Kembangkan Aplikasi Kesehatan, Tim Diaspora Indonesia Sabet Juara 1 di Taiwan
loading...
A
A
A
JAKARTA - 5 mahasiswa Indonesia di Taiwan berhasil menyabet juara satu pada kompetisi National Yang Ming Chiao Tung University (NYCU) GDSIC (Glocal Digital Service and Innovation Competition) dengan aplikasi yang mereka beri nama FINIC – your medical assistance.
Mereka berhasil menyisihkan tim lainnya yang berasal dari Taiwan, Rusia, Hongkong, Korsel, Vietnam, India, Haiti dan negara lainnya. Kompetisi dilangsungkan secara virtual.
Melalui siaran pers, Jumat (9/7), kelimanya membangun aplikasi FINIC yang dibangun didalam ekosistem aplikasi chating LINE. Aplikasi FINIC sendiri adalah aplikasi yang menawarkan layanan satu atap untuk industri kesehatan.
NYCU Glocal Digital Service & Innovation Competition adalah perhelatan lomba selama 3 hari yang bertujuan untuk menginspirasi inovasi di dunia pasca pandemi, dengan fokus pada penciptaan layanan kesehatan digital yang inovatif.
Prof. Kuan-Neng Chen, Direktur Internasional kampus Yang Ming Chiao Tung University, mengatakan bahwa acara ini disponsori oleh Delta, Micron dan Spring Foundation NCTU secara antusias.
The Spring Foundation secara khusus menyelenggarakan "Spring Foundation Innovation Award", untuk memberi penghargaan kepada tim yang berani dan inovatif selain tiga teratas, untuk menggemakan karakteristik alumni dalam inovasi dan kewirausahaan yang berani.
Wakil Direktur internasional kampus NCTU Prof. Mong-Hwa Chin mengatakan, keberhasilan acara ini merupakan dorongan besar bagi internasionalisasi kampus; internasionalisasi adalah puncak NYCU. Ke depannya, kegiatan profesional akan terus dikembangkan untuk menumbuhkan wawasan dan kemampuan internasional mahasiswa.
Juri kompetisi ini berasal dengan individu lintas disiplin serta berprofil tinggi dari latar belakang industri yang berbeda seperti Mr Evan Lin, Senior Technical Evangelist dari Line, Mr Cheng-Lung Sung, Senior Vice President dari CTBC. Jill Chen, Manajer UI/UX dari DeepQ dan Mr. Mumin Yu, Direktur Senior UI/UX dari DeepQ.
Juara pertama dari perhelatan ini diraih oleh FINIC, perusahaan startup yang didirikan dan dikembangkan oleh 5 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan akademik mereka di Taiwan.
Selama penjurian, Mr Evan Lim selaku juri sangat menyanjung fitur “Panic Button” yang dikembangkan oleh Tim FINIC yang mana berhasil memecahkan masalah esensial yang ada di masyarakat saat ini.
Kelima anggota FINIC berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Yakni, Albert dari Kota Kendal, Jawa Tengah, dengan keahliannya dalam Human-AI Interaction yang berperan sebagai Team Leader dan UX Designer + Engineer.
Berikutnya adalah Ardi dari Kota Sidoarjo, Jawa Timur, dengan keahlian di AI-Enabled Network yang berperan sebagai System Architect. Dilanjut oleh Felix dari Kota Medan dengan keahliannya untuk pengembangan full stack yang berperan sebagai Backend developer.
Kemudian Irfandi dari provinsi Aceh dengan spesialisasi dalam pengembangan bisnis dan pemasaran sebagai Business analyst. Dan yang terakhir Steven dari Sidoarjo, Jawa Tengah, dengan keahlian Deep learning menggunakan model berbasis CNN yang berperan sebagai front-end developer.
Ide awal dari aplikasi ini sendiri muncul dari pengalaman masing-masing anggota FINIC di Taiwan yang sulit dalam menemukan layanan yang baik, dapat diandalkan serta tepat.
Kesulitan dalam menemukan layanan kesehatan inipun juga nyata ketika mereka tidak dapat menemukan satu aplikasi kesehatan yang memudahkan orang asing yang tinggal di Taiwan untuk mencari klinik ataupun layanan kesehatan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Dari keresahan tersebut, lahirlah ide aplikasi ini untuk mempermudah akses informasi serta layanan yang terkait dengan kebutuhan perawatan kesehatan pengguna.
Berawal dari permasalahan yang mereka alami selama studi di Taiwan, FINIC mengadakan wawancara dan penelitian lebih dalam mengenai hal ini. Hasil dari survey yang mereka lakukan menemukan bahwa keresahan inipun adalah keresahan-keresahan yang umum dirasakan oleh orang asing yang menetap di Taiwan.
Menurut statistik sendiri, orang asing yang menetap di Taiwan untuk berbagai keperluan seperti studi dan bekerja pun dapat mencapai 1 juta penduduk. Kendala Bahasa adalah faktor utama dari keresahan tersebut. Namun, keresahan inipun merambah ke masalah-masalah lain seperti sulitnya mencari klinik atau dokter yang tepat sesuai dengan gejala yang dirasakan, atau sulitnya mengkonsultasikan gejala-gejala tersebut kepada dokter atau awak medis yang dapat berakibat fatal.
False diagnosis serta kebutuhan akan bantuan darurat tanpa ada orang di sekitarnya yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa inggris pun menjadi faktor-faktor keresahan yang dipertimbangkan kelima anggota FINIC.
Sebuah aplikasi layanan satu atap bernama FINIC kemudian dikembangkan untuk mengatasi masalah ini. Fitur pertama adalah halaman registrasi dan tentang saya, dimana pengguna harus mendaftar menggunakan akun LINE mereka, menyatakan kemampuan bahasa mereka, ID mereka, dan sebagainya.
Hanya setelah pendaftaran dilengkapi, pengguna dapat menggunakan semua fitur yang tersedia secara gratis. Fitur selanjutnya adalah “Medical Advice” yang memungkinkan pengguna untuk menemukan penyakit mereka secara tepat berdasarkan gejala yang mereka rasakan.
Setelah menemukan penyakitnya, mereka dapat melanjutkan ke fitur “Find Clinic” di mana pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi klinik, jam operasi, peringkat, dan lokasi yang terhubung dengan aplikasi peta populer. Find Clinic ini memudahkan user menemukan klinik tidak hanya bagi warga lokal tapi juga bagi warga asing di Taiwan yang tidak bisa berbahasa Mandarin.
Dalam fitur ini mereka juga dapat memesan janji untuk bertemu dengan dokter. Selain itu, ada “Medical History” di mana pengguna dapat menyimpan riwayat medis mereka sendiri dan menyimpannya di cloud untuk akses mudah di masa mendatang.
Dan yang terakhir adalah “Panic Button” yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan bantuan dari orang asing di sekitarnya ketika dia membutuhkan bantuan darurat.
Tim FINIC berjanji untuk melanjutkan pengembangan aplikasi untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi sebagian besar orang asing hingga saat ini. Langkah selanjutnya bagi FINIC adalah membuat fitur yang ada lebih sesuai dengan kebutuhan penggunanya, menambahkan lebih banyak fitur, dan mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengakses aplikasi bagi pengguna di masa mendatang.
Lihat Juga: Cetak Lulusan Inovatif, President University Ikuti Global Hackathon Startup Competition di Korea Selatan
Mereka berhasil menyisihkan tim lainnya yang berasal dari Taiwan, Rusia, Hongkong, Korsel, Vietnam, India, Haiti dan negara lainnya. Kompetisi dilangsungkan secara virtual.
Melalui siaran pers, Jumat (9/7), kelimanya membangun aplikasi FINIC yang dibangun didalam ekosistem aplikasi chating LINE. Aplikasi FINIC sendiri adalah aplikasi yang menawarkan layanan satu atap untuk industri kesehatan.
NYCU Glocal Digital Service & Innovation Competition adalah perhelatan lomba selama 3 hari yang bertujuan untuk menginspirasi inovasi di dunia pasca pandemi, dengan fokus pada penciptaan layanan kesehatan digital yang inovatif.
Prof. Kuan-Neng Chen, Direktur Internasional kampus Yang Ming Chiao Tung University, mengatakan bahwa acara ini disponsori oleh Delta, Micron dan Spring Foundation NCTU secara antusias.
The Spring Foundation secara khusus menyelenggarakan "Spring Foundation Innovation Award", untuk memberi penghargaan kepada tim yang berani dan inovatif selain tiga teratas, untuk menggemakan karakteristik alumni dalam inovasi dan kewirausahaan yang berani.
Wakil Direktur internasional kampus NCTU Prof. Mong-Hwa Chin mengatakan, keberhasilan acara ini merupakan dorongan besar bagi internasionalisasi kampus; internasionalisasi adalah puncak NYCU. Ke depannya, kegiatan profesional akan terus dikembangkan untuk menumbuhkan wawasan dan kemampuan internasional mahasiswa.
Juri kompetisi ini berasal dengan individu lintas disiplin serta berprofil tinggi dari latar belakang industri yang berbeda seperti Mr Evan Lin, Senior Technical Evangelist dari Line, Mr Cheng-Lung Sung, Senior Vice President dari CTBC. Jill Chen, Manajer UI/UX dari DeepQ dan Mr. Mumin Yu, Direktur Senior UI/UX dari DeepQ.
Juara pertama dari perhelatan ini diraih oleh FINIC, perusahaan startup yang didirikan dan dikembangkan oleh 5 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan akademik mereka di Taiwan.
