Hebat, 8 Pelajar Indonesia Borong 13 Medali di Olimpiade Ilmu Kebumian Dunia
Jum'at, 01 September 2023 - 09:14 WIB
JAKARTA - Delapan siswa Indonesia berhasil memborong 13 medali di International Earth Science Olympiad (IESO) ke-16 yang digelar secara daring di India. Di ajang IESO ke-16, siswa-siswi Indonesia bersaing dengan 29 negara dalam memperoleh medali.
13 medali yang berhasil disumbangkan oleh Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia (TOIKI) ini terdiri dari satu medali emas, empat medali perak, delapan medali perunggu dan 15 penghargaan khusus. Ada empat kategori lomba di IESO tahun ini, yaitu Data Mining Test (DMT), National Team Field Investigation (NTFI), Earth System Project (ESP), dan Art in Science.
Kedelapan siswa-siswi berprestasi di ajang IESO ke-16 yaitu, Reyhan Adhiguna Pamungkas (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta) mendapat medali perak pada Data Mining Test dan mendapat medali emas pada Earth Science Project serta mendapat predikat very good di Art in Science. Terakhir, Celine Tania Wijaya (SMA Kristen Petra 2 Surabaya) mendapat predikat very good pada Data Mining Set, medali perak pada Earth Science Project dan predikat excellent pada Art in Science.
Baca juga: Bantu Kurangi Polusi, Siswa JIS Kembangkan Software untuk Nelayan Berlayar Tanpa Solar
Kemudian Felicia Ovelia Kurniawan (SMA Kristen Immanuel Pontianak) mendapatkan medali perak pada Data Mining Test, Earth Science Project, predikat good pada Art in Science dan predikat very good pada Pledge.
Saifurrohman Ar Robbani (MAN Insan Cendekia Pasuruan) meraih medali perunggu pada Data Mining Test dan National Team Field Investigation serta mendapat predikat special mentions atau excellent pada perlombaan Art in Science; Ammara Shifa Andini (MAN 2 Kota Malang) meraih predikat very good.
Selanjutnya, Naufal Hafidz Sayyidina Hawari (SMAN 1 Glagah Banyuwangi) mendapat predikat very good pada Data Mining Test, medali perunggu pada National Team Field dan predikat very good pada Art in Science; Kevin Andreas (SMA Darma Yudha Pekanbaru) mendapat predikat good pada Data Mining Test dan excellent pada Art in Science.
Sedangkan medali perunggu pada National Team Field Investigation dan Earth Science Project serta predikat good pada Pledge; Muhammad Nabhan Dzaki Aufar (SMA Al-Kautsar Bandar Lampung) membawa tiga medali perunggu dari perlombaan Data Mining Test, National Team Field Investigation dan Earth Science Project serta mendapatkan predikat excellent pada perlombaan Art in Science.
Baca juga: Ajang Kolaboratif Implementasi SPBE, Kemendikbudristek Gelar Bug Bounty Competition 2023
Naufal Hafidz Sayyidina Hawari, perwakilan dari SMA 1 Glagah asal Jawa Timur mengatakan, IESO telah memberikan pelajaran berharga bagi mereka tentang pentingnya mengintegrasikan berbagai sudut pandang guna merespon persoalan yang kompleks. Lebih istimewanya, IESO merupakan kompetisi ilmiah yang unik karena mewadahi bentuk kompetisi berkelompok.
“Kami bersyukur dan juga belajar tentang penting kolaborasi dalam sebuah tim. Dalam prosesnya, kami tidak hanya memperdalam kemampuan bekerja sama, tetapi juga mengasah ketangguhan dalam menghadapi berbagai hambatan yang mungkin timbul di dalam kelompok kami,” ucapnya, dikutip dari laman Puspresnas, Jumat (1/9/2023).
IESO merupakan ajang kompetisi pelajar pra-perguruan tinggi untuk bidang ilmu kebumian yang meliputi pengetahuan terkait geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan astronomi (sains keplanetan).
Lihat Juga: Pordasi Sambut Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet Termasuk Berkuda ke Olimpiade LA 2028
13 medali yang berhasil disumbangkan oleh Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia (TOIKI) ini terdiri dari satu medali emas, empat medali perak, delapan medali perunggu dan 15 penghargaan khusus. Ada empat kategori lomba di IESO tahun ini, yaitu Data Mining Test (DMT), National Team Field Investigation (NTFI), Earth System Project (ESP), dan Art in Science.
Kedelapan siswa-siswi berprestasi di ajang IESO ke-16 yaitu, Reyhan Adhiguna Pamungkas (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta) mendapat medali perak pada Data Mining Test dan mendapat medali emas pada Earth Science Project serta mendapat predikat very good di Art in Science. Terakhir, Celine Tania Wijaya (SMA Kristen Petra 2 Surabaya) mendapat predikat very good pada Data Mining Set, medali perak pada Earth Science Project dan predikat excellent pada Art in Science.
Baca juga: Bantu Kurangi Polusi, Siswa JIS Kembangkan Software untuk Nelayan Berlayar Tanpa Solar
Kemudian Felicia Ovelia Kurniawan (SMA Kristen Immanuel Pontianak) mendapatkan medali perak pada Data Mining Test, Earth Science Project, predikat good pada Art in Science dan predikat very good pada Pledge.
Saifurrohman Ar Robbani (MAN Insan Cendekia Pasuruan) meraih medali perunggu pada Data Mining Test dan National Team Field Investigation serta mendapat predikat special mentions atau excellent pada perlombaan Art in Science; Ammara Shifa Andini (MAN 2 Kota Malang) meraih predikat very good.
Selanjutnya, Naufal Hafidz Sayyidina Hawari (SMAN 1 Glagah Banyuwangi) mendapat predikat very good pada Data Mining Test, medali perunggu pada National Team Field dan predikat very good pada Art in Science; Kevin Andreas (SMA Darma Yudha Pekanbaru) mendapat predikat good pada Data Mining Test dan excellent pada Art in Science.
Sedangkan medali perunggu pada National Team Field Investigation dan Earth Science Project serta predikat good pada Pledge; Muhammad Nabhan Dzaki Aufar (SMA Al-Kautsar Bandar Lampung) membawa tiga medali perunggu dari perlombaan Data Mining Test, National Team Field Investigation dan Earth Science Project serta mendapatkan predikat excellent pada perlombaan Art in Science.
Baca juga: Ajang Kolaboratif Implementasi SPBE, Kemendikbudristek Gelar Bug Bounty Competition 2023
Naufal Hafidz Sayyidina Hawari, perwakilan dari SMA 1 Glagah asal Jawa Timur mengatakan, IESO telah memberikan pelajaran berharga bagi mereka tentang pentingnya mengintegrasikan berbagai sudut pandang guna merespon persoalan yang kompleks. Lebih istimewanya, IESO merupakan kompetisi ilmiah yang unik karena mewadahi bentuk kompetisi berkelompok.
“Kami bersyukur dan juga belajar tentang penting kolaborasi dalam sebuah tim. Dalam prosesnya, kami tidak hanya memperdalam kemampuan bekerja sama, tetapi juga mengasah ketangguhan dalam menghadapi berbagai hambatan yang mungkin timbul di dalam kelompok kami,” ucapnya, dikutip dari laman Puspresnas, Jumat (1/9/2023).
IESO merupakan ajang kompetisi pelajar pra-perguruan tinggi untuk bidang ilmu kebumian yang meliputi pengetahuan terkait geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan astronomi (sains keplanetan).
Lihat Juga: Pordasi Sambut Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet Termasuk Berkuda ke Olimpiade LA 2028
(nnz)
tulis komentar anda