Diskusi Penanganan Stunting Universitas Yarsi: Sinergi Pemerintah dan Swasta Dibutuhkan
Kamis, 18 Januari 2024 - 08:00 WIB
Baca juga: Multifaktor Penyebab Stunting, Cegah Sedini Mungkin
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Endang L Achadi menambahkan bahwa stunting bukan diobati tetapi bagaimana mengatasinya dan mencegahnya.
Ia memberi contoh ibu hamil yang mendambakan bayinya tidak mengalami stunting di kemudian hari dengan cara, ibu hamil harus tercukupi gizinya, tidak anemia, tidak berada di lingkungan perokok, tidak kurus atau gemuk dan penambahan berat badan selama kehamilan adekuat.
Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal menanggapi hal itu mengatakan bahwa sebetulnya sejak era Presiden SBY, sudah ada 8 langkah penanganan stunting dan sudah dilaksanakan di setiap daerah. Namun entah kenapa kasus stunting belum juga turun.
Juga hadir dalam diskusi Stefanus Indrayana, Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta mengatasi mal nutrisi di dunia.
"Keterlibatan Indonesia di kancah internasional bersama negara-negara lain bergotong royong mengatasi mal nutrisi sejak 2012," terang indrayana.
Untuk sektor swasta pun Indofood juga melakukan upaya-upaya mengatasi mal nutrisi baik kelebihan nutrisi, kekurangan nutrisi dan kekurangan nutrisi mikro.
"Upaya mengatasinya dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi agar kebutuhan nutrisi terpenuhi," jelasnya.
Ia mencontohkan bahwa produk-produk pangan seperti terigu, minyak goreng dan mie telah dilakukan fortifikasi nutrien agar masyarakat mengonsumsi terpenuhi kebutuhan nutrisi.
Fortifikasi tepung terigu yang telah ditambahkan dengan berbagai mineral dan vitamin tertentu yang dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Salah satunya dengan ditambahkannya zat besi pada terigu. Kemudian penambahan vitamin A pada minyak goreng dan sebagainya.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Endang L Achadi menambahkan bahwa stunting bukan diobati tetapi bagaimana mengatasinya dan mencegahnya.
Ia memberi contoh ibu hamil yang mendambakan bayinya tidak mengalami stunting di kemudian hari dengan cara, ibu hamil harus tercukupi gizinya, tidak anemia, tidak berada di lingkungan perokok, tidak kurus atau gemuk dan penambahan berat badan selama kehamilan adekuat.
Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal menanggapi hal itu mengatakan bahwa sebetulnya sejak era Presiden SBY, sudah ada 8 langkah penanganan stunting dan sudah dilaksanakan di setiap daerah. Namun entah kenapa kasus stunting belum juga turun.
Juga hadir dalam diskusi Stefanus Indrayana, Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta mengatasi mal nutrisi di dunia.
"Keterlibatan Indonesia di kancah internasional bersama negara-negara lain bergotong royong mengatasi mal nutrisi sejak 2012," terang indrayana.
Untuk sektor swasta pun Indofood juga melakukan upaya-upaya mengatasi mal nutrisi baik kelebihan nutrisi, kekurangan nutrisi dan kekurangan nutrisi mikro.
"Upaya mengatasinya dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi agar kebutuhan nutrisi terpenuhi," jelasnya.
Ia mencontohkan bahwa produk-produk pangan seperti terigu, minyak goreng dan mie telah dilakukan fortifikasi nutrien agar masyarakat mengonsumsi terpenuhi kebutuhan nutrisi.
Fortifikasi tepung terigu yang telah ditambahkan dengan berbagai mineral dan vitamin tertentu yang dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Salah satunya dengan ditambahkannya zat besi pada terigu. Kemudian penambahan vitamin A pada minyak goreng dan sebagainya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda