Sekolah di Pedalaman Hutan Jambi Raih Penghargaan UNESCO Confucius Prize for Literacy 2024
Selasa, 10 September 2024 - 10:45 WIB
Baca juga: Direktur Program Pendidikan Vokasi UI Dukung Depok Tatap UCCN UNESCO 2025
Program literasi Sokola Institute mendapatkan apresiasi tinggi dari juri United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atas metode pengajaran literasi dasar yang unik, yang menggabungkan bahasa ibu komunitas adat setempat dengan pendekatan etnografis, serta memfasilitasi pembelajaran bahasa nasional.
Sesuai dengan tema International Literacy Day 2024 “Mempromosikan pendidikan multibahasa: literasi untuk membangun kesepahaman bersama dan perdamaian”.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan kebanggaannya atas penghargaan yang diraih oleh Sokola Institute.
“Penghargaan dari UNESCO merupakan bukti komitmen pemerintah bersama seluruh masyarakat Indonesia dalam menguatkan literasi. Kita telah membuktikan kepada dunia bahwa kekayaan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia adalah kekuatan untuk menciptakan perdamaian dan membangun peradaban yang lebih baik,” ucap Nadiem.
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar mengatakan bahwa multibahasa semakin menjadi fenomena umum di dunia, dengan sekitar 7.000 bahasa yang tersebar tidak merata di sekitar 200 negara, terutama di Afrika Sub-Sahara dan Asia Pasifik.
“Manfaat pendidikan multibahasa sangat besar, terutama dalam membantu anak-anak mengakses pendidikan dengan lebih baik, terutama di daerah pedesaan. Pendidikan dalam bahasa ibu terbukti meningkatkan partisipasi sekolah, keterampilan berpikir, dan memperpanjang masa pendidikan anak perempuan,” urai Ismunandar.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil pemetaan bahasa yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 1991 hingga 2019, terdapat 718 bahasa di 2.560 daerah pengamatan.
Program literasi Sokola Institute mendapatkan apresiasi tinggi dari juri United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atas metode pengajaran literasi dasar yang unik, yang menggabungkan bahasa ibu komunitas adat setempat dengan pendekatan etnografis, serta memfasilitasi pembelajaran bahasa nasional.
Sesuai dengan tema International Literacy Day 2024 “Mempromosikan pendidikan multibahasa: literasi untuk membangun kesepahaman bersama dan perdamaian”.
Apresiasi Mendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan kebanggaannya atas penghargaan yang diraih oleh Sokola Institute.
“Penghargaan dari UNESCO merupakan bukti komitmen pemerintah bersama seluruh masyarakat Indonesia dalam menguatkan literasi. Kita telah membuktikan kepada dunia bahwa kekayaan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia adalah kekuatan untuk menciptakan perdamaian dan membangun peradaban yang lebih baik,” ucap Nadiem.
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar mengatakan bahwa multibahasa semakin menjadi fenomena umum di dunia, dengan sekitar 7.000 bahasa yang tersebar tidak merata di sekitar 200 negara, terutama di Afrika Sub-Sahara dan Asia Pasifik.
“Manfaat pendidikan multibahasa sangat besar, terutama dalam membantu anak-anak mengakses pendidikan dengan lebih baik, terutama di daerah pedesaan. Pendidikan dalam bahasa ibu terbukti meningkatkan partisipasi sekolah, keterampilan berpikir, dan memperpanjang masa pendidikan anak perempuan,” urai Ismunandar.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil pemetaan bahasa yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 1991 hingga 2019, terdapat 718 bahasa di 2.560 daerah pengamatan.
(nnz)
tulis komentar anda