Selama penjurian, Mr Evan Lim selaku juri sangat menyanjung fitur “Panic Button” yang dikembangkan oleh Tim FINIC yang mana berhasil memecahkan masalah esensial yang ada di masyarakat saat ini.
Kelima anggota FINIC berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Yakni, Albert dari Kota Kendal, Jawa Tengah, dengan keahliannya dalam Human-AI Interaction yang berperan sebagai Team Leader dan UX Designer + Engineer.
Berikutnya adalah Ardi dari Kota Sidoarjo, Jawa Timur, dengan keahlian di AI-Enabled Network yang berperan sebagai System Architect. Dilanjut oleh Felix dari Kota Medan dengan keahliannya untuk pengembangan full stack yang berperan sebagai Backend developer.
Kemudian Irfandi dari provinsi Aceh dengan spesialisasi dalam pengembangan bisnis dan pemasaran sebagai Business analyst. Dan yang terakhir Steven dari Sidoarjo, Jawa Tengah, dengan keahlian Deep learning menggunakan model berbasis CNN yang berperan sebagai front-end developer.
Ide awal dari aplikasi ini sendiri muncul dari pengalaman masing-masing anggota FINIC di Taiwan yang sulit dalam menemukan layanan yang baik, dapat diandalkan serta tepat.
Kesulitan dalam menemukan layanan kesehatan inipun juga nyata ketika mereka tidak dapat menemukan satu aplikasi kesehatan yang memudahkan orang asing yang tinggal di Taiwan untuk mencari klinik ataupun layanan kesehatan yang sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Dari keresahan tersebut, lahirlah ide aplikasi ini untuk mempermudah akses informasi serta layanan yang terkait dengan kebutuhan perawatan kesehatan pengguna.
Berawal dari permasalahan yang mereka alami selama studi di Taiwan, FINIC mengadakan wawancara dan penelitian lebih dalam mengenai hal ini. Hasil dari survey yang mereka lakukan menemukan bahwa keresahan inipun adalah keresahan-keresahan yang umum dirasakan oleh orang asing yang menetap di Taiwan.
Menurut statistik sendiri, orang asing yang menetap di Taiwan untuk berbagai keperluan seperti studi dan bekerja pun dapat mencapai 1 juta penduduk. Kendala Bahasa adalah faktor utama dari keresahan tersebut. Namun, keresahan inipun merambah ke masalah-masalah lain seperti sulitnya mencari klinik atau dokter yang tepat sesuai dengan gejala yang dirasakan, atau sulitnya mengkonsultasikan gejala-gejala tersebut kepada dokter atau awak medis yang dapat berakibat fatal.
False diagnosis serta kebutuhan akan bantuan darurat tanpa ada orang di sekitarnya yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa inggris pun menjadi faktor-faktor keresahan yang dipertimbangkan kelima anggota FINIC.
Sebuah aplikasi layanan satu atap bernama FINIC kemudian dikembangkan untuk mengatasi masalah ini. Fitur pertama adalah halaman registrasi dan tentang saya, dimana pengguna harus mendaftar menggunakan akun LINE mereka, menyatakan kemampuan bahasa mereka, ID mereka, dan sebagainya.
Hanya setelah pendaftaran dilengkapi, pengguna dapat menggunakan semua fitur yang tersedia secara gratis. Fitur selanjutnya adalah “Medical Advice” yang memungkinkan pengguna untuk menemukan penyakit mereka secara tepat berdasarkan gejala yang mereka rasakan.
Setelah menemukan penyakitnya, mereka dapat melanjutkan ke fitur “Find Clinic” di mana pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi klinik, jam operasi, peringkat, dan lokasi yang terhubung dengan aplikasi peta populer. Find Clinic ini memudahkan user menemukan klinik tidak hanya bagi warga lokal tapi juga bagi warga asing di Taiwan yang tidak bisa berbahasa Mandarin.
Dalam fitur ini mereka juga dapat memesan janji untuk bertemu dengan dokter. Selain itu, ada “Medical History” di mana pengguna dapat menyimpan riwayat medis mereka sendiri dan menyimpannya di cloud untuk akses mudah di masa mendatang.
Dan yang terakhir adalah “Panic Button” yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan bantuan dari orang asing di sekitarnya ketika dia membutuhkan bantuan darurat.
Tim FINIC berjanji untuk melanjutkan pengembangan aplikasi untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi sebagian besar orang asing hingga saat ini. Langkah selanjutnya bagi FINIC adalah membuat fitur yang ada lebih sesuai dengan kebutuhan penggunanya, menambahkan lebih banyak fitur, dan mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengakses aplikasi bagi pengguna di masa mendatang.
Lihat Juga: Cetak Lulusan Inovatif, President University Ikuti Global Hackathon Startup Competition di Korea Selatan
(mpw)