Anggota Komisi X DPR Ini Tetap Kekeh Minta PTM Digelar, Ini Alasannya
Kamis, 22 April 2021 - 00:25 WIB
JAKARTA - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari setahun. Hal tersebut tak hanya menimbulkan tantangan bagi siswa, guru maupun orang tua, tapi juga berefek kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar ( learning loss ) secara akademis karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan siswa saat proses pembelajaran.
"Potensi learning loss, bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan siswa saat proses pembelajaran. Makanya, pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan ini sangat mengkhawatirkan karena bisa mengganggu karakter para siswa," kata anggota Komisi X DPR Ali Zamroni kepada SINDOnews, Rabu (21/3/2021).
Menurut Zamroni, learning loss yang diakibatkan oleh pembelajaran daring yang tidak cukup efektif ini akan semakin memberi dampak yang menghawatirkan bagi generasi penerus sebab masih banyak terjadi disfungsi teknologi dikalangan siswa yang malah berakibat pada penurunan minat belajar siswa.
Saat ini, lanjut dia, sudah banyak sekolah baik di pusat maupun daerah yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Langkah tersebut harus didukung sejalan dengan persiapan yang matang, di antaranya, seluruh gurunya sudah divaksinasi, mendapatkan izin dari wali murid, dan persiapan insfrastruktur yang memadai sesuai prokes.
"Layak atau tidaknya PTM, menjadi tugas semua pihak untuk bersama-sama menjaga agar rencana PTM nantinya dapat terlaksana dengan baik. Dapat di katakan layak, apabila pemerintah daerah, tenaga pendidik serta orang tua dapat bersama-sama saling mendukung agar siswa yang nantinya melaksanakan pembelajaran tatap muka tetap patuh akan protokol kesehatan," terangnya.
Sekolah yang akan menggelar PTM, lanjut dia, harus menyiapkan terlebih dahulu fasilitas protokol kesehatan dan teknik pembatasan belajar tatap muka bagi para murid. Selain desakan dari orang tua, keluhan para murid yang mengharapkan kembali ke suasana sekolah, menjadi pertimbangan agar sekolah tatap muka dapat segera terlaksana demi berjalannya transformasi ilmu terutama pada pendidikan karakter siswa.
"Potensi learning loss, bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan siswa saat proses pembelajaran. Makanya, pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan ini sangat mengkhawatirkan karena bisa mengganggu karakter para siswa," kata anggota Komisi X DPR Ali Zamroni kepada SINDOnews, Rabu (21/3/2021).
Menurut Zamroni, learning loss yang diakibatkan oleh pembelajaran daring yang tidak cukup efektif ini akan semakin memberi dampak yang menghawatirkan bagi generasi penerus sebab masih banyak terjadi disfungsi teknologi dikalangan siswa yang malah berakibat pada penurunan minat belajar siswa.
Saat ini, lanjut dia, sudah banyak sekolah baik di pusat maupun daerah yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Langkah tersebut harus didukung sejalan dengan persiapan yang matang, di antaranya, seluruh gurunya sudah divaksinasi, mendapatkan izin dari wali murid, dan persiapan insfrastruktur yang memadai sesuai prokes.
"Layak atau tidaknya PTM, menjadi tugas semua pihak untuk bersama-sama menjaga agar rencana PTM nantinya dapat terlaksana dengan baik. Dapat di katakan layak, apabila pemerintah daerah, tenaga pendidik serta orang tua dapat bersama-sama saling mendukung agar siswa yang nantinya melaksanakan pembelajaran tatap muka tetap patuh akan protokol kesehatan," terangnya.
Sekolah yang akan menggelar PTM, lanjut dia, harus menyiapkan terlebih dahulu fasilitas protokol kesehatan dan teknik pembatasan belajar tatap muka bagi para murid. Selain desakan dari orang tua, keluhan para murid yang mengharapkan kembali ke suasana sekolah, menjadi pertimbangan agar sekolah tatap muka dapat segera terlaksana demi berjalannya transformasi ilmu terutama pada pendidikan karakter siswa.
tulis komentar anda