Kepala Perpusnas: Akses Bahan Bacaan Berkualitas Masih Menjadi Hambatan
Kamis, 08 Februari 2024 - 09:31 WIB
JAKARTA - Plt. Kepala Perpusnas E. Aminudin Azis mengungkapkan hasil riset yang dilakukannya menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, sebenarnya tinggi. Namun, masih ada hambatan dalam hal akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas dan pendekatan yang tepat dalam pembiasaan membaca .
“Persoalan mendesak bagi kita untuk menyediakan buku bacaan yang bermutu sesuai dengan keinginan pembaca. Tidak hanya itu, pendampingan dalam membaca juga penting, terutama bagi anak-anak yang masih belajar membaca. Pembacaan harus dilakukan dengan pendekatan yang tepat, termasuk pembacaan nyaring dan pemaparan yang menarik," katanya, melalui siaran pers, Kamis (8/2/2024)
Menurutnya, kebiasaan membaca perlu dibangun sejak kecil, bahkan ketika anak masih di dalam kandungan. Hal ini menjadi fondasi kuat seiring dengan pertumbuhan anak.
Baca juga: Gandeng Penerbit Andi, Edulab Indonesia Rilis Buku ‘FAST: Siap Ujian Sekolah’
“Kebiasaan membaca ini tidak dapat dibangun secara tiba-tiba, perlu adanya kebiasaan membaca pada anak sejak masih kecil,” lanjutnya dalam webinar “Gerakan Indonesia Membaca: Ayo Membaca Nyaring untuk Literasi Indonesia”.
Plt. Kepala Perpusnas menambahkan, dalam mendorong kebiasaan membaca perlu adanya peran komunitas literasi, guru, dan orang tua. Melalui Gerakan Indonesia Membaca, diharapkan terbentuk 10.000 perpustakaan baru di desa-desa, di mana masyarakat didorong untuk aktif membaca dan mengadakan kegiatan literasi.
“Gerakan Indonesia Membaca ini bukan hanya tugas Perpusnas atau pemerintah, tetapi tugas kita semua. Mari kita bangkitkan gairah untuk membaca di kalangan anak-anak kita agar mereka dapat dijejali dengan hal-hal yang baik,” ajaknya.
Sementara itu, Pendiri Reading Bugs, Komunitas Read Aloud Roosi Setiawan mengatakan bahwa membacakan nyaring dapat menjadi kebiasaan yang terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari, mirip dengan kebiasaan menggosok gigi.
“Persoalan mendesak bagi kita untuk menyediakan buku bacaan yang bermutu sesuai dengan keinginan pembaca. Tidak hanya itu, pendampingan dalam membaca juga penting, terutama bagi anak-anak yang masih belajar membaca. Pembacaan harus dilakukan dengan pendekatan yang tepat, termasuk pembacaan nyaring dan pemaparan yang menarik," katanya, melalui siaran pers, Kamis (8/2/2024)
Menurutnya, kebiasaan membaca perlu dibangun sejak kecil, bahkan ketika anak masih di dalam kandungan. Hal ini menjadi fondasi kuat seiring dengan pertumbuhan anak.
Baca juga: Gandeng Penerbit Andi, Edulab Indonesia Rilis Buku ‘FAST: Siap Ujian Sekolah’
“Kebiasaan membaca ini tidak dapat dibangun secara tiba-tiba, perlu adanya kebiasaan membaca pada anak sejak masih kecil,” lanjutnya dalam webinar “Gerakan Indonesia Membaca: Ayo Membaca Nyaring untuk Literasi Indonesia”.
Plt. Kepala Perpusnas menambahkan, dalam mendorong kebiasaan membaca perlu adanya peran komunitas literasi, guru, dan orang tua. Melalui Gerakan Indonesia Membaca, diharapkan terbentuk 10.000 perpustakaan baru di desa-desa, di mana masyarakat didorong untuk aktif membaca dan mengadakan kegiatan literasi.
“Gerakan Indonesia Membaca ini bukan hanya tugas Perpusnas atau pemerintah, tetapi tugas kita semua. Mari kita bangkitkan gairah untuk membaca di kalangan anak-anak kita agar mereka dapat dijejali dengan hal-hal yang baik,” ajaknya.
Sementara itu, Pendiri Reading Bugs, Komunitas Read Aloud Roosi Setiawan mengatakan bahwa membacakan nyaring dapat menjadi kebiasaan yang terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari, mirip dengan kebiasaan menggosok gigi.
tulis komentar anda