Melalui Mindfullnes, Sekolah Global Sevilla Bentuk Karakter Siswanya
Rabu, 07 Oktober 2020 - 08:57 WIB
JAKARTA - Sekolah Global Sevilla kembali menyelenggarakan A Day of Mindfulnes (DoM). Meski di tengah pandemi namun Mindfulness tetap dilaksanakan secara daring karena ajang ini dapat membentuk karakter ke peserta didik.
Superintendent Sekolah Global Sevilla Michael Thia mengatakan, tahun ini Global Sevilla sudah menginjak usia 18 tahun. Dan setiap tahunnya dalam rangka memperingati ulang tahun sekolah pihaknya mengadakan DoM. Namun berbeda dari tahun sebelumnya, ujarnya, Mindfulness tahun ini tidak lagi dilakukan tatap muka melainkan daring karena pandemi Covid-19 yang masih mengancam. (Baca juga: Kurikulum yang Disederhanakan Belum Diterapkan Maksimal )
Michael menjelaskan, meski daring namun siswanya antusias mengikuti Mindfulness. Menurutnya, Mindfulness ini penting bagi anak karena bisa melatih kesadaran, berbagi, welas asih dan pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari.
"Mindfulness juga menjadi cara untuk kita menanamkan pembentukan karakter dalam diri murid-murid kami. Kami memfokuskan pada latihan kesadaran di keseharian melalui bernafas dan sadar akan lingkungan sekitar," katanya melalui keterangan tertulis kepada SINDOnews, Selasa (6/10).
Michael menerangkan, ada banyak kegiatan yang bisa diikuti siswa. Seperti, Mindful Tea Drinking, Mindful Coloring, Healthy Cooking, Mindful Yoga, Mindful Painting, Mindful Movement. Semuanya melatih kemampuan untuk mendapatkan perhatian yang berkualitas di sini dan sekarang. Dia menerangkan, melalui Mindfullnes anak diajari untuk melatih kesadaran dan perhatian penuh terhadap apa yang terjadi di dalam diri dan apa yang sedang dilakukan. (Baca juga: Pemerintah pada 2021 akan Rekrut 1 Juta Guru, Ini Syarat yang Diprioritaskan )
Michael menambahkan, selain aktivitas untuk murid, untuk guru dan staff, orang tua murid juga diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai macam aktivitas mindfulness. Yakni Mindful Planting di mana mengingatkan untuk menyadari bahwa setiap makanan dan minuman itu berasal dari alam dan jerih payah orang lain seperti petani. "Juga mengajarkan agar bersyukur dan menghargai alam dan bumi kita," imbuhnya.
Tea meditation adalah salah satu kegiatan yang bisa diikuti siswa Global Sevilla. Murid-murid dipimpin oleh salah satu guru Global Sevilla, Ibu Alva Paramitha, menikmati teh hangat sedikit demi sedikit sambil merasakan segala sensasi hangat yang diberikan dari sebuah cangkir teh. Sambil tetap bernapas, dan merasa setiap teguk teh dengan rasa syukur dan meningat orang-orang yang dikasihi agar dapat juga merasakan rasa syukur.
"Kegiatan tea meditation ini juga dipercaya dapat memberikan rasa ketenangan dan menumbukan rileksi dalam diri anak-anak. Anak-anak berpendapat setalah minum the dalam aktivitas ini merasa bahwa ia lebih tenang dan rileks," ujarnya.
Siswa juga bisa mengikuti kegiatan mewarnai mandala. Mewarnai mandala dilakukan dengan tehnik unik yakni dengan bertukar tangan secara bergantian. Misalnya ketika awal siswa mewarnai dengan tangan kanan, lalu ketika bel dibunyikan dia diminta berpindah tangan dengan tangan kiri. Aktivitas ini dimaksudkan untuk melatih fungsi otak kanan dan otak kiri secara bergantian.
