Cerita Uti, Angkatan Perdana Beasiswa LPDP dan Ilustrator Medis Pertama di Indonesia
Minggu, 27 Oktober 2024 - 08:35 WIB
Uti akhirnya meraih beasiswa LPDP program Medical Visualisation and Human Anatomy yang merupakan hasil kolaborasi University of Glasgow dan The Glasgow School of Art.
Kala itu Uti mengambil bidang yang mungkin belum ada satu pun orang Indonesia yang kuliah di jurusan Ilustrasi Medis. Meski bidang ini di negara-negara maju telah berkembang lebih dari 110 tahun.
Adapun informasi beasiswa LPDP itu ia dapat dari suaminya, Mohammad Sani.
Sebagai orang yang paling pertama merasakan manfaat beasiswa LPDP, ia menilai inilah oase yang selama ini anak muda Indonesia cari, tak sekadar untuk menggantung mimpi namun juga mewujudkannya.
Dukungan UangKita yang digelontorkan untuk satu orang Awardee seperti Uti bisa menyentuh angka ratusan juta hingga miliaran rupiah, namun Uti menilai, dukungan tersebut harus dimaknai sebagai investasi, investasi kepada kekayaan bangsa yang paling bernilai, yaitu sumber daya manusianya.
“Ya, education is expensive, we know that, tapi stupidity is more expensive. Education is expensive, tapi ignorance is more expensive, di sinilah LPDP berada”, tegas Uti.
Pulang dari Skotlandia, predikat Uti sebagai lulusan program ilustrator medis terakreditasi tak kunjung memberinya ruang karier.
“Waktu itu responnya almost nihil mas, tapi aku berpikir bahwasanya tetap harus dimulai, sehingga aku selanjutnya memperkenalkan diri sebagai freelance illustrator medis di samping pekerjaan utamaku”, kenangnya.
Dari satu klien hingga semakin banyak, Uti kemudian berinisiatif membangun lini bisnisnya sendiri yang ia namakan Medimedi (Medical Media), perusahaan yang mempunyai layanan pembuatan visual media untuk kesehatan, dengan tim kecil yang mempunyai keahlian dalam mengintegrasikan pengetahuan saintifik, visual art, dan teknologi digital.
Kala itu Uti mengambil bidang yang mungkin belum ada satu pun orang Indonesia yang kuliah di jurusan Ilustrasi Medis. Meski bidang ini di negara-negara maju telah berkembang lebih dari 110 tahun.
Adapun informasi beasiswa LPDP itu ia dapat dari suaminya, Mohammad Sani.
Sebagai orang yang paling pertama merasakan manfaat beasiswa LPDP, ia menilai inilah oase yang selama ini anak muda Indonesia cari, tak sekadar untuk menggantung mimpi namun juga mewujudkannya.
Dukungan UangKita yang digelontorkan untuk satu orang Awardee seperti Uti bisa menyentuh angka ratusan juta hingga miliaran rupiah, namun Uti menilai, dukungan tersebut harus dimaknai sebagai investasi, investasi kepada kekayaan bangsa yang paling bernilai, yaitu sumber daya manusianya.
“Ya, education is expensive, we know that, tapi stupidity is more expensive. Education is expensive, tapi ignorance is more expensive, di sinilah LPDP berada”, tegas Uti.
Bangun Layanan Pembuatan Visual Media untuk Kesehatan
Pulang dari Skotlandia, predikat Uti sebagai lulusan program ilustrator medis terakreditasi tak kunjung memberinya ruang karier.
“Waktu itu responnya almost nihil mas, tapi aku berpikir bahwasanya tetap harus dimulai, sehingga aku selanjutnya memperkenalkan diri sebagai freelance illustrator medis di samping pekerjaan utamaku”, kenangnya.
Dari satu klien hingga semakin banyak, Uti kemudian berinisiatif membangun lini bisnisnya sendiri yang ia namakan Medimedi (Medical Media), perusahaan yang mempunyai layanan pembuatan visual media untuk kesehatan, dengan tim kecil yang mempunyai keahlian dalam mengintegrasikan pengetahuan saintifik, visual art, dan teknologi digital.
Lihat Juga :
tulis komentar anda