Rektor UIN Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar Ingin Wujudkan Integrasi Islam, Sains, dan Teknologi
Rabu, 29 Maret 2023 - 19:49 WIB
Itulah yang secara karakter yang harus kita dekatkan mahasiswa dalam konteks itu. Bukan hanya menyiapkan dia untuk kerja. Kemudian tentu juga kita mendekatkan mereka terhadap Sustainable Deveopment Goals (SDGs), kepekaan untuk misalnya tentang kesehatan walaupun itu orang (mahasiswa/i) Fakultas Syariah dan Hukum. Jadi, mereka harus mengenal. Sehingga yang saya katakan tadi, kita itu sinergi sudah lintas ilmu. Lintas ilmu sinerginya.
Kita harus menyiapkan segalanya, bukan hanya sekadar keilmuan. Kita siapkan skill, kepekaan lingkungan, karakter. Tentu untuk itu kita berinteraksi dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga di dalam negeri dan luar negeri. Maka itu, kita lakukan kuliah kerja nyata (KKN) luar negeri, KKN di BUMN, KKN di berbagai lembaga hukum, KKN di DPR, dan sebagainya.
Mahasiswa/i yang generasi Z dan generasi milenial kan punya passion yang beragam, namun kita harus menyajikannya atau harus kita menyiapkan “menu”-nya. Nah, untuk itu, kita melakukan survei. Kita survei apa sih sebenarnya kebutuhan mahasiswa, misalnya apa sih yang di Fakultas Sains dan Teknologi, apa sih yang Fakultas Syariah dan Hukum, dan fakultas-fakultas lainnya.
Banyak pihak menyebutkan bahwa lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak siap pakai dan ini berbeda dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri yang siap pakai. Bagaimana Bapak melihat hal tersebut dan akan seperti apa UIN Jakarta nantinya?
Nah, kami sekarang mengembangkan dan mensinergikan apa yang ada di UIN Jakarta ini yaitu Career Center. Jadi, kita punya lembaga untuk itu tadi. Kita "shoping" dulu, shoping job, shoping opportunity ke berbagai pihak, apakah itu ke lembaga internasional, perusahaan-perusahaan, dan lain sebagainya.
Career Center sudah ada dua tahun tapi akan kita kembangkan lagi. Kita akan perkuat kembali. Sekarang Career Center ini ada gedungnya yang ada di sekitar Kampus 2, sebelumnya itu enggak ada. Career Center ini punya kerja sama dan punya channeling untuk apa yang dibutuhkan. Sehingga, ini akan kita akan memolakan untuk bagaimana mendinamisasikan di dalam kurikulum. Kurikulum yang memang dibutuhkan.
Di samping, Career Center juga menyediakan job fair kan. Jadi, kita kerja sama dengan lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan termasuk BUMN, maupun lembaga dan perusahaan luar negeri, untuk mahasiswa. Karena, mahasiswa kan juga mau kerja bukan hanya di dunia lembaga yang kaku, kadang juga dia mau jadi volunteer kan, senang aktif di lembaga non-government, dan lain-lain.
Bagaimana tindakan UIN Jakarta untuk meningkatkan kualitas para dosen dan guru besar serta hak paten dan kekayaan intelektual dosen, guru besar, maupun peneliti UIN Jakarta?
Betul, itu juga kita akan lakukan. Ada beberapa varian dalam memperkuat dosen sehingga dia tidak lagi eksklusif, dia harus berkreasi. Nah, untuk di dosen juga memang yang harus kita sadarkan dari budaya akademik dulu.
Dosen ini kan merasa eksklusif sebagai akademisi elit dan dia kurang berinteraksi dengan mahasiswa. Padahal resources atau sumber publikasi keilmuan itu mahasiswa. Nah, itu tidak terbangun selama ini. Makanya kita ingin sadarkan dulu bagaimana dosen berkolaborasi dengan mahasiswa.
Kita harus menyiapkan segalanya, bukan hanya sekadar keilmuan. Kita siapkan skill, kepekaan lingkungan, karakter. Tentu untuk itu kita berinteraksi dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga di dalam negeri dan luar negeri. Maka itu, kita lakukan kuliah kerja nyata (KKN) luar negeri, KKN di BUMN, KKN di berbagai lembaga hukum, KKN di DPR, dan sebagainya.
Mahasiswa/i yang generasi Z dan generasi milenial kan punya passion yang beragam, namun kita harus menyajikannya atau harus kita menyiapkan “menu”-nya. Nah, untuk itu, kita melakukan survei. Kita survei apa sih sebenarnya kebutuhan mahasiswa, misalnya apa sih yang di Fakultas Sains dan Teknologi, apa sih yang Fakultas Syariah dan Hukum, dan fakultas-fakultas lainnya.
Banyak pihak menyebutkan bahwa lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak siap pakai dan ini berbeda dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri yang siap pakai. Bagaimana Bapak melihat hal tersebut dan akan seperti apa UIN Jakarta nantinya?
Nah, kami sekarang mengembangkan dan mensinergikan apa yang ada di UIN Jakarta ini yaitu Career Center. Jadi, kita punya lembaga untuk itu tadi. Kita "shoping" dulu, shoping job, shoping opportunity ke berbagai pihak, apakah itu ke lembaga internasional, perusahaan-perusahaan, dan lain sebagainya.
Career Center sudah ada dua tahun tapi akan kita kembangkan lagi. Kita akan perkuat kembali. Sekarang Career Center ini ada gedungnya yang ada di sekitar Kampus 2, sebelumnya itu enggak ada. Career Center ini punya kerja sama dan punya channeling untuk apa yang dibutuhkan. Sehingga, ini akan kita akan memolakan untuk bagaimana mendinamisasikan di dalam kurikulum. Kurikulum yang memang dibutuhkan.
Di samping, Career Center juga menyediakan job fair kan. Jadi, kita kerja sama dengan lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan termasuk BUMN, maupun lembaga dan perusahaan luar negeri, untuk mahasiswa. Karena, mahasiswa kan juga mau kerja bukan hanya di dunia lembaga yang kaku, kadang juga dia mau jadi volunteer kan, senang aktif di lembaga non-government, dan lain-lain.
Bagaimana tindakan UIN Jakarta untuk meningkatkan kualitas para dosen dan guru besar serta hak paten dan kekayaan intelektual dosen, guru besar, maupun peneliti UIN Jakarta?
Betul, itu juga kita akan lakukan. Ada beberapa varian dalam memperkuat dosen sehingga dia tidak lagi eksklusif, dia harus berkreasi. Nah, untuk di dosen juga memang yang harus kita sadarkan dari budaya akademik dulu.
Dosen ini kan merasa eksklusif sebagai akademisi elit dan dia kurang berinteraksi dengan mahasiswa. Padahal resources atau sumber publikasi keilmuan itu mahasiswa. Nah, itu tidak terbangun selama ini. Makanya kita ingin sadarkan dulu bagaimana dosen berkolaborasi dengan mahasiswa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda