Virtual Schooling Sampoerna Academy Beri Pembelajaran yang Efektif dan Nyaman
Selasa, 25 Agustus 2020 - 16:57 WIB
JAKARTA - Kegiatan belajar mengajar sejak pandemi COVID-19 menjadi sesuatu yang menantang bagi pelaksana pendidikan mulai dari sekolah, guru, murid hingga orang tua di rumah. Karena itu metode belajar yang tepat sangat penting agar kegiatan belajar mengajar terasa tetap menyenangkan.
Sampoerna Academy sebagai sekolah internasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai Indonesia pada belajar mengajar pun menunjukkan rancangan virtual schooling yang menggunakan metode pembelajaran STEAM dan 5C melalui Google Classroom. Bersama dengan kepala sekolah Sampoerna Academy dan para guru, Sampoerna Academy memberikan pengalaman virtual schooling yang dirancang untuk pembelajaran yang efektif dan nyaman dalam menanggapi peraturan pemerintah terkait pembelajaran jarak jauh.
Sampoerna Academy telah menerapkan virtual schooling sejak awal Maret 2020 dengan mengusung metode pembelajaran STEAM dan keterampilan 5C untuk mencapai sistem yang terintegrasi. Melalui metode pembelajaran STEAM, siswa di sini sudah familiar dan siap mengoperasikan teknologi, sehingga memudahkan saat mengadaptasi virtual schooling. (Baca juga: Rentan Terinfeksi COVID-19, PGRI Minta Pemerintah Lindungi Guru )
“Selama 4 bulan implementasi virtual schooling, Sampoerna Academy telah berhasil mencapai target akademik semester lalu dengan 5.163 sesi sekolah virtual, 92% penyelesaian tugas, dan 10.298 makalah dan proyek. 97% dari orang tua menyatakan puas. Persentase kehadiran siswa mencapai angka 96%,” ujar Frida Dwiyanti, Kepala Sekolah Sampoerna Academy.
Hasil survei UNICEF menyatakan bahwa 66% dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku selama pandemi COVID-19 merasa tidak nyaman belajar di rumah. 87% siswa ingin segera kembali ke sekolah. Selain itu, 88% siswa juga bersedia memakai masker di sekolah dan 90% mengatakan pentingnya jarak secara fisik jika mereka belajar di kelas. Namun salah satu penyebabnya adalah 38% siswa mengaku mengalami kekurangan bimbingan dari guru mereka, yang menjadi sebuah tantangan besar. (Baca juga: Sekolah Diminta Sediakan 2 Opsi Pembelajaran Siswa di Zona Kuning dan Hijau )
“Sampoerna Academy percaya bahwa peran guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas serta menciptakan komunikasi dan kolaborasi yang efektif. Dengan menerapkan pembelajaran live synchronous melalui Google Classroom bersama guru, siswa dapat mengikuti kelas secara real-time,” tambah Frida Dwiyanti.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan pembelajaran asynchronous, di mana guru menerapkan berbagai metode baru dan menarik untuk meningkatkan pengalaman belajar online siswa. Ini termasuk pelajaran, tugas, dan aktivitas yang direkam di luar kelas real-time. Orang tua juga memainkan peran penting dalam meraih virtual schooling yang sukses, karena itu Sampoerna Academy melakukan wellbeing call pada setiap minggu untuk mengetahui perkembangan anak dan memberikan dukungan emosional serta akademik.
Dalam memberikan pengalaman virtual schooling, para guru Sampoerna Academy menunjukkan metode mengajar untuk Sains, Musik, Seni, dan Matematika. Dengan metode pembelajaran STEAM, guru mampu mengasah keterampilan 5C pada siswa, seperti melalui mata pelajaran sains, guru dapat membahas tentang bagaimana bunyi dibuat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi bunyi dan membuat ulang alat musik. Dengan pembelajaran synchronous, siswa diharapkan dapat mengenal bunyi yang ada disekitarnya, serta mampu menciptakan bunyi dengan instrumen sendiri yang menjadi poin utama dari hasil pembelajaran.
Virtual schooling tidak akan efektif tanpa bantuan pendamping siswa. Sampoerna Academy menyadari bahwa situasi saat ini membawa tantangan yang perlu diadaptasi. Oleh karena itu, Sampoerna Academy telah menyiapkan bimbingan dan pelatihan bagi orang tua siswa ketika pandemi terjadi dan terus menjaga komunikasi secara terbuka dan teratur dengan orang tua dan siswa melalui berbagai aplikasi, seperti email, SIMS, Google Classroom, dan Whatsapp. Dengan komunikasi dan bimbingan yang jelas, maka siswa dapat belajar secara efektif dan nyaman di rumah.
Sampoerna Academy sebagai sekolah internasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai Indonesia pada belajar mengajar pun menunjukkan rancangan virtual schooling yang menggunakan metode pembelajaran STEAM dan 5C melalui Google Classroom. Bersama dengan kepala sekolah Sampoerna Academy dan para guru, Sampoerna Academy memberikan pengalaman virtual schooling yang dirancang untuk pembelajaran yang efektif dan nyaman dalam menanggapi peraturan pemerintah terkait pembelajaran jarak jauh.
Sampoerna Academy telah menerapkan virtual schooling sejak awal Maret 2020 dengan mengusung metode pembelajaran STEAM dan keterampilan 5C untuk mencapai sistem yang terintegrasi. Melalui metode pembelajaran STEAM, siswa di sini sudah familiar dan siap mengoperasikan teknologi, sehingga memudahkan saat mengadaptasi virtual schooling. (Baca juga: Rentan Terinfeksi COVID-19, PGRI Minta Pemerintah Lindungi Guru )
“Selama 4 bulan implementasi virtual schooling, Sampoerna Academy telah berhasil mencapai target akademik semester lalu dengan 5.163 sesi sekolah virtual, 92% penyelesaian tugas, dan 10.298 makalah dan proyek. 97% dari orang tua menyatakan puas. Persentase kehadiran siswa mencapai angka 96%,” ujar Frida Dwiyanti, Kepala Sekolah Sampoerna Academy.
Hasil survei UNICEF menyatakan bahwa 66% dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku selama pandemi COVID-19 merasa tidak nyaman belajar di rumah. 87% siswa ingin segera kembali ke sekolah. Selain itu, 88% siswa juga bersedia memakai masker di sekolah dan 90% mengatakan pentingnya jarak secara fisik jika mereka belajar di kelas. Namun salah satu penyebabnya adalah 38% siswa mengaku mengalami kekurangan bimbingan dari guru mereka, yang menjadi sebuah tantangan besar. (Baca juga: Sekolah Diminta Sediakan 2 Opsi Pembelajaran Siswa di Zona Kuning dan Hijau )
“Sampoerna Academy percaya bahwa peran guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas serta menciptakan komunikasi dan kolaborasi yang efektif. Dengan menerapkan pembelajaran live synchronous melalui Google Classroom bersama guru, siswa dapat mengikuti kelas secara real-time,” tambah Frida Dwiyanti.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan pembelajaran asynchronous, di mana guru menerapkan berbagai metode baru dan menarik untuk meningkatkan pengalaman belajar online siswa. Ini termasuk pelajaran, tugas, dan aktivitas yang direkam di luar kelas real-time. Orang tua juga memainkan peran penting dalam meraih virtual schooling yang sukses, karena itu Sampoerna Academy melakukan wellbeing call pada setiap minggu untuk mengetahui perkembangan anak dan memberikan dukungan emosional serta akademik.
Dalam memberikan pengalaman virtual schooling, para guru Sampoerna Academy menunjukkan metode mengajar untuk Sains, Musik, Seni, dan Matematika. Dengan metode pembelajaran STEAM, guru mampu mengasah keterampilan 5C pada siswa, seperti melalui mata pelajaran sains, guru dapat membahas tentang bagaimana bunyi dibuat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi bunyi dan membuat ulang alat musik. Dengan pembelajaran synchronous, siswa diharapkan dapat mengenal bunyi yang ada disekitarnya, serta mampu menciptakan bunyi dengan instrumen sendiri yang menjadi poin utama dari hasil pembelajaran.
Virtual schooling tidak akan efektif tanpa bantuan pendamping siswa. Sampoerna Academy menyadari bahwa situasi saat ini membawa tantangan yang perlu diadaptasi. Oleh karena itu, Sampoerna Academy telah menyiapkan bimbingan dan pelatihan bagi orang tua siswa ketika pandemi terjadi dan terus menjaga komunikasi secara terbuka dan teratur dengan orang tua dan siswa melalui berbagai aplikasi, seperti email, SIMS, Google Classroom, dan Whatsapp. Dengan komunikasi dan bimbingan yang jelas, maka siswa dapat belajar secara efektif dan nyaman di rumah.
tulis komentar anda