Gandeng Banyak Industri, Ini Potensi Karir Lulusan Prodi Fisika IPB University
Selasa, 04 Mei 2021 - 23:23 WIB
Seperti simulasi dinamika molekul dan penambatan molekul. Ada juga pengembangan model matematika dan fisika dari proses biologi seperti model interaksi glukosa-insulin, model mekanisme penyerapan obat pada skala molekuler, komputasi perancangan obat (drug design).
Pengembangan energi baru dan terbarukan seperti biofuel, bioenergy, turbin angin, dan sel surya baik secara eksperimen maupun modeling juga dilakukan. Dan ada juga pengembangan material fungsional berbasis bahan alam seperti helm dan rompi antipeluru berbasis biokomposit, biosensor.
Di era Revolusi 4.0, pengembangan instrumentasi elektronik dan jaringan termasuk robotik dan IoT (internet of things) untuk berbagai aplikasi teknologi terkini berbasis internet dan aplikasi terus di tingkatkan.
Penelitian yang sifatnya multidisiplin atau transdisiplin membuat konsep dasar fisika dapat diterapkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah serta mewarnai riset-riset di berbagai bidang terutama yang terkait ilmu-ilmu hayati.
“Hal ini membuat dosen fisika memiliki rasio PFR (Publication to Faculty Ratio) yang cukup tinggi di IPB University yaitu 2.65 (satu dosen rata rata memiliki 2.65 artikel scopus per tahun) di tahun 2020. Nilai PFR ini jauh melebihi target nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya 0.5. Artinya kita telah mencapai lebih dari lima kali lipatnya,” ujarnya.
Beragam inovasi juga telah dan terus dikembangkan Departemen Fisika. Situasi pandemi COVID-19 menjadi inspirasi tersendiri dalam pengembangan model fisika prediksi epidemiologi terkait penyebaran COVID-19.
Secara umum lulusan program sarjana Fisika IPB University juga terserap di berbagai bidang dari mulai peneliti, dosen, guru, software engineer, IT specialist, pengusaha di bidang energi dan instrumentasi, field engineer di bidang minyak dan gas bumi, pegawai bank, wiraswasta dan lainnya.
Baca Juga
Pengembangan energi baru dan terbarukan seperti biofuel, bioenergy, turbin angin, dan sel surya baik secara eksperimen maupun modeling juga dilakukan. Dan ada juga pengembangan material fungsional berbasis bahan alam seperti helm dan rompi antipeluru berbasis biokomposit, biosensor.
Di era Revolusi 4.0, pengembangan instrumentasi elektronik dan jaringan termasuk robotik dan IoT (internet of things) untuk berbagai aplikasi teknologi terkini berbasis internet dan aplikasi terus di tingkatkan.
Penelitian yang sifatnya multidisiplin atau transdisiplin membuat konsep dasar fisika dapat diterapkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah serta mewarnai riset-riset di berbagai bidang terutama yang terkait ilmu-ilmu hayati.
“Hal ini membuat dosen fisika memiliki rasio PFR (Publication to Faculty Ratio) yang cukup tinggi di IPB University yaitu 2.65 (satu dosen rata rata memiliki 2.65 artikel scopus per tahun) di tahun 2020. Nilai PFR ini jauh melebihi target nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hanya 0.5. Artinya kita telah mencapai lebih dari lima kali lipatnya,” ujarnya.
Beragam inovasi juga telah dan terus dikembangkan Departemen Fisika. Situasi pandemi COVID-19 menjadi inspirasi tersendiri dalam pengembangan model fisika prediksi epidemiologi terkait penyebaran COVID-19.
Secara umum lulusan program sarjana Fisika IPB University juga terserap di berbagai bidang dari mulai peneliti, dosen, guru, software engineer, IT specialist, pengusaha di bidang energi dan instrumentasi, field engineer di bidang minyak dan gas bumi, pegawai bank, wiraswasta dan lainnya.
(mpw)
tulis komentar anda