Cara Belajar Nurul, Peraih IPK 4.00 Program S2 UGM dari Fakultas Farmasi
Rabu, 31 Juli 2024 - 15:55 WIB
Untuk penelitian tesis, Nurul mengambil riset tentang “Cost Effectiveness Analysis Antibiotik Empiris Levofloksasin dibandingkan Kombinasi Seftriakson/Azitromisin pada Pasien Community Acquired Pneumonia Rawat Inap di RSA UGM.
Baca juga: Cerita Wayan, Anak Penjual Telur Keliling dari Bali Diterima di UGM Tanpa Tes
Riset ini berangkat dari latar belakang dari penelitiannya adalah tingginya tingkat kematian pada penderita pneumonia.
“Sebagaimana diketahui, pneumonia bahkan menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di bawah lima tahun,” imbuhnya.
Penelitian yang dilakukan lebih ke arah membandingkan penggunaan antibiotik seftriakson/azitromisin dan levofloxacin. Kedua jenis obat ini digunakan dalam proses penyembuhan pasien pneumonia.
Kombinasi seftriakson/azitromisin menyebabkan durasi penggunaan antibiotik yang lebih lama, efek samping yang mengancam jiwa yaitu prolonged QT interval, dan biaya tambahan sebesar Rp1.114.926,54 untuk mendapatkan satu persen kesembuhan dibandingkan levofloksasin tunggal.
“Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan luaran klinis yang signifikan antara keduanya,” pungkasnya.
Menurutnya, tambahan biaya dan efek penyembuhan yang tidak menunjukkan perbedaan signifikan menjadi peluang untuk meningkatkan efisiensi pengobatan bagi pasien pneumonia. Harapannya, hal ini dapat mengurangi pembiayaan yang harus ditanggung rumah sakit dan pasien, sehingga probabilitas kesembuhan dapat ditingkatkan.
Nurul menuturkan, mengenali metode belajar dan dosen yang tepat adalah dua hal penting dalam proses belajar yang ia terapkan selama menempuh kuliah.
Baca juga: Cerita Wayan, Anak Penjual Telur Keliling dari Bali Diterima di UGM Tanpa Tes
Riset ini berangkat dari latar belakang dari penelitiannya adalah tingginya tingkat kematian pada penderita pneumonia.
“Sebagaimana diketahui, pneumonia bahkan menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di bawah lima tahun,” imbuhnya.
Penelitian yang dilakukan lebih ke arah membandingkan penggunaan antibiotik seftriakson/azitromisin dan levofloxacin. Kedua jenis obat ini digunakan dalam proses penyembuhan pasien pneumonia.
Kombinasi seftriakson/azitromisin menyebabkan durasi penggunaan antibiotik yang lebih lama, efek samping yang mengancam jiwa yaitu prolonged QT interval, dan biaya tambahan sebesar Rp1.114.926,54 untuk mendapatkan satu persen kesembuhan dibandingkan levofloksasin tunggal.
“Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan luaran klinis yang signifikan antara keduanya,” pungkasnya.
Menurutnya, tambahan biaya dan efek penyembuhan yang tidak menunjukkan perbedaan signifikan menjadi peluang untuk meningkatkan efisiensi pengobatan bagi pasien pneumonia. Harapannya, hal ini dapat mengurangi pembiayaan yang harus ditanggung rumah sakit dan pasien, sehingga probabilitas kesembuhan dapat ditingkatkan.
Cara Belajar Nurul
Nurul menuturkan, mengenali metode belajar dan dosen yang tepat adalah dua hal penting dalam proses belajar yang ia terapkan selama menempuh kuliah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda