Universitas Yarsi Bantu Usaha Ultra Mikro Naik Kelas
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 13:30 WIB
Melihat situasi ini, Universitas Yarsi melalui tim Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan Bamuis BNI untuk memberikan monitoring, edukasi, dan pelatihan bagi pelaku UMi, sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya secara optimal.
Dia menjelaskan, kerja sama ini juga mengimplementasikan konsep Kampus Merdeka, di mana 13 mahasiswa Universitas Yarsi dan 5 mahasiswa penerima beasiswa dari Bamus BNI dilibatkan dalam program ini.
Para mahasiswa diharapkan tidak hanya mempelajari teori di dalam kelas, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk memahami lebih dalam tentang kewirausahaan dan jiwa filantropi.
"Melalui kegiatan ini, mahasiswa juga didorong untuk mengembangkan ekonomi berbagi atau sharing economy, yang menjadi salah satu fokus utama program ini," ujarnya.
Dalam proses penyaluran dana zakat, katanya, Universitas Yarsi bekerja sama dengan pihak kecamatan untuk memastikan bahwa data persebaran UMi dan kendala yang dihadapi oleh mereka dapat diatasi dengan baik.
"Pendataan dan pendaftaran UMi dilakukan melalui sistem klustering, di mana satu kluster terdiri dari 5 hingga 10 pelaku usaha. Setiap kluster akan dipantau secara ketat untuk mencegah adanya penyalahgunaan dana," imbuhnya.
Dia menuturkan, tantangan lain yang dihadapi oleh UMi adalah ketidakmampuan mereka untuk mengikuti pelatihan karena harus meninggalkan usaha mereka.
"Untuk mengatasi hal ini, dalam pelatihan yang diadakan, mereka diberikan uang saku sebagai pengganti penghasilan yang hilang selama mengikuti pelatihan," ucapnya.
Selain itu, banyak pelaku UMi yang tidak memiliki ponsel atau rekening bank, yang juga menjadi hambatan dalam proses penyaluran dana zakat. Namun program ini telah membantu sebagian dari mereka untuk membuka rekening bank, sehingga dana zakat dapat disalurkan dengan lebih mudah.
Program ini juga dilengkapi dengan evaluasi sebelum dan sesudah pemberdayaan UMi, untuk mengukur motivasi, tingkat keputusasaan, dan perkembangan usaha mereka. Hasil survei menunjukkan bahwa bimbingan yang diberikan telah meningkatkan optimisme pelaku UMi.
Dia menjelaskan, kerja sama ini juga mengimplementasikan konsep Kampus Merdeka, di mana 13 mahasiswa Universitas Yarsi dan 5 mahasiswa penerima beasiswa dari Bamus BNI dilibatkan dalam program ini.
Para mahasiswa diharapkan tidak hanya mempelajari teori di dalam kelas, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk memahami lebih dalam tentang kewirausahaan dan jiwa filantropi.
"Melalui kegiatan ini, mahasiswa juga didorong untuk mengembangkan ekonomi berbagi atau sharing economy, yang menjadi salah satu fokus utama program ini," ujarnya.
Dalam proses penyaluran dana zakat, katanya, Universitas Yarsi bekerja sama dengan pihak kecamatan untuk memastikan bahwa data persebaran UMi dan kendala yang dihadapi oleh mereka dapat diatasi dengan baik.
"Pendataan dan pendaftaran UMi dilakukan melalui sistem klustering, di mana satu kluster terdiri dari 5 hingga 10 pelaku usaha. Setiap kluster akan dipantau secara ketat untuk mencegah adanya penyalahgunaan dana," imbuhnya.
Dia menuturkan, tantangan lain yang dihadapi oleh UMi adalah ketidakmampuan mereka untuk mengikuti pelatihan karena harus meninggalkan usaha mereka.
"Untuk mengatasi hal ini, dalam pelatihan yang diadakan, mereka diberikan uang saku sebagai pengganti penghasilan yang hilang selama mengikuti pelatihan," ucapnya.
Selain itu, banyak pelaku UMi yang tidak memiliki ponsel atau rekening bank, yang juga menjadi hambatan dalam proses penyaluran dana zakat. Namun program ini telah membantu sebagian dari mereka untuk membuka rekening bank, sehingga dana zakat dapat disalurkan dengan lebih mudah.
Program ini juga dilengkapi dengan evaluasi sebelum dan sesudah pemberdayaan UMi, untuk mengukur motivasi, tingkat keputusasaan, dan perkembangan usaha mereka. Hasil survei menunjukkan bahwa bimbingan yang diberikan telah meningkatkan optimisme pelaku UMi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda