Sekolah di Pedalaman Hutan Jambi Raih Penghargaan UNESCO Confucius Prize for Literacy 2024
Selasa, 10 September 2024 - 10:45 WIB
JAKARTA - Sokola Institute meraih penghargaan UNESCO Confucius Prize for Literacy 2024. UNESCO mengakui sekolah yang didirikan Butet Manurung ini turut meningkatkan literasi di kalangan masyarakat adat melalui pendekatan inovatif dan integratif.
Sokola Institute, dulunya bernama Sokola Rimba memang bukan sekolah biasa. Sekolah ini berada di pedalaman hutan Jambi, merupakan sekolah rintisan bagi anak-anak Orang Rimba atau Suku Kubu.
Hingga saat ini,Sokola Institute sudah merintis hingga 17 program di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk bisa mengenyam pendidikan formal.
Baca juga: Berkomitmen pada Pelestarian Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO
Pendiri Sokola Institute adalah Butet Manurung. Ia adalah alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) yang kuliah di dua program studi di Unpad yaitu Antropologi dan Sastra Indonesia.
Direktur Sokola Institute, Butet Manurung, menjelaskan, penghargaan UNESCO membuktikan bahwa budaya memiliki kontribusi besar dalam proses pembelajaran literasi.
Baca juga: Sandiaga Uno Dukung Buleleng Masuk UNESCO Creative Cities Network: Potensinya Luar Biasa
“Melibatkan bahasa dan fonetik lokal dalam literasi sangat penting, tetapi memasukkan budaya masyarakat adat ke dalam pembelajaran jauh lebih krusial. Pendekatan Sokola ingin membantu menciptakan versi terbaik dari praktik pendidikan mereka dan meningkatkan determinasi komunitas,” jelas Butet Manurung, melalui siaran pers, Selasa (10/9/2024).
Sokola Institute yang didirikan sejak tahun 2003 ini menjadi salah satu pemenang dari badan organisasi PBB ini yang diumumkan pada peringatan International Literacy Day di kota Yaoundé, Republik Kamerun pada hari Senin, 9 September 2024.
Sokola Institute, dulunya bernama Sokola Rimba memang bukan sekolah biasa. Sekolah ini berada di pedalaman hutan Jambi, merupakan sekolah rintisan bagi anak-anak Orang Rimba atau Suku Kubu.
Hingga saat ini,Sokola Institute sudah merintis hingga 17 program di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk bisa mengenyam pendidikan formal.
Baca juga: Berkomitmen pada Pelestarian Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO
Pendiri Sokola Institute adalah Butet Manurung. Ia adalah alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) yang kuliah di dua program studi di Unpad yaitu Antropologi dan Sastra Indonesia.
Direktur Sokola Institute, Butet Manurung, menjelaskan, penghargaan UNESCO membuktikan bahwa budaya memiliki kontribusi besar dalam proses pembelajaran literasi.
Baca juga: Sandiaga Uno Dukung Buleleng Masuk UNESCO Creative Cities Network: Potensinya Luar Biasa
“Melibatkan bahasa dan fonetik lokal dalam literasi sangat penting, tetapi memasukkan budaya masyarakat adat ke dalam pembelajaran jauh lebih krusial. Pendekatan Sokola ingin membantu menciptakan versi terbaik dari praktik pendidikan mereka dan meningkatkan determinasi komunitas,” jelas Butet Manurung, melalui siaran pers, Selasa (10/9/2024).
Sokola Institute yang didirikan sejak tahun 2003 ini menjadi salah satu pemenang dari badan organisasi PBB ini yang diumumkan pada peringatan International Literacy Day di kota Yaoundé, Republik Kamerun pada hari Senin, 9 September 2024.
tulis komentar anda