Mahasiswa Perlu Tahu, Ini Tips untuk Jadi Pengusaha di Usia Muda
Selasa, 05 Oktober 2021 - 01:57 WIB
Sementara produk jasa bisa disesuaikan dengan skill para mahasiswa yang memiliki nilai jual. Terakhir adalah produk digital, misalnya video tutorial yang dewasa ini semakin beragam.
“Rumus produk itu produknya unik atau berbeda. Karena mindset berbisnis adalah mending terlihat beda daripada terlihat lebih baik,” katanya melansir laman resmi UNS di uns.ac.id, Jumat (1/10/2021).
Kedua, riset pasar atau market. Riset pasar bisa dilakukan dengan mudah melalui internet. Hanya dengan memasukkan nama kota sebagai kata kunci, mahasiswa dapat memperoleh fakta baru mengenai kebutuhan pasar di wilayah tertentu.
Ketiga, mahasiswa harus memahami memahami konsep marketing. Didik merumuskan konsep marketing ke dalam tiga hal, yaitu BMT. “B” merupakan singkatan dari butuh, “M” adalah murah, dan “T” adalah terbatas.
Mahasiswa perlu memastikan bahwa produk yang mereka jual dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila produk tersebut termasuk ke dalam kebutuhan sekunder atau tersier, maka mahasiswa dengan daya kreatifitasnya dapat membuat calon pembeli merasa butuh untuk membeli produk yang ditawarkan.
Mahasiswa sebagai pengusaha juga dapat menawarkan produk ke pembeli dengan memberikan promo. Promo membuat produk yang dijual terkesan lebih murah. Selain menciptakan kebutuhan dan melakukan promo, mahasiswa sebagai pebisnis dapat membatasi jumlah produk yang dijual.
Pembatasan tersebut bisa dilakukan baik secara kuantitatif maupun waktu promo. “Kalau dari ketiga itu salah satunya ada yang tidak bisa, cacat bisnis kita,” pungkasnya.
“Rumus produk itu produknya unik atau berbeda. Karena mindset berbisnis adalah mending terlihat beda daripada terlihat lebih baik,” katanya melansir laman resmi UNS di uns.ac.id, Jumat (1/10/2021).
Kedua, riset pasar atau market. Riset pasar bisa dilakukan dengan mudah melalui internet. Hanya dengan memasukkan nama kota sebagai kata kunci, mahasiswa dapat memperoleh fakta baru mengenai kebutuhan pasar di wilayah tertentu.
Ketiga, mahasiswa harus memahami memahami konsep marketing. Didik merumuskan konsep marketing ke dalam tiga hal, yaitu BMT. “B” merupakan singkatan dari butuh, “M” adalah murah, dan “T” adalah terbatas.
Mahasiswa perlu memastikan bahwa produk yang mereka jual dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila produk tersebut termasuk ke dalam kebutuhan sekunder atau tersier, maka mahasiswa dengan daya kreatifitasnya dapat membuat calon pembeli merasa butuh untuk membeli produk yang ditawarkan.
Mahasiswa sebagai pengusaha juga dapat menawarkan produk ke pembeli dengan memberikan promo. Promo membuat produk yang dijual terkesan lebih murah. Selain menciptakan kebutuhan dan melakukan promo, mahasiswa sebagai pebisnis dapat membatasi jumlah produk yang dijual.
Pembatasan tersebut bisa dilakukan baik secara kuantitatif maupun waktu promo. “Kalau dari ketiga itu salah satunya ada yang tidak bisa, cacat bisnis kita,” pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda