UI Tempati Peringkat ke-59 Kampus Terbaik di Asia
A
A
A
LONDON - Universitas Indonesia (UI) menduduki peringkat ke-59 di Asia dalam survei pendidikan Quacquarelli Symonds (QS) 2020. Untuk wilayah Indonesia, UI berada di peringkat pertama. Institut Teknologi Bandung (ITB) menduduki posisi ke-66 dan Universitas Gadjah Mada pada posisi ke-70.
Secara global, UI menduduki posisi ke 296 QS Global World Raking dengan nilai keseluruhan mencapai 34,7. Nilai tertinggi UI berada pada fakultas internasional mencapai 94,5. Namun, sitasi per fakultas hanya 1,9 dan mahasiswa internasional mendapatkan nilai 5. Menurut QS, UI mendapatkan reputasi terbaik di antara universitas lain di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa mencapai 41.808 orang, diungkapkan QS, UI berambisi untuk menjadi universitas riset berkelas dunia.
Untuk ITB, secara global menurut QS World University Ranking menduduki peringkat ke-331 dan kategori Gradute Employability Raking pada posisi 301-500. Hasil penelitian ITB dikategorikan sangat tinggi, dan penilaian terbaik pada mahasis fakultas dengan nilai 51,3 dan reputasi akademi dengan nilai 39,3. Untuk nilai terendah yakni mahasiswa internasional yakni 1,6 dan sitasi per fakultas hanya 3,7.
UGM pada peringkat 320 untuk QS Global World Raking dengan hasil riset medium dan penilaian gradute emplyability raking pada posisi 301-500. Nilai tertinggi UGM terletak pada mahasiswa fakultas sebanyak 51,3 dan reputasi fakultas internasional 42,9. Untuk nilai terendah adalah sitasi per fakultas 1,6 dan mahasiswa internasional sebanyak 2,5.
QS menyebut UGM merupakan kampus yang menciptakan lingkungan kondusif untuk proses pembelajaran. Kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan dengan mengurangi polusi dan membangun pedistrian serta membatasi kendaraan bermotor masuk ke kampus. "Membangun asrama baru mahasiswa di kampus dan menanam banyak pohon menjadi kelebihan UGM,"demikian keterangan QS.
Selanjutnya, Institut Pertanian Bogor (132), Universitas Airlangga (171), Institut Teknologi Sepuluh November (198), Universitas Bina Nusantara (234) dan Universitas Padjajaran (236). Selain itu, Universitas Diponegoro menduduki peringkat ke 281-290, Universitas Brawijaya (301-350), Universitas Hasanuddin (401-500).
Singapura Tetap Tempat Baik
Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) mendapatkan peringkat pertama dan kedua kampus terbaik di Asia versi Quacquarelli Symonds (QS) 2020 di antara 550 kampus yang dinilai. NUS mendapatkan nilai sempurna dalam setiap indikator, hanya mengalami penurunan pada rasio dosen dan mahasiswa, rasio mahasiswa internasional, jumlah dosen bergelar doktor, dan jurnal ilmiah per fakultas. Penilaian jurnal memiliki nilai 71,3 hanya menjadi satu-satunya nilai dibawah 95.
“Berdasarkan nilai tersebut, NUS merepresentasikan bagaimana universitas terbaik sebenarnya,” demikian keterangan QS. Bulan lalu, NUS disebut sebagai kampus terbaik di Asia pada US News & World Best Global Universities Rankings.
Kalau NTU naik satu peringkat baik di level global dan regional dan mendapatkan Bintang 5 QS. NTU mendapatkan nilai tertinggi dalam bidang penelitian, pengajaran, dan internasionalisasi. Untuk penelitian, NTU mendapatkan nilai tinggi karena jurnalnya mendapatkan banyak sitasi dari kampus lain.
Masuk dalam jajaran lima besar di Asia adalah Universitas Hong Kong, Tsinghua di Beijing dan Universitas Peking. China dan Hong Kong juga mendominasi pada peringkat 10 sebesar. Hanya KAIST Korea Selatan (Korsel) menjadi kampus non China dan Singapura yang menduduki peringkat kesembilan.
Kenapa Singapura mendominasi mendominasi pada peringkat lima besar? "Singapura mendapatkan keuntungan dari investasi di bidang pendidikan dan internasionalisasi," demikian keterangan QS. Kalau China mendominasi dengan jumlah 118 universita dan empat di antaranya masuk 10 besar menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. "Pada 2015, hanya satu universitas di China yang masuk 10 besar di Asia," ungkap QS.
Perkembangan signifikan muncul dari Hong Kong dengan tiga universitas di jajaran 10 besar. Prestasi kampus di Hong Kong ternyata tidak terdampak kerusuhan akibat demonstrasi generasi muda Hong Kong menentang pemerintahan. Yang paling tragis adalah Jepang yang mengalami stagnasi. Meskipun memiliki delapan universita di 30 besar dengan total 87 kampus, mayoritas pengalami penurunan peringkat. "Universitas di Jepang mengalami kemunduran dalam hal indikator penelitian," demikian kesimpulan QS.
Survei QS World University Ranking Asia 2020 melibatkan 90.000 akademsi dan pegawai kampus untuk menilai kualitas universitas. Selain itu, mereka juga mensurvei 44.000 manajer sumber daya manusia. (Andika H Mustaqim)
Secara global, UI menduduki posisi ke 296 QS Global World Raking dengan nilai keseluruhan mencapai 34,7. Nilai tertinggi UI berada pada fakultas internasional mencapai 94,5. Namun, sitasi per fakultas hanya 1,9 dan mahasiswa internasional mendapatkan nilai 5. Menurut QS, UI mendapatkan reputasi terbaik di antara universitas lain di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa mencapai 41.808 orang, diungkapkan QS, UI berambisi untuk menjadi universitas riset berkelas dunia.
Untuk ITB, secara global menurut QS World University Ranking menduduki peringkat ke-331 dan kategori Gradute Employability Raking pada posisi 301-500. Hasil penelitian ITB dikategorikan sangat tinggi, dan penilaian terbaik pada mahasis fakultas dengan nilai 51,3 dan reputasi akademi dengan nilai 39,3. Untuk nilai terendah yakni mahasiswa internasional yakni 1,6 dan sitasi per fakultas hanya 3,7.
UGM pada peringkat 320 untuk QS Global World Raking dengan hasil riset medium dan penilaian gradute emplyability raking pada posisi 301-500. Nilai tertinggi UGM terletak pada mahasiswa fakultas sebanyak 51,3 dan reputasi fakultas internasional 42,9. Untuk nilai terendah adalah sitasi per fakultas 1,6 dan mahasiswa internasional sebanyak 2,5.
QS menyebut UGM merupakan kampus yang menciptakan lingkungan kondusif untuk proses pembelajaran. Kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan dengan mengurangi polusi dan membangun pedistrian serta membatasi kendaraan bermotor masuk ke kampus. "Membangun asrama baru mahasiswa di kampus dan menanam banyak pohon menjadi kelebihan UGM,"demikian keterangan QS.
Selanjutnya, Institut Pertanian Bogor (132), Universitas Airlangga (171), Institut Teknologi Sepuluh November (198), Universitas Bina Nusantara (234) dan Universitas Padjajaran (236). Selain itu, Universitas Diponegoro menduduki peringkat ke 281-290, Universitas Brawijaya (301-350), Universitas Hasanuddin (401-500).
Singapura Tetap Tempat Baik
Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) mendapatkan peringkat pertama dan kedua kampus terbaik di Asia versi Quacquarelli Symonds (QS) 2020 di antara 550 kampus yang dinilai. NUS mendapatkan nilai sempurna dalam setiap indikator, hanya mengalami penurunan pada rasio dosen dan mahasiswa, rasio mahasiswa internasional, jumlah dosen bergelar doktor, dan jurnal ilmiah per fakultas. Penilaian jurnal memiliki nilai 71,3 hanya menjadi satu-satunya nilai dibawah 95.
“Berdasarkan nilai tersebut, NUS merepresentasikan bagaimana universitas terbaik sebenarnya,” demikian keterangan QS. Bulan lalu, NUS disebut sebagai kampus terbaik di Asia pada US News & World Best Global Universities Rankings.
Kalau NTU naik satu peringkat baik di level global dan regional dan mendapatkan Bintang 5 QS. NTU mendapatkan nilai tertinggi dalam bidang penelitian, pengajaran, dan internasionalisasi. Untuk penelitian, NTU mendapatkan nilai tinggi karena jurnalnya mendapatkan banyak sitasi dari kampus lain.
Masuk dalam jajaran lima besar di Asia adalah Universitas Hong Kong, Tsinghua di Beijing dan Universitas Peking. China dan Hong Kong juga mendominasi pada peringkat 10 sebesar. Hanya KAIST Korea Selatan (Korsel) menjadi kampus non China dan Singapura yang menduduki peringkat kesembilan.
Kenapa Singapura mendominasi mendominasi pada peringkat lima besar? "Singapura mendapatkan keuntungan dari investasi di bidang pendidikan dan internasionalisasi," demikian keterangan QS. Kalau China mendominasi dengan jumlah 118 universita dan empat di antaranya masuk 10 besar menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. "Pada 2015, hanya satu universitas di China yang masuk 10 besar di Asia," ungkap QS.
Perkembangan signifikan muncul dari Hong Kong dengan tiga universitas di jajaran 10 besar. Prestasi kampus di Hong Kong ternyata tidak terdampak kerusuhan akibat demonstrasi generasi muda Hong Kong menentang pemerintahan. Yang paling tragis adalah Jepang yang mengalami stagnasi. Meskipun memiliki delapan universita di 30 besar dengan total 87 kampus, mayoritas pengalami penurunan peringkat. "Universitas di Jepang mengalami kemunduran dalam hal indikator penelitian," demikian kesimpulan QS.
Survei QS World University Ranking Asia 2020 melibatkan 90.000 akademsi dan pegawai kampus untuk menilai kualitas universitas. Selain itu, mereka juga mensurvei 44.000 manajer sumber daya manusia. (Andika H Mustaqim)
(nfl)