Kembangkan Aplikasi Kesehatan, Tim Diaspora Indonesia Sabet Juara 1 di Taiwan
Jum'at, 09 Juli 2021 - 15:16 WIB
Wakil Direktur internasional kampus NCTU Prof. Mong-Hwa Chin mengatakan, keberhasilan acara ini merupakan dorongan besar bagi internasionalisasi kampus; internasionalisasi adalah puncak NYCU. Ke depannya, kegiatan profesional akan terus dikembangkan untuk menumbuhkan wawasan dan kemampuan internasional mahasiswa.
Juri kompetisi ini berasal dengan individu lintas disiplin serta berprofil tinggi dari latar belakang industri yang berbeda seperti Mr Evan Lin, Senior Technical Evangelist dari Line, Mr Cheng-Lung Sung, Senior Vice President dari CTBC. Jill Chen, Manajer UI/UX dari DeepQ dan Mr. Mumin Yu, Direktur Senior UI/UX dari DeepQ.
Juara pertama dari perhelatan ini diraih oleh FINIC, perusahaan startup yang didirikan dan dikembangkan oleh 5 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan akademik mereka di Taiwan.
Selama penjurian, Mr Evan Lim selaku juri sangat menyanjung fitur “Panic Button” yang dikembangkan oleh Tim FINIC yang mana berhasil memecahkan masalah esensial yang ada di masyarakat saat ini.
Kelima anggota FINIC berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Yakni, Albert dari Kota Kendal, Jawa Tengah, dengan keahliannya dalam Human-AI Interaction yang berperan sebagai Team Leader dan UX Designer + Engineer.
Berikutnya adalah Ardi dari Kota Sidoarjo, Jawa Timur, dengan keahlian di AI-Enabled Network yang berperan sebagai System Architect. Dilanjut oleh Felix dari Kota Medan dengan keahliannya untuk pengembangan full stack yang berperan sebagai Backend developer.
Kemudian Irfandi dari provinsi Aceh dengan spesialisasi dalam pengembangan bisnis dan pemasaran sebagai Business analyst. Dan yang terakhir Steven dari Sidoarjo, Jawa Tengah, dengan keahlian Deep learning menggunakan model berbasis CNN yang berperan sebagai front-end developer.
Ide awal dari aplikasi ini sendiri muncul dari pengalaman masing-masing anggota FINIC di Taiwan yang sulit dalam menemukan layanan yang baik, dapat diandalkan serta tepat.
Kesulitan dalam menemukan layanan kesehatan inipun juga nyata ketika mereka tidak dapat menemukan satu aplikasi kesehatan yang memudahkan orang asing yang tinggal di Taiwan untuk mencari klinik ataupun layanan kesehatan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Dari keresahan tersebut, lahirlah ide aplikasi ini untuk mempermudah akses informasi serta layanan yang terkait dengan kebutuhan perawatan kesehatan pengguna.
Juri kompetisi ini berasal dengan individu lintas disiplin serta berprofil tinggi dari latar belakang industri yang berbeda seperti Mr Evan Lin, Senior Technical Evangelist dari Line, Mr Cheng-Lung Sung, Senior Vice President dari CTBC. Jill Chen, Manajer UI/UX dari DeepQ dan Mr. Mumin Yu, Direktur Senior UI/UX dari DeepQ.
Juara pertama dari perhelatan ini diraih oleh FINIC, perusahaan startup yang didirikan dan dikembangkan oleh 5 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan akademik mereka di Taiwan.
Selama penjurian, Mr Evan Lim selaku juri sangat menyanjung fitur “Panic Button” yang dikembangkan oleh Tim FINIC yang mana berhasil memecahkan masalah esensial yang ada di masyarakat saat ini.
Kelima anggota FINIC berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Yakni, Albert dari Kota Kendal, Jawa Tengah, dengan keahliannya dalam Human-AI Interaction yang berperan sebagai Team Leader dan UX Designer + Engineer.
Berikutnya adalah Ardi dari Kota Sidoarjo, Jawa Timur, dengan keahlian di AI-Enabled Network yang berperan sebagai System Architect. Dilanjut oleh Felix dari Kota Medan dengan keahliannya untuk pengembangan full stack yang berperan sebagai Backend developer.
Kemudian Irfandi dari provinsi Aceh dengan spesialisasi dalam pengembangan bisnis dan pemasaran sebagai Business analyst. Dan yang terakhir Steven dari Sidoarjo, Jawa Tengah, dengan keahlian Deep learning menggunakan model berbasis CNN yang berperan sebagai front-end developer.
Ide awal dari aplikasi ini sendiri muncul dari pengalaman masing-masing anggota FINIC di Taiwan yang sulit dalam menemukan layanan yang baik, dapat diandalkan serta tepat.
Kesulitan dalam menemukan layanan kesehatan inipun juga nyata ketika mereka tidak dapat menemukan satu aplikasi kesehatan yang memudahkan orang asing yang tinggal di Taiwan untuk mencari klinik ataupun layanan kesehatan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Dari keresahan tersebut, lahirlah ide aplikasi ini untuk mempermudah akses informasi serta layanan yang terkait dengan kebutuhan perawatan kesehatan pengguna.
tulis komentar anda