"Selain itu, hari ini anak-anak juga diminta mewarnai secara mindful sesuai dengan emosi yang ia rasakan. Misalnya mandala diwarnai dengan dominan warna orange, anak tersebut cenderung miliki emosi yang hangat dan semangat," pungkasnya.
Superintendent Sekolah Global Sevilla Michael Thia mengatakan, tahun ini Global Sevilla sudah menginjak usia 18 tahun. Dan setiap tahunnya dalam rangka memperingati ulang tahun sekolah pihaknya mengadakan DoM. Namun berbeda dari tahun sebelumnya, ujarnya, Mindfulness tahun ini tidak lagi dilakukan tatap muka melainkan daring karena pandemi Covid-19 yang masih mengancam. (Baca juga: Kurikulum yang Disederhanakan Belum Diterapkan Maksimal )
Michael menjelaskan, meski daring namun siswanya antusias mengikuti Mindfulness. Menurutnya, Mindfulness ini penting bagi anak karena bisa melatih kesadaran, berbagi, welas asih dan pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari.
"Mindfulness juga menjadi cara untuk kita menanamkan pembentukan karakter dalam diri murid-murid kami. Kami memfokuskan pada latihan kesadaran di keseharian melalui bernafas dan sadar akan lingkungan sekitar," katanya melalui keterangan tertulis kepada SINDOnews, Selasa (6/10).
Michael menerangkan, ada banyak kegiatan yang bisa diikuti siswa. Seperti, Mindful Tea Drinking, Mindful Coloring, Healthy Cooking, Mindful Yoga, Mindful Painting, Mindful Movement. Semuanya melatih kemampuan untuk mendapatkan perhatian yang berkualitas di sini dan sekarang. Dia menerangkan, melalui Mindfullnes anak diajari untuk melatih kesadaran dan perhatian penuh terhadap apa yang terjadi di dalam diri dan apa yang sedang dilakukan. (Baca juga: Pemerintah pada 2021 akan Rekrut 1 Juta Guru, Ini Syarat yang Diprioritaskan )
Michael menambahkan, selain aktivitas untuk murid, untuk guru dan staff, orang tua murid juga diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai macam aktivitas mindfulness. Yakni Mindful Planting di mana mengingatkan untuk menyadari bahwa setiap makanan dan minuman itu berasal dari alam dan jerih payah orang lain seperti petani. "Juga mengajarkan agar bersyukur dan menghargai alam dan bumi kita," imbuhnya.
Tea meditation adalah salah satu kegiatan yang bisa diikuti siswa Global Sevilla. Murid-murid dipimpin oleh salah satu guru Global Sevilla, Ibu Alva Paramitha, menikmati teh hangat sedikit demi sedikit sambil merasakan segala sensasi hangat yang diberikan dari sebuah cangkir teh. Sambil tetap bernapas, dan merasa setiap teguk teh dengan rasa syukur dan meningat orang-orang yang dikasihi agar dapat juga merasakan rasa syukur.
"Kegiatan tea meditation ini juga dipercaya dapat memberikan rasa ketenangan dan menumbukan rileksi dalam diri anak-anak. Anak-anak berpendapat setalah minum the dalam aktivitas ini merasa bahwa ia lebih tenang dan rileks," ujarnya.
Siswa juga bisa mengikuti kegiatan mewarnai mandala. Mewarnai mandala dilakukan dengan tehnik unik yakni dengan bertukar tangan secara bergantian. Misalnya ketika awal siswa mewarnai dengan tangan kanan, lalu ketika bel dibunyikan dia diminta berpindah tangan dengan tangan kiri. Aktivitas ini dimaksudkan untuk melatih fungsi otak kanan dan otak kiri secara bergantian.
"Selain itu, hari ini anak-anak juga diminta mewarnai secara mindful sesuai dengan emosi yang ia rasakan. Misalnya mandala diwarnai dengan dominan warna orange, anak tersebut cenderung miliki emosi yang hangat dan semangat," pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda