Hingga 2024, Jumlah Guru Penggerak akan Capai 405.900 Guru

Kamis, 15 Oktober 2020 - 08:52 WIB
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril. Foto/SINDOnews/Neneng Zubaidah
JAKARTA - Kemendikbud menggagas program Guru Penggerak sebagai program kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Hingga akhir tahun 2024 nanti direncanakan akan diperoleh sebanyak 405.900 Guru Penggerak.

Nantinya, Guru Penggerak akan menjadi isolator yang memusatkan pembelajaran kepada murid dan proses belajar itu sendiri guna mengakselerasikan lahirnya SDM unggul Indonesia. (Baca juga: Butuh 2.800 Guru, Kemendikbud Kembali Buka Seleksi Guru Penggerak )

Program Guru Penggerak dilakukan dengan pendekatan andragogi yaitu melibatkan peserta didik ke dalam suatu struktur pengalaman belajar dan berbasis pengalaman. Mekanismenya menempuh beberapa tahapan. Dimulai dari proses rekrutmen guru-guru terbaik yang mengaplikasikan diri mereka sebagai Guru Penggerak. Selanjutnya mengadakan program pelatihan potensi kepemimpinan dan mentorship bagi peserta. Kemudian, tahap kelulusan bagi mereka yang dinilai layak menjadi Guru Penggerak.



Perjalanan Guru Penggerak dimulai dengan tahap seleksi dan mengikuti rangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Pada angkatan kedua ini Kemendikbud membuka jadwal seleksi pertama pada 13 Oktober hingga 7 November dan pada 13 Januari sampai 11 Maret 2021 adalah seleksi kedua.

Seleksi pertama meliputi seleksi administrasi, penilaian biodata dan esai, serta tes bakat skolastik. Sedangkan seleksi kedua meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Pada tahap akhir akan diumumkan hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua yang akan dilaksanakan pada 20 Maret 2021 mendatang. Informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ .

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril mengatakan bahwa Guru Penggerak akan selalu berpihak pada murid dan fokus pada proses pembelajaran. “Guru menggerakkan komunitas belajar di sekolah dan luar sekolah, guru menerapkan pembelajaran aktif sesuai dengan tahap perkembangan murid yang dapat diikuti oleh guru lainnya sehingga murid dapat meraih kemerdekaannya dalam belajar,” terang Iwan Syahril saat membuka seleksi Program Guru Penggerak Angkatan 2, 3, 4 yang berlangsung secara virtual melalui siaran pers, Rabu (14/10). (Baca juga: Kemendikbud Buka Rekrutmen 32.713 Jabatan untuk Pamong Belajar dan Penilik, Tertarik? )

Kelulusan akan ditentukan oleh hasil seleksi peserta dan pengajar praktik yang disesuaikan dengan kuota calon Guru Penggerak angkatan kedua yakni 2800 guru. Sementara itu, penentuan hasil seleksi didasarkan pada nilai akhir peserta, proporsi jumlah sekolah, ketersediaan pendamping, serta jumlah kepala sekolah yang akan pensiun.

Sebelumnya pada peluncuran Guru Penggerak bulan Juli lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, program Guru Penggerak ini terbilang menjadi program terpenting di Kemendikbud. Sebab sebaik apapun teknologi pendidikan, kurikulum atau infrastrutktur pendidikan yang mumpuni namun tidak akan ada yang bisa menggantikan peran guru penggerak untuk transformasi budaya sekolah kepada pembelajaran.

Alumnus Harvard ini menuturkan, proses rekrutmen calon guru penggerak akan segera dilakukan kepada guru-guru terbaik baik itu guru PNS maupun guru non PNS. Setelah itu mereka akan mengikuti pelatihan untuk melatih potensi kepemimpinan mereka. Setelah mereka lulus, ujarnya, Kemendikbud akan komitmen bekerja sama dengan pemerintah daerah agar lulusan guru penggerak ini berdampak besar di lingkungan sekolah. Selain itu juga guru penggerak ini akan menjadi bibit yang akan menjadi kepala sekolah pengegrak, pengawas penggerak dan pelatih guru pengggerak kedepannya.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More