SBM ITB Gandeng Crapco Indonesia Beri Pelatihan Inovasi Pengolahan Sampah di Sumedang

Sabtu, 22 Juni 2024 - 19:46 WIB
Menggandeng Crapco Indonesia, SBM ITB menginisiasi lomba sekaligus pelatihan inovasi pengolahan sampah di Kabuaten Sumedang, Jabar. Foto/Ist
SUMEDANG - Mengelilingi tumpukan sampah , 30 orang warga Desa Sayang Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Jawa Barat bersiap mengikuti lomba memilah sampah dan memisahkannya menjadi sampah organik, anorganik, dan bahan limbah, beracun dan berbahaya (B3)

Lomba memilah sampah adalah salah satu rangkaian pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bekerja sama dengan Crapco Indonesia.

Lomba ini juga bertujuan untuk mendemonstrasikan konsep poin pemilahan sampah yang dapat ditukar dengan sembako, inovasi yang disediakan oleh Crapco Indonesia.

Program pengabdian masyarakat ini terlaksana karena kondisi sampah di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, yang menumpuk dan belum terkelola dengan baik.



"Jika tidak dibakar, sampahnya dibiarkan atau dikirim ke TPA Cibereum yang kapasitasnya sudah sangat tipis," ungkap Dr Sri Hartati, Msi., Ketua Pengabdian Masyarakat dan Dosen SBM ITB dalam keterangan resminya, Sabtu (22/6/2024) Adanya permasalahan sampah ini juga diamini warga.

“Sekarang banyak kos-kosan dan warung makan, dan kadang bingung sampahnya mau dibuang kemana,” ucap Euis Daliawati, Kader Posyandu RW 13 Desa Sayang.



Pengabdian masyarakat diawali dengan pelatihan memilah sampah untuk Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang. Pelatihan ini diadakan di Kantor Desa Sayang dan dihadiri oleh Camat Jatinangor, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang, Pembina Crapco Indonesia, dan tim dosen SBM ITB.

Pada acara ini, peserta diberikan materi tentang peran komunitas dalam pengelolaan sampah, ekonomi sampah, dan pengenalan inovasi Crapco Indonesia.

Setiap jenis sampah dapat menjadi produk yang bermanfaat. Sampah organik dapat diolah menjadi pakan maggot, sementara sampah anorganik didaur ulang menjadi produk jadi seperti kerajinan atau batu bata.

“Crapco Indonesia juga menawarkan nilai ekonomi berupa kesempatan belanja barang sehari-hari dengan harga lebih murah dalam aplikasi Crapco bagi warga yang memilah sampahnya,” ucap Muhammad Hafizh, Founder Crapco Indonesia.

Selama bulan Juni-Oktober 2024, tim dosen SBM ITB akan terus mendampingi dan mengevaluasi para Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang dalam mengelola sampah rumah tangga. Target program adalah membentuk komunitas yang dapat mengelola sampah rumah tangga secara mandiri.
(wyn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More