PSBPS UMS Mulai Roadshow Pelatihan Nasional Pancasila sebagai Laku dari Jakarta sampai Papua
Kamis, 25 April 2024 - 17:33 WIB
Di tengah kemunduran demokrasi, menurunnya keteladanan kepemimpinan nasional, dan berbagai pelanggaran terhadap azas Pancasila, program ini diharapkan membentuk pola pikir kritis-konstruktif mahasiswa, agar memahami, meyakini, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang oleh persyarikatan Muhammadiyah dijunjung sebagai darul ahdi wal syahadah.
"Tujuan akhir dari program ini adalah perubahan sosial positif dalam memperbaiki tata kelola negara dan mendorong pembangunan bangsa yang damai-inklusif, berkeadilan, dan berkeadaban," kata Yayah dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2024).
Perwakilan LBIPU UMS Mohammad Thoyibi memaparkan tentang temuan hasil survei bahwa materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dipersepsikan kurang kontekstual, metode pembelajarannya membosankan, dan capaian pembelajaran pada ranah afektif dan perilaku masih terbatas. Melalui pelatihan ini, diharapkan metode pembelajaran reflektif-interaktif dan andragogi dapat diimplementasikan, melalui pemberdayaan kompetensi dosen dalam memandu mahasiswa mengartikulasikan pemikiran kritis, dan meningkatkan relevansi materi dengan kasus-kasus aktual di masyarakat.
"Metode pembelajaran yang cenderung tradisional satu-arah tidak memadai dalam memfasilitasi partisipasi aktif mahasiswa serta pengembangan ranah afektif dan konatif mereka," katanya.
Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Ma'mun Murod dalam sambutannya menyoroti pentingnya memahami Pancasila sebagai falsafah tengahan yang bersifat wasathiyah, bukan ekstrem. Pancasila adalah hasil dialektika antara berbagai perspektif tentang dasar negara, menciptakan sintesis yang sejalan dengan nilai-nilai fundamental dalam Islam. Lebih lanjut, Prof. Murod merekomendasikan Pancasila sebagai alat kritik terhadap berbagai penyimpangan dan pelanggaran demokrasi yang terjadi saat ini.
Ia menggarisbawahi bahwa pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai falsafah tengahan dapat membantu mencegah polarisasi dan ekstremisme di masyarakat.
"Dengan memahami bahwa Pancasila adalah sintesis yang memperhitungkan berbagai perspektif dan nilai, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju arah yang lebih baik," katanya.
"Tujuan akhir dari program ini adalah perubahan sosial positif dalam memperbaiki tata kelola negara dan mendorong pembangunan bangsa yang damai-inklusif, berkeadilan, dan berkeadaban," kata Yayah dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2024).
Perwakilan LBIPU UMS Mohammad Thoyibi memaparkan tentang temuan hasil survei bahwa materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dipersepsikan kurang kontekstual, metode pembelajarannya membosankan, dan capaian pembelajaran pada ranah afektif dan perilaku masih terbatas. Melalui pelatihan ini, diharapkan metode pembelajaran reflektif-interaktif dan andragogi dapat diimplementasikan, melalui pemberdayaan kompetensi dosen dalam memandu mahasiswa mengartikulasikan pemikiran kritis, dan meningkatkan relevansi materi dengan kasus-kasus aktual di masyarakat.
"Metode pembelajaran yang cenderung tradisional satu-arah tidak memadai dalam memfasilitasi partisipasi aktif mahasiswa serta pengembangan ranah afektif dan konatif mereka," katanya.
Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Ma'mun Murod dalam sambutannya menyoroti pentingnya memahami Pancasila sebagai falsafah tengahan yang bersifat wasathiyah, bukan ekstrem. Pancasila adalah hasil dialektika antara berbagai perspektif tentang dasar negara, menciptakan sintesis yang sejalan dengan nilai-nilai fundamental dalam Islam. Lebih lanjut, Prof. Murod merekomendasikan Pancasila sebagai alat kritik terhadap berbagai penyimpangan dan pelanggaran demokrasi yang terjadi saat ini.
Ia menggarisbawahi bahwa pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai falsafah tengahan dapat membantu mencegah polarisasi dan ekstremisme di masyarakat.
"Dengan memahami bahwa Pancasila adalah sintesis yang memperhitungkan berbagai perspektif dan nilai, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju arah yang lebih baik," katanya.
(abd)
tulis komentar anda