Kemenag akan Gelar Telekonferensi Internasional Agama dan Pendidikan
Senin, 09 November 2020 - 22:43 WIB
JAKARTA - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama akan menggelar International Conference on Religion and Education (INCRE). Dalam pelaksanaannya, INCRE mengusung tema Respon Agama dan Pendidikan dalam konteks Pandemi Covid-19 dan Pengembangan Pembelajaran Digital. Kegiatan akan diselenggarakan secara daring pada 11-12 November 2020 melalui telekonferensi.
Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Achmad Gunaryo mengatakan tema yang diambil bertujuan untuk mempertemukan para akademisi dan peneliti di bidang agama dan pendidikan dari berbagai negara, baik ASEAN dan internasional dalam melihat dinamika agama dan Pendidikan di masa Pandemi Covid 19. (Baca juga: ITS Kenalkan Guru SMK se-Jatim pada Teknologi Pengolahan Limbah Cair )
“Tujuan selanjutnya, guna menghasilkan berbagai pemikiran subtantif maupun kebijakan alternatif dalam layanan pendidikan agama dan keagamaan serta pembelajaran digital di era pandemi," ujar Kaban Gunaryo saat konferensi pers di Ciputat, Senin (09/11).
Pada kesempatan itu, Kaban mengatakan INCRE 2020 merupakan wujud komitmen Balitbang Diklat untuk selalu berinovasi guna menemukan berbagai pemikiran subtantif dan konstruktif di bidang keilmuan pendidikan dan layanan pendidikan, khususnya pendidikan agama dan keagamaan.
“Sejak 2010, Badan Litbang dan Diklat Kemenag menggelar pertemuan tingkat nasional guna membahas beberapa permasalahan agama dan sosial dengan ilmuwan dan tokoh agama melalui kegiatan Halaqah Ulama Nasional,” ujarnya. (Baca juga: UIN Bandung Dorong Penerbitan Jurnal Mahasiswa Doktoral )
Tahun 2015, bersamaan dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut Kaban, maka kegiatan konsultasi dengan tokoh agama ini dikembangkan ke lingkup negara-negara ASEAN.
“Salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam maklumat pertemuan ASEAN 2017 adalah perlunya para agamawan ASEAN menyelenggarakan pertemuan ilmiah bidang agama dan pendidikan yang didokumentasikan. Maka, International Conference on Religion and Education (INCRE) ini merupakan perwujudan rekomendasi tersebut,” lanjut Kaban Gunaryo.
Mengingat dunia tengah mengalami pandemi Covid-19, maka semua tahapan kegiatan dilaksanakan secara daring mulai dari proses sosialisasi, pengusulan naskah, seleksi, registrasi, hingga pelaksanaan konferensi. (Baca juga: Kampus PTKIN Harus Jadi Epicentrum Peradaban Indonesia )
“Hal ini dipilih sebagai usaha tetap menjaga protap menjaga kesehatan semua pihak yang terlibat dari kemungkinan kegiatan ini menjadi media atau cluster dari pandemi,” tegas Kaban.
Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Achmad Gunaryo mengatakan tema yang diambil bertujuan untuk mempertemukan para akademisi dan peneliti di bidang agama dan pendidikan dari berbagai negara, baik ASEAN dan internasional dalam melihat dinamika agama dan Pendidikan di masa Pandemi Covid 19. (Baca juga: ITS Kenalkan Guru SMK se-Jatim pada Teknologi Pengolahan Limbah Cair )
“Tujuan selanjutnya, guna menghasilkan berbagai pemikiran subtantif maupun kebijakan alternatif dalam layanan pendidikan agama dan keagamaan serta pembelajaran digital di era pandemi," ujar Kaban Gunaryo saat konferensi pers di Ciputat, Senin (09/11).
Pada kesempatan itu, Kaban mengatakan INCRE 2020 merupakan wujud komitmen Balitbang Diklat untuk selalu berinovasi guna menemukan berbagai pemikiran subtantif dan konstruktif di bidang keilmuan pendidikan dan layanan pendidikan, khususnya pendidikan agama dan keagamaan.
“Sejak 2010, Badan Litbang dan Diklat Kemenag menggelar pertemuan tingkat nasional guna membahas beberapa permasalahan agama dan sosial dengan ilmuwan dan tokoh agama melalui kegiatan Halaqah Ulama Nasional,” ujarnya. (Baca juga: UIN Bandung Dorong Penerbitan Jurnal Mahasiswa Doktoral )
Tahun 2015, bersamaan dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut Kaban, maka kegiatan konsultasi dengan tokoh agama ini dikembangkan ke lingkup negara-negara ASEAN.
“Salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam maklumat pertemuan ASEAN 2017 adalah perlunya para agamawan ASEAN menyelenggarakan pertemuan ilmiah bidang agama dan pendidikan yang didokumentasikan. Maka, International Conference on Religion and Education (INCRE) ini merupakan perwujudan rekomendasi tersebut,” lanjut Kaban Gunaryo.
Mengingat dunia tengah mengalami pandemi Covid-19, maka semua tahapan kegiatan dilaksanakan secara daring mulai dari proses sosialisasi, pengusulan naskah, seleksi, registrasi, hingga pelaksanaan konferensi. (Baca juga: Kampus PTKIN Harus Jadi Epicentrum Peradaban Indonesia )
“Hal ini dipilih sebagai usaha tetap menjaga protap menjaga kesehatan semua pihak yang terlibat dari kemungkinan kegiatan ini menjadi media atau cluster dari pandemi,” tegas Kaban.
Lihat Juga :
tulis komentar anda