Selama Pandemi, JPPI: Kualitas Pendidikan Indonesia Jalan di Tempat
Minggu, 25 Oktober 2020 - 14:46 WIB
JAKARTA - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai bahwa sekolah saat ini sudah bukan tempat yang aman bagi anak-anak. Karena, sekolah saat ini sudah mulai disusupi paparan Intoleransi hingga radikalisme.
"Kalau disekolah sebenarnya kita sudah berstatmen bahwa kondisi sekarang ini sekolah darurat kekerasan artinya sekolah sudah tidak menjadi tempat yang aman bagi anak-anak karena ada banyak paparan-paparan tadi paparan intoleransi, ada paparan ideologi radikalisme ada paparan dimana kekerasan fisik non fisik disitu semua," ujar Koordinator JPPI, Ubaid Matraji dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Pemuda, Intoleransi dan lembaga pendidikan kita, secara daring, Sabtu (24/10). (Baca juga: Ketua FRI: Indonesia Perlu Investasi Satelit Pendidikan untuk Mendukung PJJ )
Hal itu juga dibuktikan, kata Ubaid, dalam beberapa kali survei tentang pendidikan oleh beberapa lembaga internasional. Misal Right to Education Index mengevaluasi atau mengukur indeks pendidikan Indonesia salah skor yang rendah adalah soal safety learning enviroment. "Jadi sekolah sudah tidak menjadi tempat yang aman bagi anak-anak bisa bertumbuh kembang dan belajar," katanya.
Ubaid menjelaskan, alasan sekolah sudah menjadi tempat yang tidak akan bagi siswa karena salah satu alasannya yakni kekerasan. Kekerasan sudah menjadi hal yang lumrah di sekolah baik pelakunya guru kepada murid ataupun sebaliknya murid kepada guru ataupun, orang tua murid kepada guru dan juga kekerasan dalam bentuk tawuran antar sekolah.
"Maka tidak heran kemarin ada banyak anak-anak SMK kemudian ikut demonstrasi lalu menggunakan cara kekerasan karena memang banyak sumbatan-sumbatan yang sekolah itu menjadi problem dan kita semua tampaknya membiarkan," ungkapnya. (Baca juga: Kemenag Bekali Guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi )
Ubaid pun meminta Pemerintah untuk memperhatikan serius hal tersebut. Jika tidak akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi pendidikan di Indonesia.
"Dampak sangat besar, kalo secara kualitatif maka kualitas pendidikan Indonesia itu adalah jalan ditempat apalagi dalam situasi pandemi ini sudah gak jalan ditempat lagi tapoli mundur kebelakang," pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
"Kalau disekolah sebenarnya kita sudah berstatmen bahwa kondisi sekarang ini sekolah darurat kekerasan artinya sekolah sudah tidak menjadi tempat yang aman bagi anak-anak karena ada banyak paparan-paparan tadi paparan intoleransi, ada paparan ideologi radikalisme ada paparan dimana kekerasan fisik non fisik disitu semua," ujar Koordinator JPPI, Ubaid Matraji dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Pemuda, Intoleransi dan lembaga pendidikan kita, secara daring, Sabtu (24/10). (Baca juga: Ketua FRI: Indonesia Perlu Investasi Satelit Pendidikan untuk Mendukung PJJ )
Hal itu juga dibuktikan, kata Ubaid, dalam beberapa kali survei tentang pendidikan oleh beberapa lembaga internasional. Misal Right to Education Index mengevaluasi atau mengukur indeks pendidikan Indonesia salah skor yang rendah adalah soal safety learning enviroment. "Jadi sekolah sudah tidak menjadi tempat yang aman bagi anak-anak bisa bertumbuh kembang dan belajar," katanya.
Ubaid menjelaskan, alasan sekolah sudah menjadi tempat yang tidak akan bagi siswa karena salah satu alasannya yakni kekerasan. Kekerasan sudah menjadi hal yang lumrah di sekolah baik pelakunya guru kepada murid ataupun sebaliknya murid kepada guru ataupun, orang tua murid kepada guru dan juga kekerasan dalam bentuk tawuran antar sekolah.
"Maka tidak heran kemarin ada banyak anak-anak SMK kemudian ikut demonstrasi lalu menggunakan cara kekerasan karena memang banyak sumbatan-sumbatan yang sekolah itu menjadi problem dan kita semua tampaknya membiarkan," ungkapnya. (Baca juga: Kemenag Bekali Guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi )
Ubaid pun meminta Pemerintah untuk memperhatikan serius hal tersebut. Jika tidak akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi pendidikan di Indonesia.
"Dampak sangat besar, kalo secara kualitatif maka kualitas pendidikan Indonesia itu adalah jalan ditempat apalagi dalam situasi pandemi ini sudah gak jalan ditempat lagi tapoli mundur kebelakang," pungkasnya.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(mpw)
tulis komentar anda