AII Hubungkan Riset Sawit di Perguruan Tinggi sampai Tahap Komersialisasi
Selasa, 02 Juli 2024 - 19:35 WIB
JAKARTA - Penelitian di bidang industri sawit semakin banyak dilakukan oleh pihak perguruan tinggi. Riset yang makin berkembang ini pun diperlukan guna mendukung sawit sebagai komoditas perkebunan strategis nasional.
Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof Didiek Hadjar Goenadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk membantu inventor dalam mengatasi kendala komersialsiasi invensi riset khususnya tentang sawit.
Baca juga: BRIN Luncurkan 2 Skema Pendanaan Riset, Apa Saja? Cek Yuk!
"Kami memperkuat kemampuan inventor dalam berinvensi, dan membekali inventor dengan kemampuan memasarkan invensinya," katanya pada Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit Grand Riset Sawit (GRS) 2021-2023, melalui siaran pers, Selasa (2/7/2024).
Kerja sama antara BPDPKS dan AII untuk melakukan valuasi dan komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit yang dibiayai oleh BPDPKS sudah dilakukan sejak periode tahun 2021-2022, dilanjutkan dengan kerja sama tahap 2 periode tahun 2022-2023.
Pada GRS 2021-2023 ada 16 invensi yang siap komersialisasi dan sebagian besar merupakan riset dari perguruan tinggi. Misalnya, Pengembangan Mixed Matrix Membrane Berbasis Karbon Tertemplat Zeolit (KTZ) untuk Proses Pemisahan CO2 dari Biogas Palm Oil Mill Effluent dari LPPM ITS.
Baca juga: Peneliti Temukan Tanaman Endemik Madura Kamandin Saebo Berkhasiat Obati Sakit Gigi hingga Hipertensi
Kemudian juga ada invensi dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI, LPPM ITB, UGM, Institut Teknologi PLN, Unair, IPB, dan invensi dari Unila.
Dia menjelaskan, misi ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari valuasi hingga promosi kepada industri yang potensial dengan core business yang sesuai dengan jenis invensi yang dihasilkan oleh para inventor.
Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof Didiek Hadjar Goenadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk membantu inventor dalam mengatasi kendala komersialsiasi invensi riset khususnya tentang sawit.
Baca juga: BRIN Luncurkan 2 Skema Pendanaan Riset, Apa Saja? Cek Yuk!
"Kami memperkuat kemampuan inventor dalam berinvensi, dan membekali inventor dengan kemampuan memasarkan invensinya," katanya pada Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit Grand Riset Sawit (GRS) 2021-2023, melalui siaran pers, Selasa (2/7/2024).
Kerja sama antara BPDPKS dan AII untuk melakukan valuasi dan komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit yang dibiayai oleh BPDPKS sudah dilakukan sejak periode tahun 2021-2022, dilanjutkan dengan kerja sama tahap 2 periode tahun 2022-2023.
Pada GRS 2021-2023 ada 16 invensi yang siap komersialisasi dan sebagian besar merupakan riset dari perguruan tinggi. Misalnya, Pengembangan Mixed Matrix Membrane Berbasis Karbon Tertemplat Zeolit (KTZ) untuk Proses Pemisahan CO2 dari Biogas Palm Oil Mill Effluent dari LPPM ITS.
Baca juga: Peneliti Temukan Tanaman Endemik Madura Kamandin Saebo Berkhasiat Obati Sakit Gigi hingga Hipertensi
Kemudian juga ada invensi dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI, LPPM ITB, UGM, Institut Teknologi PLN, Unair, IPB, dan invensi dari Unila.
Dia menjelaskan, misi ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari valuasi hingga promosi kepada industri yang potensial dengan core business yang sesuai dengan jenis invensi yang dihasilkan oleh para inventor.
Lihat Juga :
tulis komentar anda