Mengenal Afif Kurniawan, Psikolog Unair yang Turut Berperan di Balik Mental Juara Timnas U-22

Jum'at, 19 Mei 2023 - 14:07 WIB
Menurut Afif, pada fase itu, tantangan tim psikolog harus cepat dan tepat dalam memetakan profil lebih dari 50 pemain yang masuk dalam proses seleksi.

Tim psikolog juga harus mengetahui kondisi latar belakang, profil keluarga dan lain-lain. Sebab, tanpa data awal tersebut tidak mungkin psikolog bisa menyusun sebuah dinamika kepribadian seorang pemain.

Fase Babak Penyisihan Grup



Ia mengatakan pada fase grup, sebenarnya banyak komentar-komentar yang justru mencoba ‘melemahkan’ Timnas Indonesia. Banyak pihak berkomentar Timnas Indonesia untung sebab berada dalam grup yang mudah, dan sudah pasti lolos ke semifinal lalu akan kesulitan menghadapi Thailand atau Vietnam dari grup B.

Indonesia satu grup dengan Kamboja sebagai tuan rumah, lalu Timor leste, Myanmar dan Filipina. Bagi mereka (red:yang merendahkan Timnas) memenangkan pertandingan adalah hal seharusnya sangat mudah.

Baca juga: Anak Petani dan Penjahit Ini Wujudkan Mimpi Jadi Dokter Melalui Bidikmisi di Unsoed



“Secara tidak langsung, hal ini sebenarnya justru melemahkan sisi mental pemain terutama dari mindset. Ketika pemain menggunakan mindset ini. Maka mereka akan menganggap lawan sebagai tim yang mudah, dan cenderung meremehkan," terangnya.

Hal yang kurang sesuai dengan mindset yang terbangun di Timnas, lantaran semua tim yang berkompetisi sama-sama bagus,” katanya, dikutip dari laman Unair, Jumat (19/5/2023).

Tim pendamping psikologis kemudian mengajak pemain untuk mengelola mindset memenangkan pertandingan bukan soal mengalahkan siapa yang menjadi lawan. Di samping itu, tim juga mulai membatasi kontak pemain dengan media sosial, serta melakukan pendekatan kognitif untuk merubah mindset.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!