Dana BOS Rp52,5 T Bisa Dipakai untuk Pembukaan Sekolah dan Asesmen Nasional

Jum'at, 26 Februari 2021 - 18:02 WIB
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim saat melakukan kunjungan kerja ke daerah. Foto/BKHM Kemendikbud
JAKARTA - Pemerintah mengalokasikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2021 Rp52,5 triliun. Dana BOS inipun dapat dipakai untuk persiapan pembukaan sekolah di masa pandemi dan asesmen nasional.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, saat ini sudah memasuki proses pelaksanaan pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka di sejumlah daerah. Mendikbud menyampaikan bahwa sekolah semakin siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka.



Oleh karena itu, untuk menunjang syarat protokol kesehatan maka dana BOS pun bisa menjadi penunjang pembukaan sekolah tersebut. "Dana BOS bisa dan kami anjurkan digunakan untuk segera mengakselerasi proses tatap muka untuk memenuhi segala kebutuhan protokol kesehatan," katanya pada Sosialisasi BOS dan DAK Fisik 2021 secara daring.

Mantan petinggi Gojek ini menjelaskan, kebutuhan yang bisa digunakan untuk protokol kesehatan itu sekolah bisa membeli untuk sarana sanitasi, masker dan juga thermogun. Mendikbud juga mempersilahkan sekolah memenuhi berbagai macam kebutuhan lain yang disyaratkan dalam daftar periksa pembelajaran tatap muka.

Alumnus Harvard Business School ini menerangkan, dana BOS juga bisa dipakai untuk membiayai keperluan Asesmen Nasional yang akan dilaksanakan tahun ini juga. "Pembiayaan apapun honor, transportasi, dan pelaksanaan Asesmen Nasional itu juga bisa digunakan," jelas Nadiem.



Dia menjelaskan, dengan adanya fleksibilitas pemakaian dana BOS ini sekolah yang berada di daerah 3T pun bisa menyesuaikan pemakaiannya sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja untuk membiayai biaya transportasi bagi anak dan guru yang berdomisil di wilayah kepulauan.

"Jadi ini benar-benar merupakan suatu solusi dari pada kebutuhan masing-masing sekolah di daerah-daerah paling terluar, yang mungkin sangat variatif kebutuhan mereka yang paling urgen," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mpw)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More