Guru yang Tetap Menyalakan Semangat Belajar di Tengah Pandemi
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 10:34 WIB
“Kasian kalau kita sebagai guru tidak berusaha menyesuaikan dengan keadaan. Kalau orangtua siswanya kebetulan pintar, bisa ajarin anaknya. Tapi kalau orang tuanya kurang pengetahuan dan tidak bisa mengajarkan anaknya, ini kan yang kasihan siswanya. Makanya sebagai guru kita harus berusaha bagaimana pun caranya,” kata Ibu Guru Oni dengan penuh semangat.
Menaklukkan tantangan belajar jarak jauh juga dialami Melina Muhajah, Guru SDIT Rahmaniyah Depok.
Ia merasakan belajar secara online memiliki waktu yang lebih singkat. Namun ia mesti tetap mengejar target kurikulum.
"Tantangannya adalah bagaimana kita mencari solusi dalam keterbatasan karena waktu pembelajaran berkurang, sementara kita harus mengejar target kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, kita harus mencari pola komunikasi yang tepat dengan orang tua sebagai mitra di rumah dalam memantau belajar siswa,” tuturnya.
“Pandemi ini mengharuskan kita untuk terus berinovasi. Misalnya, ketika harus menyiapkan video pembelajaran, setelah menyiapkan videonya, kita juga harus ngoreksi hasil anak. Beda kalau tatap muka ketika anak-anak diberikan materi dan dikasih latihan, saat itu langsung dikoreksi dan dibahas, di sinilah tantangannya,” tutur guru yang akrab disapa Ibu Melly ini.
Begitulah perjuangan Oniwati dan Melina Muhajah, dua guru yang terus semangat mengajar di tengah keterbatasan di masa pandemi. Selain mereka berdua, tentunya masih banyak para guru yang saat ini terus berjuang demi mencetak generasi masa depan.
Sekolah juga merupakan faktor yang cukup besar dalam pembentukan karakter seseorang sebagai manusia. Namun semenjak Covid-19 aktivitas terhalang untuk belajar dan mengajar di sekolah. Sejak pandemi Covid-19 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sudah dilakukan secara daring atau online.
Memang hal ini tentu tidak mudah. Selain dari sisi guru, banyak siswa yang mengeluh, karena belajar seperti ini tak efektif. Mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyimak materi di layar monitor, belum lagi akses keterbatasan internet yang menghambat dalam belajar, terutama di daerah-daerah.
Sejalan dengan revolusi mental setiap guru diuji untuk berpikir kreatif dan berinovasi menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai perkembangan zaman.
Untuk itu, sudah seyogianya bapak dan ibu guru mendapatkan apresiasi atas dedikasinya tidak mengenal lelah dalam melakukan terobosan baru untuk terus mendidik anak anak Indonesia.
Menaklukkan tantangan belajar jarak jauh juga dialami Melina Muhajah, Guru SDIT Rahmaniyah Depok.
Ia merasakan belajar secara online memiliki waktu yang lebih singkat. Namun ia mesti tetap mengejar target kurikulum.
"Tantangannya adalah bagaimana kita mencari solusi dalam keterbatasan karena waktu pembelajaran berkurang, sementara kita harus mengejar target kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, kita harus mencari pola komunikasi yang tepat dengan orang tua sebagai mitra di rumah dalam memantau belajar siswa,” tuturnya.
“Pandemi ini mengharuskan kita untuk terus berinovasi. Misalnya, ketika harus menyiapkan video pembelajaran, setelah menyiapkan videonya, kita juga harus ngoreksi hasil anak. Beda kalau tatap muka ketika anak-anak diberikan materi dan dikasih latihan, saat itu langsung dikoreksi dan dibahas, di sinilah tantangannya,” tutur guru yang akrab disapa Ibu Melly ini.
Begitulah perjuangan Oniwati dan Melina Muhajah, dua guru yang terus semangat mengajar di tengah keterbatasan di masa pandemi. Selain mereka berdua, tentunya masih banyak para guru yang saat ini terus berjuang demi mencetak generasi masa depan.
Sekolah juga merupakan faktor yang cukup besar dalam pembentukan karakter seseorang sebagai manusia. Namun semenjak Covid-19 aktivitas terhalang untuk belajar dan mengajar di sekolah. Sejak pandemi Covid-19 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sudah dilakukan secara daring atau online.
Memang hal ini tentu tidak mudah. Selain dari sisi guru, banyak siswa yang mengeluh, karena belajar seperti ini tak efektif. Mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyimak materi di layar monitor, belum lagi akses keterbatasan internet yang menghambat dalam belajar, terutama di daerah-daerah.
Sejalan dengan revolusi mental setiap guru diuji untuk berpikir kreatif dan berinovasi menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai perkembangan zaman.
Untuk itu, sudah seyogianya bapak dan ibu guru mendapatkan apresiasi atas dedikasinya tidak mengenal lelah dalam melakukan terobosan baru untuk terus mendidik anak anak Indonesia.
tulis komentar anda