Kisah Athi, Alumni MBKM yang Kuliah di Inggris Melalui Pengalaman di Program Kampus Mengajar

Selasa, 21 November 2023 - 15:08 WIB
Alumni MBKM program Kampus Mengajar Athi Nur Auliyati Rahmah. Foto/Diktiristek.
JAKARTA - Program Kampus Mengajar tak hanya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa namun meningkatkan kompetensi peserta mahasiswanya. Salah satunya yang dialami Athi Nur Auliyati Rahmah, Alumni Program Kampus Mengajar Angkatan 1.

Athi, sapaan akrabnya, pernah mengenyam pendidikan tinggi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan mengambil program magister dengan jurusan nano-science di University of Bristol. Perkenalan Athi dengan Program Kampus Mengajar terjadi di tahun 2021 kala itu diketahui dari pemberitahuan pimpinan perguruan tinggi.

“Waktu itu, kami dikumpulkan di rektorat UNY dan disampaikan bahwa ada pelaksanaan Program Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek yang bisa mendapatkan pengakuan 20 sks jika bergabung di salah satu programnya,” kenang Athi, melalui siaran pers, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Alumnus Unair Jadi Wisudawan Terbaik di Kampus Polandia, Raih IPK 5,00



Dari berbagai pilihan program yang ditawarkan, Athi terpanggil untuk bergabung ke Program Kampus Mengajar. Selain linear dengan rumpun program studinya, Athi juga tertarik dengan opsi bisa berkontribusi secara langsung terhadap pendidikan di Indonesia.

Di Program Kampus Mengajar, Athi bertugas di SDN Guluk-Guluk 2, Kabupaten Sumenep. Lokasi penugasan yang tidak jauh dari rumahnya membuat ia bisa cepat beradaptasi di sekolah dan memahami kondisi sekolah.

“Sekolah dan adik-adik peserta didik menyambut hangat kehadiran saya ketika pertama kali datang dan menyampaikan bahwa saya akan bertugas mendampingi guru untuk meningkatkan pembelajaran literasi dan numerasi,” cerita Athi.

Ketika bertugas di tahun 2021 di mana pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, tidak mematahkan semangat Athi untuk mendampingi peserta didik. Dalam menjalankan penugasannya, ia juga banyak berkolaborasi bersama para guru sehingga program-program yang dijalankan terkait literasi dan numerasi memang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Kondisi sekolah yang ada di pelosok pulau Madura dan juga masyarakat yang masih gagap teknologi pun mendorong Athi cukup menjadi kendala. Namun, dengan semangat perubahan yang dititipkan oleh Kemendikbudristek, ia pun pada akhirnya berhasil menyelesaikan penugasan selama kurang lebih empat bulan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More