Kisah Perjuangan Maylenty Wempi Berantas Buta Huruf di Daerah Perbatasan Malinau
Kamis, 22 Juni 2023 - 23:23 WIB
Misalnya ke wilayah Kayan Hilir, Sule Pipay yang jarak tempuhnya hampir dua jam naik pesawat yang memiliki kapasitas 6 orang. Jika pesawat mendarat di lapangan perintis seperti penumpang di dalamnya seperti naik kuda.
TBM di Malinau mulai aktif pada tahun 2020, mereka melihat aktifnya kegiatan PKK langsung ke keluarga. Pada saat masa Covid-19. Maylenty bersama para kader PKK keliling membagikan buku - buku cerita. Dari desa ke desa dengan pengalaman hidup yang keras dengan menggunakan perahu kayu mengarungi jeram – jeram sungai yang berbahaya.
“Bahkan kalau perahu kami tidak bisa melalui jeram, tersebut, kami terpaksa berjalan kaki mencari jalan alternatif lain,” katanya.
Hal tersebut dia lakukan tidak lain, ingin melihat warganya untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak – anak lain di Indonesia. Gerakan inilah yang Maylenty katakan sebagai Gerakan Pelayanan Kasih untuk pendidikan anak – anak di Malinau.
Hal ini dilakukan, lebih pada pelayanan dan kader PKK tidak ada honor dan tidak ada upah. Karena ini merupakan kerja ikhlas dan sampai ke desa. “Memiliki kasih dengan pikiran dan hati, punya rasa kepeduliaan pasti kerjanya ikhlas,” kata Maylenty.
Untuk saat ini, daerah yang masih terjangkau responnya luar biasa, minat anak lebih Tinggi. Bahkan bukunya mengalami kekurangan. Karena respons anak dan respon orang tua tinggi terhadap kegiatan di TBM.
Untuk operasional buku-buku lewat IKBM, PKK beberapa waktu ke depan akan ada nota kesepahaman dengan IKBM. Jadi IKBM itu sangat diperlukan sekali. Bagaimana mengarahkan teman–teman untuk melakukan belajar di TBM desanya masing–masing.
Maylenty meminta keterlibatan orang tua untuk peduli dengan pendidikan anak–anak, orang tua harus tahu perkembangan anak seperti apa. Walaupun di daerah Malinau masih ada kemampuan orang tua yang memiliki kemampuan terbatas.
“Bahkan ada anak–anak yang tidak tahu dia sudah kelas berapa. Kita minta orang tua mengasih kepedulian. Itulah tadi gerakan PKK agar ibu-ibu di desa atau orang tua peduli pendidikan anak,” katanya.
TBM di Malinau mulai aktif pada tahun 2020, mereka melihat aktifnya kegiatan PKK langsung ke keluarga. Pada saat masa Covid-19. Maylenty bersama para kader PKK keliling membagikan buku - buku cerita. Dari desa ke desa dengan pengalaman hidup yang keras dengan menggunakan perahu kayu mengarungi jeram – jeram sungai yang berbahaya.
“Bahkan kalau perahu kami tidak bisa melalui jeram, tersebut, kami terpaksa berjalan kaki mencari jalan alternatif lain,” katanya.
Hal tersebut dia lakukan tidak lain, ingin melihat warganya untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak – anak lain di Indonesia. Gerakan inilah yang Maylenty katakan sebagai Gerakan Pelayanan Kasih untuk pendidikan anak – anak di Malinau.
Hal ini dilakukan, lebih pada pelayanan dan kader PKK tidak ada honor dan tidak ada upah. Karena ini merupakan kerja ikhlas dan sampai ke desa. “Memiliki kasih dengan pikiran dan hati, punya rasa kepeduliaan pasti kerjanya ikhlas,” kata Maylenty.
Untuk saat ini, daerah yang masih terjangkau responnya luar biasa, minat anak lebih Tinggi. Bahkan bukunya mengalami kekurangan. Karena respons anak dan respon orang tua tinggi terhadap kegiatan di TBM.
Untuk operasional buku-buku lewat IKBM, PKK beberapa waktu ke depan akan ada nota kesepahaman dengan IKBM. Jadi IKBM itu sangat diperlukan sekali. Bagaimana mengarahkan teman–teman untuk melakukan belajar di TBM desanya masing–masing.
Maylenty meminta keterlibatan orang tua untuk peduli dengan pendidikan anak–anak, orang tua harus tahu perkembangan anak seperti apa. Walaupun di daerah Malinau masih ada kemampuan orang tua yang memiliki kemampuan terbatas.
“Bahkan ada anak–anak yang tidak tahu dia sudah kelas berapa. Kita minta orang tua mengasih kepedulian. Itulah tadi gerakan PKK agar ibu-ibu di desa atau orang tua peduli pendidikan anak,” katanya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda