UN Dihapus, Lulusan Indonesia Disebut Susah Masuk Kampus Belanda dan Jerman

Senin, 23 September 2024 - 16:13 WIB
Menurut Irwan, hal ini menjadi bukti bahwa perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia, seperti penghapusan UN dan seringnya pergantian kurikulum, tidak luput dari perhatian negara-negara lain. Mereka melihat perubahan tersebut dan membuat penilaian sendiri mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.

Baca juga: 4 Hal yang Wajib Diperhatikan untuk Wujudkan Mimpi Kuliah di Luar Negeri



"Pada kenyataanya mereka tahu dan bisa diinterpretasikan sendiri apa mereka menganggap kualitas pendidikan SMA kita naik kelas atau justru turun kelas," ujarnya.

Irwan sendiri mengaku sebagai pihak yang tidak setuju saat UN dihapuskan dulu. Seharusnya Indonesia menerapkan pendekatan yang lebih ketat seperti yang dilakukan oleh China atau Korea Selatan.

Jika masih merasa tertinggal, tutur Irwan, belajarnya harus lebih giat, bukan malah meniru negara-negara maju seperti Finlandia yang sudah mapan.

Diketahui, setelah UN dihapus maka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengganti sistem penilaian di sekolah dengan Asesmen Nasional atau yang dikenal dengan ANBK.

Penilaian pada ANBK berfokus pada asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Peserta AN juga tidak seluruh siswa melainkan siswa kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh pemerintah.
(nnz)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More