Nama Tokoh KH Hasyim Asy'ari Hilang di Kamus Sejarah RI, Ini Penjelasan Penyunting
Kamis, 22 April 2021 - 03:04 WIB
JAKARTA - Penyunting buku Kamus Sejarah Republik Indonesia Susanto Zuhdi menjelaskan perihal polemik hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari di entry atau lema tokoh Kamus Sejarah. Guru Besar Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan jika nama tokoh NU itu tak sepenuhnya hilang.
Susanto memaparkan terdapat empat entry dalam penyusunan Kamus Sejarah RI, yakni tokoh, organisasi, peristiwa, dan tempat bersejarah. Nama pendiri NU itu tercantum dalam entry bagian peristiwa, dan organisasi."Tokoh KH Hasyim Asyari bukan tidak ada, nama beliau ada dalam uraian pendirian NU, juga tidak benar semua tokoh NU dihapus," kata Susanto, Rabu (21/4/2021).
Dia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud untuk melewatkan nama Hasyim Asy'ari. Nama tokoh NU itu masuk dalam entry tokoh dalam penyusunan Kamus Sejarah."Tapi KH Hasyim Asy'ari kami ceritakan dalam pendirian NU. Bagaimana mungkin melupakan tokoh ini. Tapi tidak muncul sebagai entry tokoh, tapi ada di entry peristiwa tempat kejadian organisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asyhari di Kamus Sejarah RI adalah murni kesalahan teknis. Dia memastikan tidak ada unsur kesengajaan untuk menghilangkan nama pendiri salah satu organisasi masyarakat (Ormas) Islam besar itu.
"Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami memohon maaf karena ini kesalahan yang tidak perlu terjadi, buku yang belum siap tapi di-upload di website resmi," ujar Hilmar.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim langsung melakukan langkah konkrit dengan menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk segera menyelesaikan permasalahan kamus sejarah Indonesia yang tidak mencantumkan keberadaan KH Hasyim Asy'ari dalam kamus tersebut.
“Begitu mendengar isu Kamus Sejarah yang disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat, saya langsung menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk menyempurnakan kamus yang sempat terhenti,” ucap Nadiem dalam video yang diunggah di akun Instagram resminya @nadiemmakarim, Rabu (21/4).
Dalam caption video tersebut, Nadiem juga menjelaskan bahwa Kemendikbud tidak pernah menerbitkan Kamus Sejarah ini secara resmi. Apalagi menggunakannya sebagai rujukan pembelajaran di sekolah.
Nadiem pun berharap kepada seluruh pihak agar merespons ini dengan kepala dingin dan menghasilkan solusi. “Karenanya di bulan yang suci ini alangkah baiknya kita menyikapi permasalahan dengan akal sehat, kepala dingin dengan solusi,” kata Nadiem.
Susanto memaparkan terdapat empat entry dalam penyusunan Kamus Sejarah RI, yakni tokoh, organisasi, peristiwa, dan tempat bersejarah. Nama pendiri NU itu tercantum dalam entry bagian peristiwa, dan organisasi."Tokoh KH Hasyim Asyari bukan tidak ada, nama beliau ada dalam uraian pendirian NU, juga tidak benar semua tokoh NU dihapus," kata Susanto, Rabu (21/4/2021).
Dia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud untuk melewatkan nama Hasyim Asy'ari. Nama tokoh NU itu masuk dalam entry tokoh dalam penyusunan Kamus Sejarah."Tapi KH Hasyim Asy'ari kami ceritakan dalam pendirian NU. Bagaimana mungkin melupakan tokoh ini. Tapi tidak muncul sebagai entry tokoh, tapi ada di entry peristiwa tempat kejadian organisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asyhari di Kamus Sejarah RI adalah murni kesalahan teknis. Dia memastikan tidak ada unsur kesengajaan untuk menghilangkan nama pendiri salah satu organisasi masyarakat (Ormas) Islam besar itu.
"Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami memohon maaf karena ini kesalahan yang tidak perlu terjadi, buku yang belum siap tapi di-upload di website resmi," ujar Hilmar.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim langsung melakukan langkah konkrit dengan menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk segera menyelesaikan permasalahan kamus sejarah Indonesia yang tidak mencantumkan keberadaan KH Hasyim Asy'ari dalam kamus tersebut.
“Begitu mendengar isu Kamus Sejarah yang disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat, saya langsung menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk menyempurnakan kamus yang sempat terhenti,” ucap Nadiem dalam video yang diunggah di akun Instagram resminya @nadiemmakarim, Rabu (21/4).
Dalam caption video tersebut, Nadiem juga menjelaskan bahwa Kemendikbud tidak pernah menerbitkan Kamus Sejarah ini secara resmi. Apalagi menggunakannya sebagai rujukan pembelajaran di sekolah.
Nadiem pun berharap kepada seluruh pihak agar merespons ini dengan kepala dingin dan menghasilkan solusi. “Karenanya di bulan yang suci ini alangkah baiknya kita menyikapi permasalahan dengan akal sehat, kepala dingin dengan solusi,” kata Nadiem.
(mpw)
tulis komentar anda