Inovasi Keren! Teknologi SPAH SIL UI Mengubah Air Hujan Menjadi Air Layak Minum
Senin, 23 Januari 2023 - 12:36 WIB
DEPOK - Mahasiswa Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ( SIL UI ) melakukan riset terhadap pemanfaatan air hujan. Riset ini merupakan flagship dan mendapatkan pendanaan dalam program Prioritas Riset Nasional (PRN) di bawah koordinasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Tim SIL UI yang diketuai oleh Dr. Hayati Sari Hasibuan menerapkan teknologi Sistem Pemanenan Air Hujan ( SPAH ) sebagai upaya pemenuhan air bersih dan teknologi elektrolisis yang mengubah air bersih dari SPAH menjadi air layak minum.
SPAH merupakan metode atau teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap bangunan, permukaan tanah, jalan atau perbukitan batu dan dimanfaatkan sebagai sumber suplai air bersih.
Sari menjelaskan bahwa air hujan meminimalisasi dampak lingkungan karena penggunaan instrumen seperti atap rumah, tempat parkir, taman, dan lain-lain dapat menghemat pengadaan instrumen baru.
Dengan meresapkan kelebihan air hujan ke tanah, volume banjir di jalan-jalan perkotaan dapat berkurang. Selain itu, air hujan yang dikumpulkan relatif lebih bersih dan kualitasnya memenuhi persyaratan sebagai air baku air bersih.
"Ini bisa menjadi cadangan air bersih apabila terdapat gangguan sistem penyediaan air bersih, terutama saat terjadi bencana alam. Air hujan merupakan sumber air yang sangat penting, terutama di daerah dengan kondisi tidak terdapat sistem penyediaan air bersih, kualitas air permukaan yang rendah, serta tidak tersedia air tanah,” ujar dosen SIL yang memiliki kepakaran lingkungan perkotaan.
SPAH meliputi tempat menangkap hujan (collection area), saluran air hujan yang mengalirkan air hujan dari tempat menangkap hujan ke tangki penyimpanan (conveyance), filter, reservoir (storage tank), saluran pembuangan, dan pompa.
Tim SIL UI yang diketuai oleh Dr. Hayati Sari Hasibuan menerapkan teknologi Sistem Pemanenan Air Hujan ( SPAH ) sebagai upaya pemenuhan air bersih dan teknologi elektrolisis yang mengubah air bersih dari SPAH menjadi air layak minum.
SPAH merupakan metode atau teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap bangunan, permukaan tanah, jalan atau perbukitan batu dan dimanfaatkan sebagai sumber suplai air bersih.
Sari menjelaskan bahwa air hujan meminimalisasi dampak lingkungan karena penggunaan instrumen seperti atap rumah, tempat parkir, taman, dan lain-lain dapat menghemat pengadaan instrumen baru.
Dengan meresapkan kelebihan air hujan ke tanah, volume banjir di jalan-jalan perkotaan dapat berkurang. Selain itu, air hujan yang dikumpulkan relatif lebih bersih dan kualitasnya memenuhi persyaratan sebagai air baku air bersih.
"Ini bisa menjadi cadangan air bersih apabila terdapat gangguan sistem penyediaan air bersih, terutama saat terjadi bencana alam. Air hujan merupakan sumber air yang sangat penting, terutama di daerah dengan kondisi tidak terdapat sistem penyediaan air bersih, kualitas air permukaan yang rendah, serta tidak tersedia air tanah,” ujar dosen SIL yang memiliki kepakaran lingkungan perkotaan.
SPAH meliputi tempat menangkap hujan (collection area), saluran air hujan yang mengalirkan air hujan dari tempat menangkap hujan ke tangki penyimpanan (conveyance), filter, reservoir (storage tank), saluran pembuangan, dan pompa.
tulis komentar anda