Cerita 2 Kepala Sekolah Kris dan Deni, Semangat Mengajar di Pelosok Perkebunan Sawit
Jum'at, 19 Juli 2024 - 19:46 WIB
JAKARTA - Tak ada yang pernah mengira bahwa dua SD yang berada di tengah-tengah perkebunan sawit di pelosok Kalimantan dapat memancarkan harapan baru akan pendidikan yang lebih baik berkat semangat mengajar dari para guru. Dua SD itu adalah SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah dan SD Perdana Ketapang, Kalimantan Barat.
Kedua sekolah ini berjarak cukup jauh dari pusat kota, membuat peningkatan kualitas belajar dan mengajar menjadi terbatas. Para guru harus menyediakan waktu yang panjang untuk mendapatkan pelatihan di kota, para siswa juga kurang mendapatkan wadah untuk menyalurkan bakat di luar akademis mereka.
Baca juga: Kisruh PPDB 2024, Anak Pasutri Miskin Tuna Netra Ditolak Daftar Sekolah Negeri di Semarang
Akses informasi mengenai inovasi pendidikan yang tidak segera sampai kepada manajemen sekolah juga menimbulkan pemahaman yang tidak sempurna akan kurikulum terkini.
Banyaknya tantangan tersebut membuat Krisdiana, Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, dan Deny Ariyanto, Kepala Sekolah SD Perdana Ketapang, gigih memperjuangkan akses pendidikan yang layak bagi rekan-rekan guru, serta agar prestasi anak didiknya semakin baik di sekolah yang didirikan PT Sampoerna Agro Tbk ini.
Kris ingin rekan-rekan sejawatnya bisa memiliki pengetahuan terkini, terutama tentang Kurikulum Merdeka yang memang seharusnya dipahami dan diimplementasikan dalam proses pengajaran kepada siswa.
SD Perdana Sukamara yang terletak di tengah-tengah kebun sawit membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang kebanyakan berada di kota. Hal ini membuat informasi mengenai program pendidikan terbaru seringkali terlambat didapatkan.
Baca juga: Plus Minus Sekolah Negeri Vs Swasta, Orang Tua dan Siswa Perlu Tahu Sebelum Daftar PPDB 2024
Kedua sekolah ini berjarak cukup jauh dari pusat kota, membuat peningkatan kualitas belajar dan mengajar menjadi terbatas. Para guru harus menyediakan waktu yang panjang untuk mendapatkan pelatihan di kota, para siswa juga kurang mendapatkan wadah untuk menyalurkan bakat di luar akademis mereka.
Baca juga: Kisruh PPDB 2024, Anak Pasutri Miskin Tuna Netra Ditolak Daftar Sekolah Negeri di Semarang
Akses informasi mengenai inovasi pendidikan yang tidak segera sampai kepada manajemen sekolah juga menimbulkan pemahaman yang tidak sempurna akan kurikulum terkini.
Banyaknya tantangan tersebut membuat Krisdiana, Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, dan Deny Ariyanto, Kepala Sekolah SD Perdana Ketapang, gigih memperjuangkan akses pendidikan yang layak bagi rekan-rekan guru, serta agar prestasi anak didiknya semakin baik di sekolah yang didirikan PT Sampoerna Agro Tbk ini.
Perjuangan akan Akses Peningkatan Pendidikan yang Mumpuni di Sukamara
Kris ingin rekan-rekan sejawatnya bisa memiliki pengetahuan terkini, terutama tentang Kurikulum Merdeka yang memang seharusnya dipahami dan diimplementasikan dalam proses pengajaran kepada siswa.
SD Perdana Sukamara yang terletak di tengah-tengah kebun sawit membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang kebanyakan berada di kota. Hal ini membuat informasi mengenai program pendidikan terbaru seringkali terlambat didapatkan.
Baca juga: Plus Minus Sekolah Negeri Vs Swasta, Orang Tua dan Siswa Perlu Tahu Sebelum Daftar PPDB 2024
tulis komentar anda