Apakah Benar Skripsi Itu Susah Sehingga Sekarang Tidak Diwajibkan Lagi? Ini Penjelasannya
Jum'at, 01 September 2023 - 10:07 WIB
Sebaliknya, mahasiswa yang malas berkomunikasi dan melaporkan progress berkala pada dosen pembimbing lebih riskan berakhir kerepotan dan terjebak dalam mindset “skripsi itu susah”.
Berikutnya, faktor yang kerap membuat skripsi itu susah adalah meremehkan aktivitas diskusi dengan teman satu jurusan. Baik teman dari satu angkatan yang sama maupun berbeda tahun, mereka semua adalah salah satu kunci kesuksesan skripsi yang bisa kita manfaatkan!
Bagaimana cara memanfaatkannya? Pastinya bukan dengan sembarangan nongkrong ria dan menghabiskan waktu secara sia-sia. Melainkan, ajaklah mereka untuk sesekali rutin berdiskusi secara santai sekaligus serius mengenai bahasan yang berkaitan dengan skripsi kita.
Diskusi bersama kakak tingkat maupun teman angkatan bisa jadi solusi skripsi di masa-masa pandemi ini. Dari diskusi kecil-kecilan, banyak ide brilian yang bisa tercipta dan dieksekusi menjadi sebuah karya luar biasa; termasuk skripsi.
Ketiga, faktor yang bisa bikin skripsi itu susah buat sebagian mahasiswa adalah meninggalkan kebiasaan membaca. Seringkali mahasiswa pejuang skripsi hanya ingin menulis dan menyusun skripsi secepat mungkin, tanpa harus capek-capek melakukan aktivitas fundamental semacam membaca.
Padahal, kebiasaan membaca justru adalah salah satu kunci dasar sekaligus pembeda utama antara orang-orang yang sukses skripsian dengan yang gagal selesai tepat waktu. Kebiasaan membaca tidak boleh diremehkan bagi mahasiswa manapun yang ingin lulus secepat dan setepat mungkin.
Hanya saja, membaca pun tidak harus selalu terbatas pada jurnal ilmiah saja. Kebiasaan membaca karya tulis ilmiah setiap hari memang termasuk habit yang bagus, namun tidak semua orang bisa cocok dengan habit tersebut. Mengembangkan kebiasaan membaca bisa sesederhana dengan membaca artikel web yang ringan-ringan, maupun tulisan jurnalistik dari media massa yang reputable.
2. Malas Berdiskusi dengan Kakak Tingkat maupun Teman Angkatan
Berikutnya, faktor yang kerap membuat skripsi itu susah adalah meremehkan aktivitas diskusi dengan teman satu jurusan. Baik teman dari satu angkatan yang sama maupun berbeda tahun, mereka semua adalah salah satu kunci kesuksesan skripsi yang bisa kita manfaatkan!
Baca Juga
Bagaimana cara memanfaatkannya? Pastinya bukan dengan sembarangan nongkrong ria dan menghabiskan waktu secara sia-sia. Melainkan, ajaklah mereka untuk sesekali rutin berdiskusi secara santai sekaligus serius mengenai bahasan yang berkaitan dengan skripsi kita.
Diskusi bersama kakak tingkat maupun teman angkatan bisa jadi solusi skripsi di masa-masa pandemi ini. Dari diskusi kecil-kecilan, banyak ide brilian yang bisa tercipta dan dieksekusi menjadi sebuah karya luar biasa; termasuk skripsi.
3. Meninggalkan Habit Membaca
Ketiga, faktor yang bisa bikin skripsi itu susah buat sebagian mahasiswa adalah meninggalkan kebiasaan membaca. Seringkali mahasiswa pejuang skripsi hanya ingin menulis dan menyusun skripsi secepat mungkin, tanpa harus capek-capek melakukan aktivitas fundamental semacam membaca.
Padahal, kebiasaan membaca justru adalah salah satu kunci dasar sekaligus pembeda utama antara orang-orang yang sukses skripsian dengan yang gagal selesai tepat waktu. Kebiasaan membaca tidak boleh diremehkan bagi mahasiswa manapun yang ingin lulus secepat dan setepat mungkin.
Hanya saja, membaca pun tidak harus selalu terbatas pada jurnal ilmiah saja. Kebiasaan membaca karya tulis ilmiah setiap hari memang termasuk habit yang bagus, namun tidak semua orang bisa cocok dengan habit tersebut. Mengembangkan kebiasaan membaca bisa sesederhana dengan membaca artikel web yang ringan-ringan, maupun tulisan jurnalistik dari media massa yang reputable.
Lihat Juga :
tulis komentar anda