Mau Buat Konten Budaya Menarik? Ini yang Harus Dikuasai Gen Z di Dunia Digital
Kamis, 02 Mei 2024 - 20:25 WIB
PASANGKAYU - Ruang digital kini makin padat dan riuh oleh para penggunanya. Warganet lintas usia saat ini jumlahnya bahkan melebihi populasi penduduk Indonesia. Data terbaru Hootsuite (We are Social) per Januari 2024, jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi internet mencapai 353,3 juta. Ini memunculkan tantangan budaya baru di ruang digital.
”Di satu sisi, beragamnya budaya kita membuka peluang berjuta bahan mentah untuk dipromosikan produk dan pesonanya, sehingga banyak konten digital yang bisa kita buat. Tetapi konten itu harus pas dengan penonton dan viewer-nya. Semakin ringan dan mudah dicerna, semakin banyak like dan comment yang bakal didapat,” ujar mom Influencer Novindah Sochmariyanti dalam webinar bertema ”Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital” di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Kamis (2/5/2024).
Webinar literasi digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat di Kabupaten Pasangkayu.
Webinar diikuti dengan menggelar nonton bareng (nobar) oleh ratusan siswa dan guru di sejumlah sekolah se¬-Pasangkayu. Di antaranya SDN Pasangkayu, SDN 1 dan SDN 3 Majene, SDN Pangana, SDN 1 Pettilo, SDN 1 Mekar tike, SDN 3 Pajalele, SMPN 3 Bambaira, SMPN Pasangkayu, SMPN 5 Bollu Taba SMPN 3 dan SMN 4 Bambalamotu serta SMP Abu Hurairah.
Novindah mengatakan, konten budaya atau jualan produk apa pun mesti tepat sasaran. Kenapa? Karena pasar atau viewer (penonton) kini sudah berubah. Termasuk selera dalam berbudaya, makan, dan hiburan.
”Kalau kita ingin dapat respons positif, ikuti selera mereka. Bikin konten yang menarik, tapi ringan dipahami,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pasangkayu, Abidin menyebut perlunya membuat konten yang mendidik dan membangun budaya, namun tetap dengan menjaga etik dan moral.
”Ingat, internet akan jadi anugerah kalau kita yang mengendalikan teknologinya. Namun, akan jadi bencana kalau kita yang dikendalikan teknologi. Jangan sampai itu terjadi,” ujar Abidin, dalam diskusi vitual yang dipandu moderator Fernand Tampubolon.
”Di satu sisi, beragamnya budaya kita membuka peluang berjuta bahan mentah untuk dipromosikan produk dan pesonanya, sehingga banyak konten digital yang bisa kita buat. Tetapi konten itu harus pas dengan penonton dan viewer-nya. Semakin ringan dan mudah dicerna, semakin banyak like dan comment yang bakal didapat,” ujar mom Influencer Novindah Sochmariyanti dalam webinar bertema ”Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital” di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Kamis (2/5/2024).
Webinar literasi digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat di Kabupaten Pasangkayu.
Webinar diikuti dengan menggelar nonton bareng (nobar) oleh ratusan siswa dan guru di sejumlah sekolah se¬-Pasangkayu. Di antaranya SDN Pasangkayu, SDN 1 dan SDN 3 Majene, SDN Pangana, SDN 1 Pettilo, SDN 1 Mekar tike, SDN 3 Pajalele, SMPN 3 Bambaira, SMPN Pasangkayu, SMPN 5 Bollu Taba SMPN 3 dan SMN 4 Bambalamotu serta SMP Abu Hurairah.
Novindah mengatakan, konten budaya atau jualan produk apa pun mesti tepat sasaran. Kenapa? Karena pasar atau viewer (penonton) kini sudah berubah. Termasuk selera dalam berbudaya, makan, dan hiburan.
”Kalau kita ingin dapat respons positif, ikuti selera mereka. Bikin konten yang menarik, tapi ringan dipahami,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pasangkayu, Abidin menyebut perlunya membuat konten yang mendidik dan membangun budaya, namun tetap dengan menjaga etik dan moral.
”Ingat, internet akan jadi anugerah kalau kita yang mengendalikan teknologinya. Namun, akan jadi bencana kalau kita yang dikendalikan teknologi. Jangan sampai itu terjadi,” ujar Abidin, dalam diskusi vitual yang dipandu moderator Fernand Tampubolon.
tulis komentar anda