Ada Beasiswa Penuh bagi Camaba dari 3T di ITB, Berikut Infonya
Selasa, 30 Mei 2023 - 07:30 WIB
Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa ITB Irvan Christiawan menjelaskan proses seleksi mahasiswa baru melalui SM ITB. Pada jalur penerimaan ini terdapat dua kategori peserta, yakni peserta reguler dan peserta program beasiswa.
Meskipun termasuk program reguler, Program Strategis Nasional tetap memberi dukungan beasiswa biaya penyelenggaraan pendidikan walau tidak penuh. Peserta yang mendaftar Program Strategis Nasional dapat memilih program studi yang ditawarkan.
Selain itu, Irvan kembali menekankan bahwa peserta yang dapat mengikuti Program Dukungan Daerah 3T adalah peserta yang berasal dari sekolah di kawasan 3T, bukan berdasarkan domisilinya. Terdapat 76 daerah 3T yang disyaratkan pada program ini yang mengacu pada Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2020 serta daerah lain yang dianggap masih memerlukan bantuan pendidikan.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa S1-S2 CIMB ASEAN 2023 Resmi Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftar
Pada kesempatan ini, ia juga memberikan informasi tambahan terkait SM ITB yang memberi kesempatan kepada siswa-siswi SMK untuk menjadi bagian dari ITB sesuai dengan bidang yang digelutinya. Sama halnya dengan Program Strategis Nasional dan Program Dukungan Daerah 3T, peserta SM ITB juga akan mengikuti ujian akademik ITB secara daring.
Tak hanya penjelasan terkait penerimaan mahasiswa baru ITB melalui SM ITB, tetapi juga terdapat talkshow yang mendatangkan dua mahasiswa ITB peserta Program Dukungan Daerah 3T dan Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Dua mahasiswa ITB daru program Dukungan Daerah 3T dan beasiswa ADik turut hadir dalam sosialisasi. Henrikus Williams Ko’o (FMIPA Angkatan 2023) dan Kwart Felisha Pitornela Wainggai (SAPPK Angkatan 2023).
Henrikus yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur berhasil menjadi penerima beasiswa pendidikan melalui Program Dukungan Daerah 3T.
Felisha berasal dari Serui, Provinsi Papua. Ia mendapatkan bantuan pendidikan melalui Program ADik. Felisha menceritakan perjuangannya untuk mendapatkan akses internet demi mendaftar ke ITB yang hanya dapat diperoleh saat malam hari.
Meskipun termasuk program reguler, Program Strategis Nasional tetap memberi dukungan beasiswa biaya penyelenggaraan pendidikan walau tidak penuh. Peserta yang mendaftar Program Strategis Nasional dapat memilih program studi yang ditawarkan.
Selain itu, Irvan kembali menekankan bahwa peserta yang dapat mengikuti Program Dukungan Daerah 3T adalah peserta yang berasal dari sekolah di kawasan 3T, bukan berdasarkan domisilinya. Terdapat 76 daerah 3T yang disyaratkan pada program ini yang mengacu pada Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2020 serta daerah lain yang dianggap masih memerlukan bantuan pendidikan.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa S1-S2 CIMB ASEAN 2023 Resmi Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftar
Pada kesempatan ini, ia juga memberikan informasi tambahan terkait SM ITB yang memberi kesempatan kepada siswa-siswi SMK untuk menjadi bagian dari ITB sesuai dengan bidang yang digelutinya. Sama halnya dengan Program Strategis Nasional dan Program Dukungan Daerah 3T, peserta SM ITB juga akan mengikuti ujian akademik ITB secara daring.
Tak hanya penjelasan terkait penerimaan mahasiswa baru ITB melalui SM ITB, tetapi juga terdapat talkshow yang mendatangkan dua mahasiswa ITB peserta Program Dukungan Daerah 3T dan Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Cerita Mahasiswa ITB dari Kupang dan Papua
Dua mahasiswa ITB daru program Dukungan Daerah 3T dan beasiswa ADik turut hadir dalam sosialisasi. Henrikus Williams Ko’o (FMIPA Angkatan 2023) dan Kwart Felisha Pitornela Wainggai (SAPPK Angkatan 2023).
Henrikus yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur berhasil menjadi penerima beasiswa pendidikan melalui Program Dukungan Daerah 3T.
Felisha berasal dari Serui, Provinsi Papua. Ia mendapatkan bantuan pendidikan melalui Program ADik. Felisha menceritakan perjuangannya untuk mendapatkan akses internet demi mendaftar ke ITB yang hanya dapat diperoleh saat malam hari.
tulis komentar anda