Momen Haru Ortu Mahasiswa UGM Wakili Wisuda Anaknya yang Meninggal sebelum Sidang Skripsi
Kamis, 22 Februari 2024 - 10:11 WIB
Skripsinya yang berjudul “Distribusi Spasial dan Temporal Vokalisasi Tokek Hutan di Kawasan Hutan Desa Tahawa Kalimantan Tengah” memperoleh predikat A berdasarkan penilaian para penguji.
Sebagai bentuk penghargaan untuk dedikasi almarhumah dalam melakukan riset, fakultas berencana menulis ulang skripsi yang ia susun untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
“Kalau boleh saya katakan bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (22/2/2024).
Dewi mengalami kecelakaan dalam perjalanannya ke kampus untuk mengikuti sidang skripsi beberapa bulan sebelumnya, dan sempat keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. Sardjito.
Menurut orang tuanya, Dewi adalah sosok anak yang periang, jarang mengeluh, dan tekun dalam menuntut ilmu. Bahkan ketika masih dalam masa pemulihan pasca kecelakaan pun, ia tetap bersemangat untuk segera mengikuti pendadaran dan menunaikan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.
Baca juga: Kisah Inspirasi 2 Wisudawan Difabel UB, Keterbatasan Fisik Bukan Halangan untuk Berprestasi
Tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua, Dewi juga menjadi sosok yang berarti bagi kedua saudara dan orang-orang terdekatnya.
“Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawa lah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih,” ucap sang ibunda.
Ngadinah tak kuasa menahan sedih saat mewakili wisuda anaknya yang telah berpulang. Foto/Instagram UGM.
Sebagai bentuk penghargaan untuk dedikasi almarhumah dalam melakukan riset, fakultas berencana menulis ulang skripsi yang ia susun untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
“Kalau boleh saya katakan bahwa ini mungkin tingkatannya sudah ada di tingkat S2, tapi ini di S1, sudah sangat-sangat bagus. Saya berharap ilmu ini bisa dikembangkan oleh teman-teman yang lainnya karena ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (22/2/2024).
Dewi mengalami kecelakaan dalam perjalanannya ke kampus untuk mengikuti sidang skripsi beberapa bulan sebelumnya, dan sempat keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUP dr. Sardjito.
Menurut orang tuanya, Dewi adalah sosok anak yang periang, jarang mengeluh, dan tekun dalam menuntut ilmu. Bahkan ketika masih dalam masa pemulihan pasca kecelakaan pun, ia tetap bersemangat untuk segera mengikuti pendadaran dan menunaikan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.
Baca juga: Kisah Inspirasi 2 Wisudawan Difabel UB, Keterbatasan Fisik Bukan Halangan untuk Berprestasi
Tidak hanya menjadi kebanggaan orang tua, Dewi juga menjadi sosok yang berarti bagi kedua saudara dan orang-orang terdekatnya.
“Dia itu seperti matahari keluarga, kalau ada dia suasana rumah jadi hangat. Kehilangan separuh nyawa lah, rumah jadi sepi, jadi pada sedih,” ucap sang ibunda.
Ngadinah tak kuasa menahan sedih saat mewakili wisuda anaknya yang telah berpulang. Foto/Instagram UGM.
tulis komentar anda