagi siswa yang akan ikut kompetisi bisa dimulai dari sekarang.
Terutama pada bidang-bidang keahlian yang menjadi kekuatan pelajar SMK kita di kompetisi internasional tersebut. Capaian tim Indonesia yang meraih 15 medali dengan total nilai perolehan medali (total medal points) sebesar 20 poin dalam ajang WSC tahun ini menorehkan prestasi membanggakan lainnya, yaitu dapat melampaui peringkat para peserta kompetisi dari negara maju.
Tim Indonesia menempati peringkat ke-15 dari 62 negara peserta World Skill Competition. Dengan hasil tersebut, Indonesia berada satu tingkat di atas negara Australia yang menempati peringkat ke-16, dengan perolehan nilai sebesar 18 poin, dan total perolehan medali sebanyak 13 medali.
Tim Indonesia juga melewati prestasi siswa SMK dari Canada yang menduduki posisi ke-17, dengan perolehan nilai 17 poin, dan 15 perolehan medali (satu perak, 14 medallions for excellence). Sementara itu, Norwegia berada di posisi ke-31 dengan perolehan nilai enam poin dan enam medallion for excellence, dan Belanda berada di posisi ke-22 dengan perolehan nilai 11 poin dan perolehan medali sebanyak 11 medallion for excellence.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, rincian perolehan medali yang berhasil direbut siswa Indonesia dalam ajang tersebut, meliputi, medali perak/peringkat 2 dunia untuk bidang IT Network Systems Administration, perak/ peringkat 2 dunia untuk bidang IT Software Solutions for Business, perunggu/ peringkat 3 dunia untuk bidang Plastic Die Engineering.
Kemudian, Medallion for Excellence untuk 12 bidang yaitu Web Technologies, Automobile Technology, CNC Milling, Welding, Restaurant Service, Graphic Design Technology, Mechanical Engineering CAD, Hairdressing, Electronics, Industrial Control, Mechatronics, Fashion Technology.
Keikutsertaan siswa SMK Indonesia dalam ajang ini adalah untuk yang ke delapan kalinya sejak menjadi anggota WSC di tahun 2004. Keikutsertaan perdana di tahun 2005 di Helsinki, Finlandia. Tahun ini, sebanyak 29 bidang lomba yang diikuti perwakilan Indonesia dari 56 total bidang yang dilombakan.
Sementara itu menuju ajang Asean Skills Competition (ASC) Kementerian Ketenagakerjaan telah merampungkan Seleksi Nasional (Seleknas) Calon Kompetitor ASC XIII. Seleknas ini melahirkan 3 calon kompetitor terbaik pada kejuruan individu dan 2 tim terbaik pada kejuruan beregu.
Selanjutnya, para calon kompetitor akan mengikuti serangkaian tahap seleksi lanjutan untuk dapat mengikuti ASC ke-XIII Tahun 2020 di Singapura. Sesjen Kemenaker Khairul Anwar berharap para calon kompetitor yang kelak mengikuti ASC, dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
"Kalau dari hasil yang telah kita peroleh selama ini, Indonesia itu tidak kalah dengan negara-negara lain, khususnya di lingkungan regional ASEAN. Kita menjuarai, kalau kita tidak juara satu, ya juara dua. Dan mudah-mudahan nanti kita rebut kembali juara umum," katanya dalam acara Penutupan Seleksi Nasional Calon Kompetitor ASC XIII di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bekasi.
Khairul menjelaskan ASC merupakan kompetisi keterampilan di lingkup ASEAN yang diselenggarakan 2 tahun sekali. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama pelatihan, mempromosikan pendidikan dan pelatihan vokasi, serta meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja muda di kawasan ASEAN.
Keikutsertaan Indonesia di ajang ASC telah menorehkan berbagai prestasi gemilang. Terakhir, pada ASC tahun 2018 di Bangkok, Thailand, misalnya, Indonesia meraih 13 emas, 6 perak, 8 perunggu, dan 7 diploma.
Plt Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Didik Suhardi sangat bangga akan prestasi yang diraih para siswa SMK itu karena WSC ini adalah level tertinggi kompetisi keterampilan anak muda seluruh dunia. "Selamat kepada tim World Skill Indonesia 2019 yang berlangsung di Kazan. Ini tentu prestasi terbaik yang kita raih tahun ini," katanya saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta.
Didik mengatakan, prestasi yang diraih para siswa SMK itu pasti melalui kerja keras dan disiplin. Oleh karena itu prestasi siswa SMK di ajang WSC tersebut tentu dapat memicu semangat dan motivasi bagi para siswa SMK untuk lebih berprestasi di kancah internasional lainnya. Didik berharap pada gelaran WSC yang akan datang perolehan medali dapat ditingkatkan.
Khususnya raihan medali emas. "Kita harapkan prestasi kita di tahun depan dengan persiapan yang jauh lebih baik lagi, sehingga secara kumulatif perolehan medali kita akan jauh lebih banyak lagi," harap Sesjen. Mantan direktur pembinaan SMP Kemendikbud ini berharap persiapan dan pelatihan bagi siswa yang akan ikut kompetisi bisa dimulai dari sekarang.
Terutama pada bidang-bidang keahlian yang menjadi kekuatan pelajar SMK kita di kompetisi internasional tersebut. Capaian tim Indonesia yang meraih 15 medali dengan total nilai perolehan medali (total medal points) sebesar 20 poin dalam ajang WSC tahun ini menorehkan prestasi membanggakan lainnya, yaitu dapat melampaui peringkat para peserta kompetisi dari negara maju.
Tim Indonesia menempati peringkat ke-15 dari 62 negara peserta World Skill Competition. Dengan hasil tersebut, Indonesia berada satu tingkat di atas negara Australia yang menempati peringkat ke-16, dengan perolehan nilai sebesar 18 poin, dan total perolehan medali sebanyak 13 medali.
Tim Indonesia juga melewati prestasi siswa SMK dari Canada yang menduduki posisi ke-17, dengan perolehan nilai 17 poin, dan 15 perolehan medali (satu perak, 14 medallions for excellence). Sementara itu, Norwegia berada di posisi ke-31 dengan perolehan nilai enam poin dan enam medallion for excellence, dan Belanda berada di posisi ke-22 dengan perolehan nilai 11 poin dan perolehan medali sebanyak 11 medallion for excellence.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, rincian perolehan medali yang berhasil direbut siswa Indonesia dalam ajang tersebut, meliputi, medali perak/peringkat 2 dunia untuk bidang IT Network Systems Administration, perak/ peringkat 2 dunia untuk bidang IT Software Solutions for Business, perunggu/ peringkat 3 dunia untuk bidang Plastic Die Engineering.
Kemudian, Medallion for Excellence untuk 12 bidang yaitu Web Technologies, Automobile Technology, CNC Milling, Welding, Restaurant Service, Graphic Design Technology, Mechanical Engineering CAD, Hairdressing, Electronics, Industrial Control, Mechatronics, Fashion Technology.
Keikutsertaan siswa SMK Indonesia dalam ajang ini adalah untuk yang ke delapan kalinya sejak menjadi anggota WSC di tahun 2004. Keikutsertaan perdana di tahun 2005 di Helsinki, Finlandia. Tahun ini, sebanyak 29 bidang lomba yang diikuti perwakilan Indonesia dari 56 total bidang yang dilombakan.
Sementara itu menuju ajang Asean Skills Competition (ASC) Kementerian Ketenagakerjaan telah merampungkan Seleksi Nasional (Seleknas) Calon Kompetitor ASC XIII. Seleknas ini melahirkan 3 calon kompetitor terbaik pada kejuruan individu dan 2 tim terbaik pada kejuruan beregu.
Selanjutnya, para calon kompetitor akan mengikuti serangkaian tahap seleksi lanjutan untuk dapat mengikuti ASC ke-XIII Tahun 2020 di Singapura. Sesjen Kemenaker Khairul Anwar berharap para calon kompetitor yang kelak mengikuti ASC, dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
"Kalau dari hasil yang telah kita peroleh selama ini, Indonesia itu tidak kalah dengan negara-negara lain, khususnya di lingkungan regional ASEAN. Kita menjuarai, kalau kita tidak juara satu, ya juara dua. Dan mudah-mudahan nanti kita rebut kembali juara umum," katanya dalam acara Penutupan Seleksi Nasional Calon Kompetitor ASC XIII di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bekasi.
Khairul menjelaskan ASC merupakan kompetisi keterampilan di lingkup ASEAN yang diselenggarakan 2 tahun sekali. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama pelatihan, mempromosikan pendidikan dan pelatihan vokasi, serta meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja muda di kawasan ASEAN.
Keikutsertaan Indonesia di ajang ASC telah menorehkan berbagai prestasi gemilang. Terakhir, pada ASC tahun 2018 di Bangkok, Thailand, misalnya, Indonesia meraih 13 emas, 6 perak, 8 perunggu, dan 7 diploma.
(don)