Kisah Mikael Gobai, Wujudkan Pesan Mendiang Orang Tua dan Ingin Jadi Guru di Papua

Kamis, 11 Mei 2023 - 05:00 WIB
“Demi meringankan beban keluarga, saya mau dan tidak harus mengikuti beasiswa ADik meski tidak sesuai dengan pilihan, saya yakin pasti maunya Tuhan kepada saya adalah di sini jadi saya terus bersyukur dan mengikuti proses ini semua, “ujarnya.

Perjuangan Mikael Beradaptasi selama Berkuliah

Sebagai orang Papua yang pertama kali ke Jawa, diakui Mikael susah sekali untuk menyesuaikan diri dengan budaya dan makanan yang ada di Magelang. Belum lagi kendala bahasa, salah satunya, saat perkuliahan, dosennya kerap menjelaskan materi perkuliahan dengan bahasa Jawa.

Kendala lain, Mikael merupakan penganut agama Katolik sementara ia kuliah di universitas Muhammadiyah yang sangat kental budaya dan ritual agama Islam.

Menghadapi berbagai kendala itu, lantas Mikael terus menyadarkan diri mengenai tujuan utama ke Magelang. Dengan kesadaran itu, Mikael terus mencoba untuk membiasakan diri dan akhirnya mulai terbiasa.

Baca juga: Kisah Agil, Anak Petani yang Bermimpi Kuliah di Luar Negeri Akhirnya Terwujud

“Saya juga belajar dan sering bertanya tentang bahasa Jawa dan mulai mencicipi makanan khas sini sehingga saya mulai terbiasa dan bisa menyesuaikan diri dengan budaya dan makanan di sini, “jelasnya.

Mikael bersyukur, teman-temannya yang mayoritas orang Jawa dan beragama Islam dan juga dosennya merespon dengan baik sehingga Mikael secara perlahan mengerti dan mulai terbiasa dengan budaya,bahasa, dan makanan di Magelang.

Mikael juga tidak pernah mengalami kendala dalam hal agama. Para dosen dan teman-temannya menerima Mikael dan teman-temannya sesama Papua penerima ADik apa adanya tanpa memandang SARA.

“Di kampus ada mata kuliah BTQ atau baca tulis Quran dan AIK, mata pelajaran yang dikhususkan buat yang beragama Islam dan buat kami yang beragama Non Islam diberi tugas yang bobotnya sesuai, “ tuturnya.

Bercita-cita Jadi Guru Perintis di Papua

Ditanya soal rencananya kelak setelah lulus, Mikael berkomitmen untuk untuk kembali ke Papua dan menjadi guru perintis di pedalaman Papua.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More