FSGI Nilai Calistung Terlalu Dini Dapat Ganggu Mental dan Tumbuh Kembang Anak
Jum'at, 31 Maret 2023 - 07:01 WIB
JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia ( FSGI ) menilai tes baca tulis dan hitung (Calistung) yang selama ini diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD) dapat menganggu mental anak.
Sekjen FSGI, Heru Purnomo mengakui calistung merupakan pembelajaran dasar yang perlu anak pahami sejak dini guna mempermudahnya menerima pelajaran-pelajaran di masa depan. Dengan calistung anak akan diajarkan untuk mengenal huruf dan angka.
“Namun, harus berhati-hati saat mengajarkan calistung pada anak. Ajarkan sesuai porsinya. Orang tua disarankan untuk menghindari mengajarkan calistung pada si kecil terlalu berat. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu mental anak dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak," ujar Heru dalam keterangan pers, Kamis (30/3/2023).
Sementara, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menyebutkan rencana pemerintah untuk menghilangkan tes calistung dalam PPDB jenjang SD perlu dibarengi dengan pembenahan buku buku teks pelajaran kelas 1 SD.
"Kami mendorong Kemendikbudristek yang meniadakan tes calistung PPDB SD harus disertai pembenahan buku-buku teks pelajaran kelas 1 SD. Karena, buku-buku teks jenjang SD saat ini justru bertentangan dengan kebijakan Mendikbud yang meniadakan Calistung untuk PPDB SD," ujarnya.
Buku teks kelas 1 SD saat ini sudah didominasi dengan tulisan dan bacaan yang panjang-panjang. Selain itu, pelajaran berhitungnya juga sudah rumit, misalnya sudah ada pengurangan dengan angka angka yang cukup besar.
"Sehingga anak bingung dengan istilah berhitung dengan disimpan angkanya atau pinjam ke angka sebelahnya yang puluhan atau yang ratusan," ucap Retno.
Sekjen FSGI, Heru Purnomo mengakui calistung merupakan pembelajaran dasar yang perlu anak pahami sejak dini guna mempermudahnya menerima pelajaran-pelajaran di masa depan. Dengan calistung anak akan diajarkan untuk mengenal huruf dan angka.
“Namun, harus berhati-hati saat mengajarkan calistung pada anak. Ajarkan sesuai porsinya. Orang tua disarankan untuk menghindari mengajarkan calistung pada si kecil terlalu berat. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu mental anak dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak," ujar Heru dalam keterangan pers, Kamis (30/3/2023).
Sementara, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menyebutkan rencana pemerintah untuk menghilangkan tes calistung dalam PPDB jenjang SD perlu dibarengi dengan pembenahan buku buku teks pelajaran kelas 1 SD.
"Kami mendorong Kemendikbudristek yang meniadakan tes calistung PPDB SD harus disertai pembenahan buku-buku teks pelajaran kelas 1 SD. Karena, buku-buku teks jenjang SD saat ini justru bertentangan dengan kebijakan Mendikbud yang meniadakan Calistung untuk PPDB SD," ujarnya.
Buku teks kelas 1 SD saat ini sudah didominasi dengan tulisan dan bacaan yang panjang-panjang. Selain itu, pelajaran berhitungnya juga sudah rumit, misalnya sudah ada pengurangan dengan angka angka yang cukup besar.
"Sehingga anak bingung dengan istilah berhitung dengan disimpan angkanya atau pinjam ke angka sebelahnya yang puluhan atau yang ratusan," ucap Retno.
tulis komentar anda