Hadapi Era Post-Truth, Universitas Pancasila Siapkan Ahli Komunikasi Krisis
Selasa, 24 Desember 2024 - 12:36 WIB
Sementara itu Dekan Fikom UP Anna Agustina menilai bahwa krisis yang kita hadapi saat ini tidak lagi hanya berasal dari bencana alam. Platform digital juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya krisis.
"Oleh karenanya lulusan Prodi Magister ini ke depan diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam menghadapi krisis di dunia nyata, " ucapnya
Terkait adanya Prodi Media dan Komunikasi ini, Kepala Prodi Magister Media dan Komunikasi Fikom UP Sudarto mengatakan bahwa prodi ini dirancang untuk melahirkan lulusan yang dapat mengelola komunikasi krisis.
"Komunikasi krisis yang dimaksud adalah mampu mengelola tiga fase krisis yakni pra-krisis yang meliputi mitigasi dan perencanaan krisis, fase krisis yang mencakup komunikasi krisis di tengah situasi darurat, dan pasca-krisis yang meliputi evaluasi dan perbaikan sistem komunikasi di masa depan, " ucapnya.
Dengan pemahaman yang komprehensif di ketiga tahapan tersebut, ungkap Sir Anto biasa disebut, lulusan diharapkan tidak hanya mampu mengelola komunikasi selama krisis terjadi, tetapi juga mampu membantu organisasi untuk memitigasi risiko dan mengurangi potensi kerusakan di masa depan.
Ia juga menilai kompetensi komunikasi krisis sangat penting dalam menangani krisis. Sebab jika komunikasi tidak selesai maka krisis akan membesar. "Krisis berhubungan dengan opini publik saat ini. Dan persepsi publik cepat terbentuk dan bahkan bisa membakar emosi. Jadi penanganan krisis dari sisi komunikasi sangat diperlukan, " katanya.
"Oleh karenanya lulusan Prodi Magister ini ke depan diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam menghadapi krisis di dunia nyata, " ucapnya
Terkait adanya Prodi Media dan Komunikasi ini, Kepala Prodi Magister Media dan Komunikasi Fikom UP Sudarto mengatakan bahwa prodi ini dirancang untuk melahirkan lulusan yang dapat mengelola komunikasi krisis.
"Komunikasi krisis yang dimaksud adalah mampu mengelola tiga fase krisis yakni pra-krisis yang meliputi mitigasi dan perencanaan krisis, fase krisis yang mencakup komunikasi krisis di tengah situasi darurat, dan pasca-krisis yang meliputi evaluasi dan perbaikan sistem komunikasi di masa depan, " ucapnya.
Dengan pemahaman yang komprehensif di ketiga tahapan tersebut, ungkap Sir Anto biasa disebut, lulusan diharapkan tidak hanya mampu mengelola komunikasi selama krisis terjadi, tetapi juga mampu membantu organisasi untuk memitigasi risiko dan mengurangi potensi kerusakan di masa depan.
Ia juga menilai kompetensi komunikasi krisis sangat penting dalam menangani krisis. Sebab jika komunikasi tidak selesai maka krisis akan membesar. "Krisis berhubungan dengan opini publik saat ini. Dan persepsi publik cepat terbentuk dan bahkan bisa membakar emosi. Jadi penanganan krisis dari sisi komunikasi sangat diperlukan, " katanya.
(tar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda