Cerita Wayan, Anak Penjual Telur Keliling dari Bali Diterima di UGM Tanpa Tes
Kamis, 27 Juni 2024 - 07:27 WIB
Karenanya tidak terbesit dibenaknya untuk menguliahkan Wayan ke universitas. Yang terpikirkan olehnya adalah besarnya biaya yang harus mereka keluarkan nantinya.
Meski berat untuk melepaskan anak mendaftarkan kuliah di Jawa, namun Ni LUh mengaku dirinya luluh saat melihat kegigihan anak sulungya tersebut. Yang bisa ia lakukan adalah dengan berdoa di setiap waktu sembahyang.
Bahkan Ni Luh sempat bernazar, jika Wayan lulus, ia akan membawa sesaji pejati dalam tradisi Hindu untuk dibawa ke pura.
“Karena sudah janji saya. Itu pun saya laksanakan pas hari odalan, kurang lebih satu bulan saat sembahyang setelah Wayan dapat pengumuman (kuliah) di UGM. Saya sendiri ke sana (Pura), bapak tidak tahu. Saya bawa ayam, pisang, jajan, buah-buahan. Saya antar ke pura,” pungkasnya.
Meski berat untuk melepaskan anak mendaftarkan kuliah di Jawa, namun Ni LUh mengaku dirinya luluh saat melihat kegigihan anak sulungya tersebut. Yang bisa ia lakukan adalah dengan berdoa di setiap waktu sembahyang.
Bahkan Ni Luh sempat bernazar, jika Wayan lulus, ia akan membawa sesaji pejati dalam tradisi Hindu untuk dibawa ke pura.
“Karena sudah janji saya. Itu pun saya laksanakan pas hari odalan, kurang lebih satu bulan saat sembahyang setelah Wayan dapat pengumuman (kuliah) di UGM. Saya sendiri ke sana (Pura), bapak tidak tahu. Saya bawa ayam, pisang, jajan, buah-buahan. Saya antar ke pura,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda