Komisi X DPR Sahkan Anggaran Perpusnas 2025 Rp721 Miliar
Kamis, 19 September 2024 - 20:03 WIB
"Kami berharap Perpusnas dapat menyusun rencana kebijakan yang adaptif terhadap pemerintahan yang baru, serta terus meningkatkan perannya dalam membangun budaya literasi di Indonesia," harapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf. Dia mendukung program-program yang telah berjalan, termasuk pengadaan perpustakaan bergerak, seperti motor baca.
“Kami berharap, program motor baca ini dapat terus dikembangkan. Selain itu, penting untuk melanjutkan upaya pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan warisan budaya penting bagi bangsa kita,” tambahnya.
Dia menyampaikan apresiasi atas berbagai terobosan yang telah dilakukan oleh Perpusnas. “Kami melihat bahwa Perpusnas proaktif dalam membuat terobosan-terobosan baru, dan kami sangat mengapresiasi pencapaian-pencapaian yang sudah dilakukan,” ungkapnya.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Djohar Arifin Husin menyampaikan apresiasi atas kinerja Perpusnas. “Terima kasih kepada Perpusnas atas kinerjanya, tetapi anggaran ini masih jauh dari yang kita harapkan,” ujarnya.
Dia menuturkan, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam mendukung pembangunan perpustakaan. Ia menilai bahwa daerah sering kali kurang peduli karena keterbatasan anggaran.
"Perpustakaan harus menjadi tempat yang menyenangkan, dengan fisik yang memadai. Ke depan, saya berharap anggaran bisa lebih besar, bahkan sampai Rp10 triliun, untuk membangun perpustakaan yang menarik," tambahnya.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Komisi X DPR RI terhadap kinerja Perpusnas. Dia menjelaskan Perpusnas telah merespons masukan dari Komisi X DPR RI dengan mengalokasikan anggaran untuk 25 titik baca dan 20 motor perpustakaan keliling.
“Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan literasi masyarakat di daerah yang betul-betul membutuhkan keberadaan buku dapat terpenuhi,” jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan perlunya dukungan terhadap program strategis yang tengah dijalankan oleh Perpusnas, terutama dalam upaya melestarikan kekayaan budaya, meningkatkan layanan literasi, serta digitalisasi naskah. "Saat ini, ada lebih dari 6.000 naskah yang belum sempat didigitalisasi karena keterbatasan dana," katanya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf. Dia mendukung program-program yang telah berjalan, termasuk pengadaan perpustakaan bergerak, seperti motor baca.
“Kami berharap, program motor baca ini dapat terus dikembangkan. Selain itu, penting untuk melanjutkan upaya pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan warisan budaya penting bagi bangsa kita,” tambahnya.
Dia menyampaikan apresiasi atas berbagai terobosan yang telah dilakukan oleh Perpusnas. “Kami melihat bahwa Perpusnas proaktif dalam membuat terobosan-terobosan baru, dan kami sangat mengapresiasi pencapaian-pencapaian yang sudah dilakukan,” ungkapnya.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Djohar Arifin Husin menyampaikan apresiasi atas kinerja Perpusnas. “Terima kasih kepada Perpusnas atas kinerjanya, tetapi anggaran ini masih jauh dari yang kita harapkan,” ujarnya.
Dia menuturkan, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam mendukung pembangunan perpustakaan. Ia menilai bahwa daerah sering kali kurang peduli karena keterbatasan anggaran.
"Perpustakaan harus menjadi tempat yang menyenangkan, dengan fisik yang memadai. Ke depan, saya berharap anggaran bisa lebih besar, bahkan sampai Rp10 triliun, untuk membangun perpustakaan yang menarik," tambahnya.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Komisi X DPR RI terhadap kinerja Perpusnas. Dia menjelaskan Perpusnas telah merespons masukan dari Komisi X DPR RI dengan mengalokasikan anggaran untuk 25 titik baca dan 20 motor perpustakaan keliling.
“Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan literasi masyarakat di daerah yang betul-betul membutuhkan keberadaan buku dapat terpenuhi,” jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan perlunya dukungan terhadap program strategis yang tengah dijalankan oleh Perpusnas, terutama dalam upaya melestarikan kekayaan budaya, meningkatkan layanan literasi, serta digitalisasi naskah. "Saat ini, ada lebih dari 6.000 naskah yang belum sempat didigitalisasi karena keterbatasan dana," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda