Bersaing dengan 35 Tim Dunia, Mahasiswa UI Raih Juara di Lomba Konstruksi Internasional
Kamis, 22 Juli 2021 - 13:32 WIB
“Kemenangan ini juga melanjutkan tradisi FTUI yang sejak keikutsertaannya di tahun 2019, selalu membawa pulang gelar juara dari tiga besar,” ujar Satria melalui siaran pers, Rabu (21/7).
Kompetisi ini menggunakan MERIT, sebuah game online yang menyimulasikan manajemen sebuah perusahaan konstruksi. Setiap tim, yang terdiri dari empat orang, ditugaskan untuk mengelola perusahaan konstruksi virtual sendiri.
Selama kompetisi, setiap tim diberikan data dan grafik untuk membantu tim menganalisis kinerja perusahaan, termasuk informasi klien, nilai kontrak, keuangan perusahaan, harga saham, investasi, omset, laba, nilai, overhead, staf dan agensi, kapasitas dan pelatihan biaya.
Sedangkan Al-Zahra menjelaskan, pada babak final, setiap anggota tim memegang peranan penting dalam perusahaan konstruksi simulasi. Masing-masing peranan tersebut adalah financial manager, overhead manager, estimating manager, dan construction manager.
Financial manager bertugas mengatur keuangan perusahaan konstruksi termasuk kegiatan investasi perusahaan. Lalu overhead manager bertugas meloloskan pekerjaan yang tersedia di pasar dalam tahap prekualifikasi dan menentukan jumlah staf yang dibutuhkan perusahaan.
Alfi melanjutkan, estimating manager bertugas untuk menghitung perkiraan biaya pekerjaan untuk dilanjutkan pada proses bidding pekerjaan dan juga bertugas untuk melakukan proses bidding pekerjaan. Lalu, construction manager bertugas mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam pelaksanaan proyek seperti project manager dan pekerja serta menghitung pengeluaran yang dibutuhkan serta keuntungan yang didapatkan dari proyek yang sedang dijalankan.
Annisa mengaku, banyak hal yang dipelajari selama bertanding di Global Student Challenge 2021, salah satunya team work. Menurutnya, bekerja dalam tim bukanlah hal yang mudah, karena banyak perbedaan pendapat untuk mencapai suatu keputusan selama lomba ini.
“Namun kami belajar bahwa semua pendapat perlu didengar, dan tidak semua pendapat harus dilaksanakan. Kami belajar untuk berdiskusi dengan efektif dan profesional untuk mendapatkan keputusan yang paling tepat untuk perusahaan konstruksi kami,” katanya.
“Kami juga banyak belajar tentang manajemen waktu, karena kami berempat memiliki kesibukan masing-masing seperti magang, kuliah, dan skripsi. Kami belajar untuk lebih memiliki toleransi dan disipilin terhadap waktu karena tidak banyak waktu di mana kami berempat benar-benar bisa berdiskusi bersama,” pungkasnya.
Kompetisi ini menggunakan MERIT, sebuah game online yang menyimulasikan manajemen sebuah perusahaan konstruksi. Setiap tim, yang terdiri dari empat orang, ditugaskan untuk mengelola perusahaan konstruksi virtual sendiri.
Selama kompetisi, setiap tim diberikan data dan grafik untuk membantu tim menganalisis kinerja perusahaan, termasuk informasi klien, nilai kontrak, keuangan perusahaan, harga saham, investasi, omset, laba, nilai, overhead, staf dan agensi, kapasitas dan pelatihan biaya.
Sedangkan Al-Zahra menjelaskan, pada babak final, setiap anggota tim memegang peranan penting dalam perusahaan konstruksi simulasi. Masing-masing peranan tersebut adalah financial manager, overhead manager, estimating manager, dan construction manager.
Financial manager bertugas mengatur keuangan perusahaan konstruksi termasuk kegiatan investasi perusahaan. Lalu overhead manager bertugas meloloskan pekerjaan yang tersedia di pasar dalam tahap prekualifikasi dan menentukan jumlah staf yang dibutuhkan perusahaan.
Alfi melanjutkan, estimating manager bertugas untuk menghitung perkiraan biaya pekerjaan untuk dilanjutkan pada proses bidding pekerjaan dan juga bertugas untuk melakukan proses bidding pekerjaan. Lalu, construction manager bertugas mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam pelaksanaan proyek seperti project manager dan pekerja serta menghitung pengeluaran yang dibutuhkan serta keuntungan yang didapatkan dari proyek yang sedang dijalankan.
Annisa mengaku, banyak hal yang dipelajari selama bertanding di Global Student Challenge 2021, salah satunya team work. Menurutnya, bekerja dalam tim bukanlah hal yang mudah, karena banyak perbedaan pendapat untuk mencapai suatu keputusan selama lomba ini.
“Namun kami belajar bahwa semua pendapat perlu didengar, dan tidak semua pendapat harus dilaksanakan. Kami belajar untuk berdiskusi dengan efektif dan profesional untuk mendapatkan keputusan yang paling tepat untuk perusahaan konstruksi kami,” katanya.
“Kami juga banyak belajar tentang manajemen waktu, karena kami berempat memiliki kesibukan masing-masing seperti magang, kuliah, dan skripsi. Kami belajar untuk lebih memiliki toleransi dan disipilin terhadap waktu karena tidak banyak waktu di mana kami berempat benar-benar bisa berdiskusi bersama,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda