Mendikbud Beberkan Cara Pemerintah Atasi Learning Loss
Jum'at, 22 Januari 2021 - 16:37 WIB
JAKARTA - Learning loss berpotensi terjadi karena kurang maksimalnya pembelajaran di masa pandemic . Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pun membeberkan sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi learning loss ini.
Mendikbud mengatakan, langkah yang pertama dan terpenting adalah sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ itu harus masuk sekolah kembali. "Ini adalah satu-satunya solusi untuk biar mereka tidak lebih lagi ketertinggalan,” katanya pada diskusi Merdeka Belajar, Transformasi Pendidikan Indonesia yang disiarkan daring, Jumat (22/1).
Mantan petinggi Gojek ini mengatakan, untuk bisa memastikan itu maka ada tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah untuk membantu mengakselerasi sekolah tatap muka di tempat-tempat yang sulit melakukan PJJ. Oleh karena itu, katanya, Kemendikbud akan mendampingi pemerintah daerah untuk membantu sekolah yang sulit PJJ untuk pelan-pelan membuka sekolah.
Alumnus Harvard Business School ini menuturkan, pembukaan sekolah itu bisa dilakukan namun tentu dengan protocol kesehatan ketat. Selain itu, terang Mendikbud, kapasitas kelasnya tidak boleh diisi penuh melainkan hanya 50% siswa saja.
Nadiem menjelaskan, semua inisiatif dilakukan untuk menghindari potensi learning loss tersebut untuk memastikan semua peserta didik bisa melakukan pembelajaran.
Seperti dengan pemberian bantuan kuota data dan juga fleksibilitas pemakaian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), modul-modul pembelajaran yang bisa dipakai orangtua, kurikulum darurat hingga pelatihan kepada guru-guru.
“BOS bisa digunakan buat beli handset buat beli android, bisa buat beli laptop,” ujarnya.
Dia mengakui, potensi learning loss itu adalah suatu hal yang sulit dihindari semasa PJJ ini. Para guru dan orang tua pun mengerti bahwa proses adaptasi PJJ ini sangat sulit dan menimbulkan banyak sekali scenario yang kurang optimal.
Dia pun mengatakan, Kemendikbud belum bisa mengukur berapa kuantitas potensi learning loss tersebut. Tapi dia berharap dengan adanya asesmen nasional maka akan ada baseline sehingga bisa dilihat pada tahun depan trendnya itu menurun atau meningkat.
Mendikbud mengatakan, langkah yang pertama dan terpenting adalah sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ itu harus masuk sekolah kembali. "Ini adalah satu-satunya solusi untuk biar mereka tidak lebih lagi ketertinggalan,” katanya pada diskusi Merdeka Belajar, Transformasi Pendidikan Indonesia yang disiarkan daring, Jumat (22/1).
Mantan petinggi Gojek ini mengatakan, untuk bisa memastikan itu maka ada tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah untuk membantu mengakselerasi sekolah tatap muka di tempat-tempat yang sulit melakukan PJJ. Oleh karena itu, katanya, Kemendikbud akan mendampingi pemerintah daerah untuk membantu sekolah yang sulit PJJ untuk pelan-pelan membuka sekolah.
Alumnus Harvard Business School ini menuturkan, pembukaan sekolah itu bisa dilakukan namun tentu dengan protocol kesehatan ketat. Selain itu, terang Mendikbud, kapasitas kelasnya tidak boleh diisi penuh melainkan hanya 50% siswa saja.
Nadiem menjelaskan, semua inisiatif dilakukan untuk menghindari potensi learning loss tersebut untuk memastikan semua peserta didik bisa melakukan pembelajaran.
Seperti dengan pemberian bantuan kuota data dan juga fleksibilitas pemakaian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), modul-modul pembelajaran yang bisa dipakai orangtua, kurikulum darurat hingga pelatihan kepada guru-guru.
“BOS bisa digunakan buat beli handset buat beli android, bisa buat beli laptop,” ujarnya.
Dia mengakui, potensi learning loss itu adalah suatu hal yang sulit dihindari semasa PJJ ini. Para guru dan orang tua pun mengerti bahwa proses adaptasi PJJ ini sangat sulit dan menimbulkan banyak sekali scenario yang kurang optimal.
Dia pun mengatakan, Kemendikbud belum bisa mengukur berapa kuantitas potensi learning loss tersebut. Tapi dia berharap dengan adanya asesmen nasional maka akan ada baseline sehingga bisa dilihat pada tahun depan trendnya itu menurun atau meningkat.
(mpw)
tulis komentar anda