Rektor UIN Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar Ingin Wujudkan Integrasi Islam, Sains, dan Teknologi
Rabu, 29 Maret 2023 - 19:49 WIB
Yang memang harus selalu ditekankan adalah dalam sistem kurikulum kita. Contoh, apa sih basic knowledge yang harus dikuasai mahasiswa/i? Misalnya mahasiswa/i Fakultas Kedokteran di dalam konteks integrasi tadi? Tentu bukan berarti Islam itu nyuntik pasien itu beda, kan sama saja nyuntiknya.
Ketika dia nyuntik, bahwa ini (pasien) adalah human, tujuan kita adalah menyelamatkan nyawa manusia, dan itu adalah ibadah, itu adalah perintah Tuhan, maka inilah sebagai sebuah humanity. Sehingga, dia paham bahwa dasar-dasar tentang kedokteran itu dan natural science jalan, tetapi kita memperlakukan dia (pasien) dalam konteks humanity.
Di ekonomi juga sama kan. Ketika kita menyebut korupsi, dia korupsi itu kan bukan karena dia tidak paham, padahal itu kan sudah ada (larangan) dalam Islam. Di dalam Islam kan disebutkan bahwa ini harus ada kestabilan dalam harta, harus ada distribusi.
Maka itu, harus ada transparansi dan sebagainya. Islam mengajarkan itu. Bukan berarti secara tekstual disebutkan begini, enggak lagi begitu. Jadi, tidak secara doktrinal tetapi sudah menyatu. Tetapi itu menjadi tindakan yang sudah membaur dan menjadi nilai-nilai.
Selain integrasi Islam, sains, dan teknologi melalui kurikulum, apa cara lain yang ditempuh UIN Jakarta?
Tentu kalau kita menyebutkan kurikulum kan itu terkait dengan semua aktivitas ya, apakah itu di dalam dan di luar kelas.
Kemudian juga tentu risetnya kita kembangkan dan tingkatan, misalnya bagaimana mendialogkan ke kampus-kampus di dalam dan di luar negeri untuk itu. Sehingga, ada program yang alumni doktor ini kita postdoctoral-kan. Misalnya, yang doktor dari Barat itu postdoctoral-kan di Mesir dan yang dari Mesir, kita postdoctoral-kan di Barat. Itu supaya balancing, integrasi.
Bagaimana upaya UIN Jakarta mengembangkan dan meningkatkan kualitas mahasiswi/i maupun untuk peningkatan mutu lulusan UIN Jakarta agar semakin berdaya saing dan perannya menguat di level nasional dan global?
Tentu secara terprogram, tentu kurikulum untuk penyiapan skill-nya. Selain itu ada lagi dua hal yang harus kita siapkan, yaitu pengetahuan bagaimana dia merespon pasar kerja dan juga kita menyiapkan mentality atau karakter. Itulah kerja sama-kerja sama yang sudah kita bangun dan akan kita perkuat lagi.
Selain itu, dia harus juga mengenal organisasi kemasyarakatan dong, apakah itu Muhammadiyah, apakah itu Nahdlatul Ulama, Al Washliyah, dan lain sebagainya. Kemudian, dia juga harus mengenal bagaimana penanganan lingkungan, bagaimana penanganan terhadap sosial, bagaimana penanganan terhadap kemiskinan, dan lain sebagainya.
Ketika dia nyuntik, bahwa ini (pasien) adalah human, tujuan kita adalah menyelamatkan nyawa manusia, dan itu adalah ibadah, itu adalah perintah Tuhan, maka inilah sebagai sebuah humanity. Sehingga, dia paham bahwa dasar-dasar tentang kedokteran itu dan natural science jalan, tetapi kita memperlakukan dia (pasien) dalam konteks humanity.
Di ekonomi juga sama kan. Ketika kita menyebut korupsi, dia korupsi itu kan bukan karena dia tidak paham, padahal itu kan sudah ada (larangan) dalam Islam. Di dalam Islam kan disebutkan bahwa ini harus ada kestabilan dalam harta, harus ada distribusi.
Maka itu, harus ada transparansi dan sebagainya. Islam mengajarkan itu. Bukan berarti secara tekstual disebutkan begini, enggak lagi begitu. Jadi, tidak secara doktrinal tetapi sudah menyatu. Tetapi itu menjadi tindakan yang sudah membaur dan menjadi nilai-nilai.
Selain integrasi Islam, sains, dan teknologi melalui kurikulum, apa cara lain yang ditempuh UIN Jakarta?
Tentu kalau kita menyebutkan kurikulum kan itu terkait dengan semua aktivitas ya, apakah itu di dalam dan di luar kelas.
Kemudian juga tentu risetnya kita kembangkan dan tingkatan, misalnya bagaimana mendialogkan ke kampus-kampus di dalam dan di luar negeri untuk itu. Sehingga, ada program yang alumni doktor ini kita postdoctoral-kan. Misalnya, yang doktor dari Barat itu postdoctoral-kan di Mesir dan yang dari Mesir, kita postdoctoral-kan di Barat. Itu supaya balancing, integrasi.
Bagaimana upaya UIN Jakarta mengembangkan dan meningkatkan kualitas mahasiswi/i maupun untuk peningkatan mutu lulusan UIN Jakarta agar semakin berdaya saing dan perannya menguat di level nasional dan global?
Tentu secara terprogram, tentu kurikulum untuk penyiapan skill-nya. Selain itu ada lagi dua hal yang harus kita siapkan, yaitu pengetahuan bagaimana dia merespon pasar kerja dan juga kita menyiapkan mentality atau karakter. Itulah kerja sama-kerja sama yang sudah kita bangun dan akan kita perkuat lagi.
Selain itu, dia harus juga mengenal organisasi kemasyarakatan dong, apakah itu Muhammadiyah, apakah itu Nahdlatul Ulama, Al Washliyah, dan lain sebagainya. Kemudian, dia juga harus mengenal bagaimana penanganan lingkungan, bagaimana penanganan terhadap sosial, bagaimana penanganan terhadap kemiskinan, dan lain sebagainya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda